Saat ini peran Informasi Geospasial (IG) semakin dirasakan pentingnya untuk mendukung banyak aktifitas manusia. Apalagi, IG memang sudah masuk dan merasuk ke hampir setiap rumah dan dan setiap insan yang melek teknologi. Hal ini menjadi peluang emas yang harus dimanfaatkan secara optimal oleh BIG sebagai penyelenggara IG di Indonesia, untuk lebih membumikan IG di negeri ini. Jika BIG mengerjakan sendiri semua pekerjaan IG di Indonesia jelas terlalu berat. Maka dari itu BIG banyak menggandeng pihak lain untuk bekerja sama mengerjakan IG, tentunya sesuai dengan standar yang ditentukan BIG. Salah satunya adalah dengan Institut Teknologi Nasional (ITENAS) yang pada Jumat 17 Februari 2017 lalu, telah datang berkunjung ke kantor BIG di Cibinong.
Rombongan dari ITENAS yang dipimpin oleh Dewi Karnia Sari, Wakil Rektor Perencanaan dan Kerja Sama ITENAS diterima langsung oleh Kepala BIG, Hasanuddin Zaenal Abidin, atau dikenal sebagai Prof. Hasan. Kepala BIG ditemani oleh Kepala Pusat Penelitian, Promosi dan Kerja Sama (PPKS) BIG, Wiwin Ambarwulan serta sejumlah pejabat dan staf dari sejumlah pusat teknis BIG. Pertemuan ini dilakukan untuk membahas langkah-langkah yang perlu dilakukan guna mengimplementasikan kerja sama yang sudah dilakukan BIG dengan ITENAS pada 13 Mei 2016 lalu di BIG.
Pada awal pertemuan, Prof. Hasan mengatakan bahwa untuk mengerjakan IG, BIG tidak bisa bekerja sendiri. Karena itu, BIG harus bekerja sama dengan bebagai pihak termasuk perguruan tinggi. Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) terkait pemetaan harus segera dibuat dan BIG tidak bisa membuatnya sendiri, harus melibatkan perguruan tinggi. “ITENAS kalau bisa mendirikan sekolah vokasi, D3, D2 atau bahkan D1, untuk mengejar kebutuhan SDM IG di negeri ini. Karena SDM adalah hal yang lama dan mahal. Kalo alat dan teknologi bisa beli dan impor, sedangkan SDM IG tidak bisa seperti itu”, ungkap Prof. Hasan.
Lebih lanjut, Prof. Hasan mengatakan bahwa perguruan tinggi termasuk ITENAS memiliki kelebihan, yakni adanya mahasiswa yang bisa dilibatkan dalam berbagai kegiatan survei pemetaan. Di BIG, Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang mengkoordinir adalah Pusat PPKS tetapi yang menandatangani adalah Eselon 2 dari pusat teknis yang bersangkutan. Pusat PPKS kemudian hanya memonitor pelaksanaan PKS. Prof. Hasan secara khusus berpesan agar pihak ITENAS harus proaktif, karena teman-teman dari BIG bebannya sangat tinggi sekali.
Wiwin Ambarwulan dalam paparannya mengatakan bahwa jika mau membuka Program Vokasi Kebumian, ITENAS bisa menggunakan Modul Sekolah Vokasi untuk Kebumian hasil kerja sama BIG dengan ITB. “Pada tahun 2016 sudah ada kegiatan dari Pusat PPRT yaitu kegiatan GCP dengan melibatkan ITENAS. Selama ini juga sudah ada kegiatan pemetaan yang melibatkan mahasiswa seperti kegiatan pengukuran GCP di Sumba Timur. Ke depan jika mahasiswa ITENAS mau magang atau PKL di BIG, tentu dipersilakan”, Wiwin menambahkan.
Sebelumnya, Dewi Karnia Sari dari ITENAS menyebutkan bahwa tujuan datangnya tim dari ITENAS ke BIG kali ini adalah untuk menyambung silaturahmi yang sebelumnya sudah terjalin. Dewi menyampaikan bahwa kedatangannya adalah untuk berkoordinasi terkait MoU dan PKS yang sudah ditandatangani pada bulan Mei 2016 lalu. PKS yang sudah dibuat antara lain tentang Pemanfaatan Informasi Geospasial untuk Pengelolaan Banjir dan Penyusunan Geodatabase Kebencanaan.
Sementara itu, Sekretaris Utama BIG, Titiek Suparwati memberikan instruksi dan masukan terkait tindak lanjut PKS antara BIG-ITENAS, yakni agar unit teknis di BIG menindaklanjuti PKS antara BIG-ITENAS. Terakhir, Titiek juga mengatakan bahwa BIG dan ITENAS harus mengadakan kegiatan yang bisa dilakukan dalam bentuk kegiatan penelitian bersama. Lalu bila ada mahasiswa ITENAS yang ingin melakukan kegiatan magang di BIG juga bisa mengirimkan surat ke BIG. (ATM/LR)