Aceh, Berita Geospsial BIG - Badan Informasi Geospasial (BIG) di hari ke-4 pasca gempa atau Sabtu (10/12) kembali menyelesaikan pemetaan cepat. Area yang berhasil dipetakan ada di dua gampong (bahasa Aceh untuk kampung), yaitu Gampong Lancang Timur dan Jiem-Jiem. Proses akuisisi data untuk pemetaan cepat dilakukan menggunakan pesawat udara nirawak (PUNA) yang difokuskan pada kawasan terdampak gempa dengan dikuatkan dengan pengamatan langsung di lapangan dan keterangan warga setempat.
Daerah yang dipetakan di Desa Lancang dipersempit pada Gampong Lancang Timur. Hasil pengamatan melalui pemotretan foto udara maupun secara langsung di lapangan, menunjukkan Gampong Lancang Timur dan sekitarnya secara sosial-ekonomi-budaya merupakan masyarakat nelayan dan petani tambak. Trauma bencana akibat tsunami yang mereka alami pada tahun 2004 lalu masih membekas kuat pada diri mereka. Hal ini menyebabkan kekhawatiran yang cukup serius setelah terjadinya gempa Rabu, 7 Desember lalu, dikhawatirkan akan terjadi tsunami. Secara keruangan, pola permukiman yang terbentuk adalah memanjang mengikuti garis pantai, dan posisinya sangat dekat dengan garis pantai tersebut, sehingga menyebabkan tingkat kerawanan bencana tsunami sangat tinggi. Hal ini diperparah dengan posisi gampong tersebut yang diapit oleh pantai dan tambak, tidak adanya jalan yang menjauh dari pantai, serta jauh dari lokasi yang lebih tinggi (perbukitan).
Di lokasi ini terdapat 9 rumah yang rusak berat akibat gempa kemarin. Pola kerusakan rumah yang dialami adalah sama, yaitu pondasi dan tembok rumah amblas ke dalam tanah sedalam kurang lebih 60 cm, lantai rumah pecah seolah terangkat, namun atap rumah masih utuh. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh konstruksi bangunan yang tidak tahan gempa dan material tanahnya yang dominan pasir. Rumah yang mengalami kerusakan tipe tersebut adalah rumah bantuan yang dibangun pasca terkena bencana tsunami 2004. Untuk menampung warga yang kehilangan tempat tinggal, telah dibangun posko pengungsian di Masjid Gampong Lancang.
Gampong lainnya yang dipetakan oleh BIG adalah Gampong Jiem-Jiem yang terletak di Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya. Gampong Jiem-jiem, secara umum masyarakatnya sebagai petani sawah, karena tanahnya relatif subur dan saluran irigasi tersedia dalam kondisi yang baik. Secara morfologi Gampong Jiem-jiem ini merupakan lembah yang dikelilingi oleh perbukitan. Hasil wawancara dengan penduduk menyatakan bahwa daerah ini sering terjadi gempa namun gempa kali yang paling besar dirasakan dan merusak bangunan. Kerusakan dominan di Gampong Jiem-Jiem adalah rusaknya tempat tinggal warga dan sarana umum. Sarana umum yang rusak berat diantaranya adalah sarana pendidikan mulai dari TK, SD, dan SMP, sehingga tidak dapat digunakan lagi sebagai tempat belajar mengajar. Kerusakan juga dialami di bangunan TPA dan masjid yang ada di Gampong Jiem-Jiem.
Sebelumnya, telah dilakukan juga koordinasi antara Badan Nasional Penanggualan Bencana (BNPB) sebagai koordinator, BIG, dan Universitas Gadjah Mada. Diharapkan koordinasi terkait akuisisi data akan terus ditingkatkan lagi guna mendapatkan hasil yang lebih optimal, yaitu hasil pemetaan yang cepat, akurat dan bermanfaat bagi seluruh pemangku kepentingan khususnya bidang kebencanaan. Hingga laporan ini disusun (9.53 WIB) masih terjadi gempa susulan dengan kekuatan 5,3 SR (BMKG). (Tim Survei dan Liputan : Dwi Maryanto, Farid Ibrahim, Mega Dharma Putra, Anggara Setya Bawana, diselaraskan oleh Tim Pemberitaan Geospasial BIG).
(Tim Survei dan Liputan : Dwi Maryanto, Farid Ibrahim, Mega Dharma Putra, Anggara Setya Bawana, diselaraskan oleh Tim Pemberitaan Geospasial BIG).