Cibinong, Informasi Geospasial. Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah yang signifikan. Untuk panjangnya saja, dari Sabang sampai Merauke, itu setara seperti dari Inggris ke Turki. Ada banyak negara di Benua Eropa yang dilewati. Anugerah ini mengakibatkan Indonesia dengan jumlah pulau by name by coordinate 13.466 pulau ini, menjadi salah satu negara besar. Disinilah, BIG berperan besar untuk memetakan seluruh wilayah NKRI baik darat maupun laut dengan berbagai skala.
Pekerjaan memetakan seluruh wilayah Indonesia, jika semuanya diserahkan kepada BIG semata untuk melaksanakannya, mustahil bisa segera dilaksanakan. Ini karena dari segi jumlah SDM dan lain sebagainya, banyak keterbatasan untuk mengerjakan semuanya sendiri. Makanya, BIG menjalin kerja sama dengan banyak pihak, diantara dengan Asosiasi Perusahaan Survei dan Pemetaan dan Informasi Geospasial (APSPIG). APSPIG sendiri telah sejak lama bergelut dengan pekerjaan IG sejak pendahulu BIG, Bakosurtanal. Tak ayal, simbiosis mutualisme antara BIG denngan APSPIG ini harus terus dijaga.
Salah satu bentuk silaturahmi BIG dengan APSPIG adalah datang berkunjungnya APSPIG menemui Kepala BIG serta sejumlah pejabat eselon I dan II BIGdi Aula Utama BIG pada Kamis, 5 Januari 2017. Kepala BIG Hasanuddin Z Abidin di awal pertemuan mengatakan bahwa ke depan, pekerjaan kita akan semakin banyak. Ini jelas merupakan tantangan tersendiri. Diantaranya adalah pelaksanaan One Map Policy, pemetaan desa serta pemetaan skala besar.
“Kalau APSPIG mogok, BIG akan kolaps. Ini karena pekerjaan BIG banyak dibantu APSPIG. Oleh karena itu, kerja sama BIG dengan APSPIG harus dijaga dengan baik. Ke depan, jangan ada pungutan-pungatan dari BIG. Ini dalam rangka menerapkan program transformasi BIG menjadi institusi bersih dan transparan.”, pesan Hasan.
Lebih lanjut, Hasan berpesan agar perusahaan perusahaan sesama anggota APSPIG jangan gontok- gontokan, karena pekerjaan sangat banyak, jadi harus profesional. Yang penting adalah manajemen SDM harus lebih profesional. Khawatirnya, jika perusahaan asing diijinkan masuk bersaing dengan perusahaan dalam negeri untuk mengerjakan pekerjaan IG di Indonesia, kedaulan Indonesia nanti tergadaikan.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian unek-unek dari para anggota APSPIG. Ketua APSPIG, Laksito, di awal-awal menyebutkan bahwa semakin ke sini, beban APSPIG makin berat dengan semakin banyaknya pekerjaan di BIG dan BNPN. Laksito berpesan kepada para anggota APSPIG agar jangan banting-bantingan harga. Nanti, hasilnya tidak akan maksimal karena biaya operasional tetap mahal.
Selanjutnya, para anggota APSPIG menyampaikan beragam permasalahan yang mereka alami selama berkecimpung dalam pekerjaan IG bekerja sama dengan BIG. Ada beberapa poin yang disampaikan, diantaranya adalah kepastian kontinyuitas pekerjaan karena terkait peralatan yang mahal dan SDM yang ada. Masukan dari mereka adalah software pengolahah data dan IG yang mahal, diupayakan nantinya diadakan open source software pemetaan untuk meminimalisir pengeluaran.
Komunkasi dua arah antara BIG dengan APSPIG terjadi dengan hangat dan bernuansa kekeluargaan. Tak terasa, dari alokasi waktu 2 jam, molor sampai 3 jam karena menyenangkannya komunikasi antara kedua belah pihak. Ke depan, dengan komunikasi yang efektif dan efisien antara kedua pihak, pekerjaan pemetaan di negeri ini yang akan semakin banyak akan lebih mudah untuk bisa dikerjakan.(ATM)