Bali, Berita Geospasial - Pada tanggal 20-21 Februari 2017 telah dilaksanakan pertemuan Informal Meeting for Joint Processing Data of JFS RI-RDTL 2016 antara Indonesia dan Republik Demokratik Timor-Leste (RDTL). Pada pertemuan yang dilaksanakan di Hotel Harper Denpasar Bali tersebut, tim Indonesia diketuai oleh Ade Komara Mulyana, Kepala Bidang Pemetaan Batas Negara-Pusat Pemetaan Batas Wilayah (PPBW) BIG, sedangkan tim RDTL diketuai oleh Lisualdo Gaspar, Direktur Asia Tenggara dan Oceania, Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama RDTL.
Pertemuan ini dilaksanakan sebagai rangkaian dari kegiatan Joint Field Survey (JFS) RI-RDTL yang rutin dilaksanakan oleh RI dan RDTL setiap tahunnya. Pada kegiatan JFS 2015 yang dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2015 yang lalu, telah dilaksanakan pemasangan pilar batas sebanyak 179 pilar, terdiri dari 80 pilar dipasang oleh pihak Indonesia dan 99 pilar dipasang oleh pihak RDTL. Namun demikian, karena adanya beberapa kendala di lapangan, 179 pilar yang telah terpasang tersebut baru dilaksanakan pengukuran GNSS pada bulan Agustus-Oktober 2016.
Berdasarkan hasil pengolahan data bersama yang dilakukan oleh tim Indonesia dan tim RDTL, pilar yang dipasang dan diukur oleh tim Indonesia semuanya dapat diproses dengan baik, sedangkan pilar yang dipasang dan diukur oleh tim RDTL beberapa tidak dapat dilakukan pemrosesan karena ada masalah pada data hasil pengukuran GNSS. Namun demikian tim RDTL menyatakan bahwa secepatnya akan menyelesaiakan kekurangan tersebut. Adapun koordinat pilar hasil pengolahan bersama ini nantinya akan dilaporkan dan dimintakan persetujuan pada forum Technical Sub-Committee on Border Demarcation and Regulation (TSC-BDR) Ke-29 yang direncanakan akan dilangsungkan pada bulan September 2017 di Indonesia.
Selain melaksanakan pengolahan data GNSS, pada pertemuan ini dibahas juga beberapa agenda antara lain terkait pembangunan infrastruktu di wilayah Mota Ain, rencana publikasi Peta Joint Border Mapping (JBM) RI-RDTL yang sempat tertunda, serta rencana pelaksanaan rangkaian kegiatan JFS Tahun 2017. Diharapkan dengan komunikasi intensif dengan pihak RDTL, serta koordinasi yang dilakukan jauh hari sebelumnya, beberapa agenda tersebut dapat dilaksanakan dan diselesaikan dengan baik pada tahun 2017 ini. Hasil pertemuan dan kesepakatan pada pertemuan ini kemudian dituangkan dalam minutes of meeting yang ditandatangani oleh ketua tim kedua negara, pada saat penutupan pertemuan. Semoga kegiatan ini menjadi awal yang baik untuk penyelesaian pemetaan kawasan perbatasan, khususnya pada perbatasan antara Indonesia dan RDTL. (AVB/LR)