Rabu, 06 November 2024   |   WIB
id | en
Rabu, 06 November 2024   |   WIB
Monitoring dan Evaluasi Kedeputian IIG Tahun 2016

Cibinong, Berita Geospasial BIG – Tampuk kepemimpinan Kepala badan Informasi Geospasial (BIG) kini sudah beralih. Prof. Hasanuddin yang terhitung mulai tanggal 5 Desember 2016 menjabat sebagai Kepala BIG, memulai kinerjanya dengan melakukan monitoring dan evaluasi di setiap Kedeputiaan Badan Informasi Geospasial. Tepat tanggal 7 Desember 2016, bertempat di ruang rapat Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial (IIG), Kepala BIG berdiskusi dengan para pejabat tinggi di Kedeputian IIG yang dihadiri oleh Deputi IIG, Adi Rusmanto, Kepala Pusat Standardisasi dan Kelembagaan Informasi Geospasial (PSKIG), Dr. Suprajaka dan beberapa jajaran pejabat dan staf di bawah Kedeputian IIG.

Setelah Deputi IIG, Adi Rusmanto menyelesaikan paparan perkembangan yang terjadi di Kedeputian IIG, Kepala BIG memberikan masukan bahwasannya dalam penyusunan draft RSNI yang selama ini hanya dibahas dalam sebuah focus group discussion (FGD) kini coba untuk mengikutsertakan pihak akademisi seperti para dosen ITB, UGM dan UI. Dengan tetap ada perwakilan dosen di perguruan tinggi tersebut yang akan menyaring masukan/me-review draft RSNI tersebut.

Selain itu, pendidikan vokasi yang berkaitan dengan geospasial agar perlu ditingkatkan seperti pembicaraan yang telah dilakukan dengan Kepala BIG dengan Menristekdikti beberapa waktu lalu. Cara tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kebutuhan tenaga surveyor.

Pada pembangunan daerah, masih banyak terdapat pemimpin yang belum mengetahui sama sekali terkait informasi geospasial. Pihak IIG Badan Informasi Geospasial akan mengusulkan, demi pembangunan daerah yang lebih baik maka setiap calon kepala daerah yang akan berlaga pada Pilkada 2017 mendatang, harus memiliki  pengetahuan informasi geospasial, atau setidaknya “melek’ geospasial.

Banyaknya masyarakat yang mulai mengetahui seperti apa informasi geospasial, Kepala BIG berpesan publikasi data IG sedapat mungkin harus “nol rupiah” atau digratiskan sehingga dapat dimanfaatkan publik untuk menggerakkan roda ekonomi masyarakat, meningkatkan harkat dan martabat negara.

Kepala BIG berharap prinsip Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Mawas, Kerja Tuntas, dan Kerja Ikhlas dapat diserapi dan dijalankan oleh setiap lapisan karyawan di Badan Informasi Geospasial. Jika setiap lapisan karyawan BIG menjalankan prinsip kerja seperti itu, maka tidak mustahil instansi ini akan terus berkembang untuk memberikan kontribusi yang terbaik bagi pembangunan masyarakat dan bangsa Indonesia. (RB/ATM)