Aceh, Berita Geospasial BIG - Badan Informasi Geospasial pada Minggu (11/12) kembali memetakan kawasan terdampak bencana gempa Aceh yang terjadi pada Rabu (7/12) silam. Daerah yang dipetakan adalah sebagian Desa Paru Cot, Kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya dan sebagian Kecamatan Pante Raja, Kabupaten Pidie Jaya. Lokasi ini ditentukan berdasarkan hasil koordinasi BIG dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Sebagian Desa Paru Cot telah dilakukan pemotretan menggunakan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) pada Jumat (9/12) yang lalu yang dilanjutkan hingga Minggu (11/12). Proses yang diperlukan hanya dilakukan pemotretan darat untuk mempertajam pemetaan area terdampak bencana. Foto dengan menggunakan PUNA tidak akan memberikan gambaran yang begitu detail karena hanya tampak dari atas. Oleh karena itu, perlu didukung dengan dokumentasi survei ke beberapa titik yang representatif sebagai area terdampak bencana gempa Aceh.
Desa Paru Cot merupakan daerah dataran aluvial dekat pantai di sebelah timur dan dekat bukit di sebelah barat. Masyarakatnya bekerja sebagai petani tambak. Hasil analisis foto udara dan pengamatan langsung di lapangan menunjukkan bahwa kerusakan rumah yang ditimbulkan akibat gempa cukup merata hampir di seluruh gampong. Pada umumnya rumah mengalami rusak ringan berupa retak dinding, beberapa rumah mengalami rusak sedang, dan setidaknya terdapat 3 rumah runtuh. Kerusakan lainnya seperti rusaknya jalan karena terbelah di bagian tengah sepanjang jalan Paru Cot-Paru Keude. Kondisi ini diperparah oleh gempa susulan terjadi hari ke-3 dan ke-4 pasca gempa yang menyebabkan semakin lebarnya retakan badan jalan.
Lokasi pemetaan kedua di hari ke-5 pasca bencana adalah Desa Mesjid Pante Raja. Daerah ini dipilih untuk dipetakan karena menurut BNPB Kecamatan Pante Raja belum dipetakan dengan foto udara, dan merupakan daerah terdampak gempa bumi 7 Desember lalu. Desa Mesjid Pante Raja merupakan dataran aluvial, dimana di sebelah timur berupa laut (Selat Malaka) dan di sebelah selatan berupa Sungai Krueng Pante Raja. Hal ini selain mempunyai kerawanan terhadap tsunami juga banjir. Masyarakat Desa Mesjid Panteraja sejak Sabtu (10/12) sore telah mendirikan posko pengungsian yang difungsikan untuk beristirahat di malam hari, karena khawatir dengan gempa susulan. Kerusakan yang timbul di daerah ini didominasi oleh kerusakan infrastruktur seperti jalan dan sarana umum seperti masjid dan gedung sekolah. Kondisi rumah penduduk umumnya hanya mengalami rusak ringan berupa retak dinding dan lantai pecah. Sebagian kecil rumah warga juga mengalami kerusakan berupa tembok runtuh akibat kekuatan gempa yang hingga saat ini masih terjadi beberapa kali gempa susulan namun dengan intensitas kekuatan yang lebih kecil. Sebagian besar warga mengaku trauma sehingga untuk beberapa saat masih memilih bertahan di posko yang ada.
Setelah Tim BIG berkoordinasi dengan BNPB, diperoleh informasi bahwa pemetaan cepat dengan menggunakan PUNA telah dilakukan di seluruh kecamatan terdampak gempa meskipun dalam area yang dianggap sebagai pewakil. Hingga saat ini, hasil pemetaan cepat menggunakan PUNA pasca gempa yang telah dilakukan oleh BIG di Kecamatan Kembang Tanjong, Pidie; Kecamatan Bandar Baru, Pidie Jaya; dan Kecamatan Pante Raja, Pidie Jaya. Tim Pemetaan Cepat UGM-BNPB memetakan Kecamatan Meureudu, Tringgadeng, Ulee Gle, Kabupaten Pidie Jaya serta Kecamatan Samalanga, Bireuen. Peta-peta tersebut telah terkumpul di BNPB, sebagai salah satu data dan informasi yang bermanfaat dalam penanganan dampak bencana gempa di Pidie Jaya dan sekitarnya.
(Tim Survei dan Liputan : Dwi Maryanto, Farid Ibrahim, Mega Dharma Putra, Anggara Setya Bawana, diselaraskan oleh Tim Pemberitaan Geospasial BIG).