Bandung, Berita Geospasial - Indonesia adalah bagian dari Masyarakat Ekonomi ASEAN atau biasa disingkat dengan MEA, yaitu sebuah tatanan masyarakat yang mengutamakan daya saing ditingkat Asia Tenggara, yang diharapkan dapat mengimbangi berbagai potensi dominasi dari negara besar di Asia seperti Cina dan India. Pembentukan pasar tunggal MEA ini memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara, diharapkan dari rangkaian proses yang terjadi, hal ini bisa menjadikan daya saing dan kompetisi yang ada menjadi semakin kuat dan ketat.
Sejalan dengan perkembangan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya manusia (SDM) dalam menghadapi MEA, bertempat di ruang 3-101 Labtek IX C Gedung Geodesi ITB, Kepala BIG, Hasanuddin Z. Abidin, pada hari Sabtu, tanggal 25 Februari 2017, didaulat menjadi pembicara utama dalam acara “Surveyors Talk”. Acara Surveyors Talk ini merupakan acara diskusi tematis yang digagas oleh Himpunan Mahasiswa Geodesi ITB dalam rangka untuk melihat secara kongkret berbagai potensi implementasi dari keilmuan geodesi.
Tema dari acara Surveyors Talk yang dihadiri oleh para staf pengajar di lingkungan Geodesi ITB dan mahasiswa dari berbagai angkatan di Teknik Geodesi ITB ini adalah "Implementasi Keilmuan Geodesi dalam Industri dan Instansi serta Tantangan Profesi Geodesi di Masa Depan". Hadir sebagai pembicara selain Kepala BIG yang mewakili pihak institusi pemerintahan adalah : Nanang Henky Suharto, Direktur Eksekutif PT. Mahakarya Geosurvey dan Sofan Prihadi, Direktur Utama PT. Karvak Nusa Geomatika, sebagai pembicara yang mewakili pihak swasta.
Kepala BIG, Hasanuddin Z. Abidin, menyampaikan paparan terkait dengan status pembangunan IG di Indonesia saat ini. Paparan dimulai dengan pembahasan tentang data geospasial (DG) dan informasi geospasial (IG). Dimana sebuah data yang diolah akan menjadi informasi, informasi akan menghasilkan pengetahuan, dan dari pengetahuan akan timbulah kebijaksanaan (wisdom). Data yang dimaksud dalam bidang geospasial adalah data mengenai jarak, tinggi, kedalaman, koordinat, dan lain-lainnya.
Data-data tersebut di atas kemudian diolah berdasar standar pengerjaan yang sesuai, hingga akhirnya menghasilkan sebuah IG berupa Jaring Kontrol Geodetik (horizontal, vertikal, gaya berat, dan pasut), peta dasar, peta tematik, basis data, GIS, Geoportal, dan lain-lain. Untuk menghasilkan berbagai IG yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan, diperlukan berbagai bidang keilmuwan, diantaranya adalah bidang keilmuan geodesi.
Adapun menjadi narasumber dalam kegiatan Surveyors Talk ini dilakukan BIG sebagai bentuk pembinaan terhadap profesi terkait, sesuai dengan amanat dari Undang-undang No.4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial. Mengingat BIG merupakan lembaga pembina penyelenggara IG di Indonesia, maka sangat penting bagi BIG untuk melaksanaan sosialisasi dan pembinaan bagi para penyelenggara IG, baik dari kalangan akademisi, pemerintahan, maupun lemabaga terkait. Sehingga akhirnya akan tercipta IG yang akurat, berkualitas, dan dapat dipertanggung jawabkan. (DA/LR)