Surakarta, Berita Geospasial BIG - Dalam dekade terakhir ini permasalahan terkait lingkungan hidup semakin meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pembangunan di berbagai bidang yang kurang diimbangi degan pengelolaan lingkungan yang baik. Untuk mencegah dan menghambat laju penurunan kualitas lingkungan hidup, diperlukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang memadai. Terpeliharanya kualitas dan fungsi lingkungan hidup secara berkelanjutan menuntut tanggung jawab, keterbukaan dan peran serta masyarakat.
Salah satu unsur yang tidak kalah penting adalah tersedianya data dan informasi geospasial (IG) yang akurat sebagai dasar dalam merencanakan dan melaksanakan progam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang telah dicanangkan. Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai penyelenggara utama IG Dasar di Indonesia, sesuai dengan amanat yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang IG memegang peranan penting dalam memastikan ketersediaan data dan IG tersebut. Seiring dengan hal tersebut, pada Sabtu, 3 September 2016 diadakan Seminar Nasional dengan tema “Pemanfaatan Informasi Geospasial untuk Peningkatan Sinergi Pengelolaan Lingkungan Hidup” yang bertempat di The Alana Hotel and Convention Center, Surakata, Jawa Tengah.
Seminar Nasional ini diselenggarakan oleh Program Pascasarjana Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS). Acara ini diharidi oleh berbagai kalangan, yaitu para akademisi, peneliti praktisi maupun masyarakat umum. Hadir pada acara ini sekaligus menjadi pembicara kunci adalah Kepala BIG, Priyadi Kardono. Dalam paparannya Priyadi membahas terkait peranan BIG terkait penyediaan IG, produk-produk IG yang dikeluarkan BIG dalam pemanfaatan IG untuk peningkatan sinergi pengelolaan lingkungan hidup dan menjelaskan bagaimana Ina-Geoportal dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendukung untuk berbagi pakai IG, baik dari kementerian-kementerian maupun lembaga yang ada di dalamnya.
Priyadi menjelaskan bahwa penyelengggaraan IGD merupakan tugas dan tanggung jawab penuh BIG. Sementara, IG Tematik adalah wewenang dari walidata yang bersangkutan, sedang BIG disini berperan sebagai integrator sekaligus “filling the gap” atas IGT yang dihasilkan oleh K/L yang menjadi walidatanya. Dijelaskan pula bagaimana peran BIG dalam penyelenggaraan penataan ruang di Indonesia, yang sekarang ini bisa dilaksanakan secara tatap muka dan online, dan yang terkini adalah peran BIG dalam pengembangan Sistem Informasi Geospasial Desa (SIGDes).
“Kunci sukses pengelolaan sumberdaya alam adalah dengan menerapkan One Map Policy sebagai kebijakan yang mewajibkan K/L dalam penyelenggaraan IGT dengan menggunakan IGD yang diproduksi BIG sebagai referensi tunggal dalam penyelenggaraan IG Nasional”, pungkas Priyadi. Untuk mendukung One Map Policy (OMP) tersebut, dibutuhkan Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRGI) sebagai acuan posisi dan geometris IG, serta Peta Dasar sebagai acuan penyelenggaraan IG Tematik. Hal ini akan menghasilkan sinergi antar seluruh produk-produk IG penting untuk dilaksanakan.
Setelah sesi pembicara utama, acara dilanjutkan dengan sesi pembicara makalah umum yang juga berkaitan erat dengan isu lingkungan hidup. Diantaranya adalah Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian DAS Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Djati Witjaksono Hadi, dengan tema “Pengelolaan Lingkungan Hidup Berbasis Daerah Aliran Sungai”, dan makalah umum bertema “Peluang dan Tantangan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Pulau Jawa” dibawakan oleh Sugeng Priyanto selaku Kepala Pusat Pengendalian Pengebangan Ekoregion Jawa KLHK. Pada sesi makalah umum Djati Witjaksono menjelaskan rencana dan tujuan pengelolaan DAS dalam mendukung pengelolaan lingkungan hidup.
Pada akhir acara, diadakan diskusi kelompok yang terbagi menjadi 4 kelompok dengan tema makalah yang berbeda. Dengan diadakannya seminar nasional ini diharapkan proses pengambilan keputusan yang efektif, efisien, dan dapat diaplikasikan untuk berbagai sektor, dapat berjalan dengan lancar dengan adanya data dan informasi geospasial yang lengkap dan berkualitas baik. Salah satunya dalam rangka mendukung terciptanya lingkungan hidup yang sehat dan bersih demi kepentingan bersama. (HA/LR/TR)