Pangkalpinang Berita Geospasial - Dalam rangkaian kegiatan Geospatial Week di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Badan Informasi Geospasial (BIG) melaksanakan kegiatan Kuliah Umum bekerjasama dengan Universitas Bangka Belitung pada Selasa, 25 Juli 2017. Kuliah umum dilakukan oleh BIG untuk mensosialisasikan berbagai perkembangan terakhir tentang Informasi Geospasial (IG) di Indonesia kepada civitas akademika di berbagai daerah di Indonesia, terutama terkait dengan tanggungjawab BIG dalam melakukan pembinaan sumber daya manusia bidang IG, sesuai dengan amanah dalam UU No.4/2011 tentang IG.
Hadir dari Universitas Bangka Belitung (UBB) dalam kesempatan kuliah umum ini, Agus Hartoko, Wakil Rektor II yang juga merupakan Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial (PPIDS) UBB, beberapa Dekan dan Wakil Dekan, Dosen di lingkungan UBB, serta Mahasiswa UBB dari berbagai jurusan. Pelaksanaan kuliah umum di UBB dilaksanakan di Ruang Akuistik FMIPA UBB, dengan bertema “Penguatan Sumber Daya Manusia Informasi Geospasial Berbasis Kompetensi”.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor II UBB, Agus Hartoko, menyatakan bahwa merupakan sebuah kebahagiaan bagi civitas akademika UBB, pada hari ini Kepala BIG dapat memberikan kuliah umum, terlebih tema yang diangkat pada kesempatan kuliah umum ini adalah tentang pengembangan SDM, sebagai suatu materi yang tidak terlalu jauh dengan dunia akademis UBB. Agus juga mengharapkan kesempatan berharga ini dapat dimanfaatkan oleh semua pihak di UBB untuk dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki, sehingga ke depannya UBB bisa menjadi kampus yang diperhitungkan.
Sementara itu, Kepala BIG, Prof. Dr. Hasanuddin Z. Abidin, menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang besar, dan memiliki sumber daya alam serta sumber daya manusia yang luar biasa. Dalam mengelolanya, butuh penanganan khusus dan khas untuk membuat semua energi positif yang dimiliki bangsa kita ini dapat menjadi kekuatan yang maksimal, dan untuk melakukan hal tersebut, dibutuhkan informasi geospasial dalam mengelolanya, baik untuk level pemerintah daerah ataupun apalagi pemerintah pusat.
Hasanuddin memaparkan bahwa dalam rangka pembangunan nasional, saat ini sudah ada kebijakan pembangunan nasional dari Bappenas yang mengharuskan semua pengajuan pembangunan di daerah harus berbasis geospasial dan informasi geospasial sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam alur proses perencanaan pembangunan. Hal ini merupakan sebuah kemajuan dan keuntungan untuk para penggiat informasi geospasial di Indonesia, karena berarti secara nasional sumber daya manusia IG dibutuhkan oleh minimal pemerintahan daerah di seluruh wilayah Indonesia ataupun juga pemerintahan pusat.
Sejatinya informasi geospasial bisa dimanfaatkan oleh semua kalangan, baik di lingkungan pemerintahan, akademis, ataupun masyarakat, dalam pemanfaatan IG tersebut, BIG berperan untuk menyediakan Informasi Geospasial Dasar (IGD). IGD dalam hal ini peta dasar dibuat untuk kemudian menjadi dasar dari pembuatan berbagai peta tematik yang bisa dibuat oleh berbagai Kementerian atau Lembaga dan pemerintahan yang berwenang, sesuai dengan bidang kewenangannya masing-masing.
Sejalan dengan berbagai perkembangan di bidang informasi geospasial di Indonesia saat ini, perlu adanya sumber daya manusia yang mumpuni yang profesional, memiliki kecakapan teknis dan pendukung yang sesuai, dan lebih penting lagi adalah tersertifikasi. Sertifikasi merupakan sebuah syarat yang mau tidak mau menjadi nilai lebih bagi SDM bersangkutan, apalagi dengan diberlakukannya AFTA, maka pada beberapa waktu ke depan tenaga profesional dari berbagai negara khususnya di lingkungan ASEAN, bisa dengan mudah masuk ke Indonesia, sepanjang yang bersangkutan memiliki kompetensi dan sertifikasi yang sesuai dengan kebutuhan sebuah pekerjaan.
Ini merupakan sebuah tantangan bagi civitas akademika di Indonesia, dimana target pendidikan dan keahlian dari para lulusannya tidak lagi hanya disiapkan untuk hanya siap kerja di lingkungan Indonesia saja, tetapi harus juga menyiapkan supaya lulusannya bisa juga bersaing dengan tenaga profesional dari luar Indonesia, atau bahkan lebih jauhnya lagi adalah bisa bekerja juga di lingkungan negara lain.
Untuk itulah BIG bersama seluruh komponen bangsa saat ini berusaha untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam menghasilkan lulusan-lulusan sekolah atau perguruan tinggi yang kompeten, khususnya dalam bidang yang terkait dengan IG. Berbagai kegiatan FGD dengan berbagai pihak sudah dilakukan untuk menjembatani berbagai kondisi yang ada saat ini. Salah satunya adalah pembuatan kurikulum yang sesuai dengan kompetensi dari kebutuhan profesi yang sesuai dengan kondisi real di lapangan ke depannya, serta penguatan kelembagaan sertifikasi profesi IG yang dalam hal ini salah satunya adalah profesi surveyor di Indonesia.
Selain kegiatan kuliah umum, pada kesempatan Geospatial Week di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Universitas Bangka Belitung ini, juga dilakukan penandatanganan Berita Acara Serah Terima Aset dari BIG kepada UBB sebagai Pengelola PPIDS. Pengelola PPIDS adalah civitas akademik yang dipilih oleh Rektor UBB untuk menjalankan pengelolaan PPIDS di lingkungan UBB. Penandatanganan ini dilakukan dalam rangka pembangunan PPIDS di lingkungan UBB, dimana nantinya, UBB akan mendapatkan perangkat pendukung operasional sebuah PPIDS dari BIG, beserta berbagai paket pelatihan-pelatihan yang diperlukan. (DA/TR)