Solo, Berita Geospasial BIG - Sistem Informasi Geospasial Desa menjadi salah satu produk unggulan inovasi pada Hakteknas ke-21 yang diselenggarakan di Solo Jawa Tengah. Sistem Informasi Geospasial Desa bersama dengan Program Satelit A3 LAPAN merupakan produk unggulan yang ditampilkan di Eye Catching Puncak Hakteknas yang diselenggarakan pada 10 Agustus 2016 di Komplek GOR Manahan Solo Jawa Tengah.
Pada kegiatan tersebut, Kepala BIG, Priyadi Kardono menjelaskan tentang Sistem Informasi Geospasial Desa atau dikenal dengan SIGDes. Sistem ini menampilkan informasi pembangunan desa dan kawasan perdesaan yang berbasis Sistem informasi Geografis. Salah satunya adalah Peta Desa yang merupakan dasar informasi dan sistem pendukung dalam pengambilan kebijakan di wilayah desa. Latar belakang dibangunnya SIGDes adalah mendukung nawacita pemerintah yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Pada penjelasannya di hadapan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani serta para undangan dari Kementerian/Lembaga dan instansi lain, Kepala BIG, Priyadi Kardono menjelaskan, pembangunan dari pinggiran atau desa merupakan program nasional. Jumlah Desa di Indonesia saat ini 74.754 Desa dan 8430 Kelurahan. BIG sudah melakukan delineasi batas desa sejumlah 1.612 Desa/Kelurahan atau 1,94 % dari Seluruh Wilayah Indonesia. Direncanakan tahun 2016 – 2020 untuk delineasi batas desa 27.715 Desa/Kelurahan atau 33% dari seluruh wilayah Indonesia.
Selanjutnya Kepala BIG, Priyadi Kardono menjelaskan saat ini BIG bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membuat Sistem Informasi Geospasial Desa (SIGDes) untuk mendukung model desa berdikari di Provinsi Jawa Tengah. Terdapat 100 Desa berdikari sebagai pilot project dengan target membangun “Desa Mandiri Benih” (48 Desa), dan desa pesisir (34 Desa). SIGDes ini merupakan bagian dari program nasional Kebijakan Satu Peta (KSP). Sistem ini berbasis Nomor Induk Kependudukan untuk sektor permukiman, pertanian, kebutuhan energi, penanganan kemiskinan dan pengembangan dan monitoring infrastruktur desa. SIGDes ini telah diimplementasikan pada 4 desa berdikari di Jawa Tengah yaitu Desa Jambu Kab. Semarang, Desa Kaloran Kab. Temanggung, Desa Punjulharjo Kab. Rembang dan Desa Karangbener Kab. Kudus. Model yang telah diterapkan pada Provinsi Jawa Tengah ini dapat pula diterapkan pada daerah lain di Indonesia untuk percepatan pembangunan Desa. Setelah berkunjung atau mendapat penjelasan dari masing-masing inovasi unggulan tersebut, Menko PMK Puan Maharani beserta rombongan meninjau stand pameran.
Pada kegiatan kunjungan ke stand pameran, Stand BIG mendapat kunjungan dari Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan. Pada kesempatan tersebut Ahmad Heryawan mencoba melihat hasil pemotretan udara wilayah Bandung Utara dengan menggunakan kacamata 3D. Gubernur Jawa Barat mendapat penjelasan dari pemandu stand mengenai proses pemetaan skala besar serta SIGDesa yang dipamerkan secara rinci di stand BIG. Kegiatan pameran Ritech Expo yang berlangsung dari 10-13 Agustus 2016, menampilkan infografis tentang SIGDes, Pemetaan Skala Besar, Wahana UAV untuk mendukung pemetaan serta yang menarik adalah Peta Taktual NKRI skala 1 : 3.500.000 yang terbuat dari tembaga. Peta ini merupakan peta untuk kebutuhan khusus (tunanetra) dengan keterangan dalam tulisan braile.
Pada pameran tersebut setiap harinya lebih dari seratus pengunjung dari berbagai kalangan mengunjungi stand BIG, diantaranya Kementerian/Lembaga, TNI, Pemerintah Daerah, Mahasiswa/Pelajar dan masyarakat umum. Pada kegiatan ini BIG memberikan produk-produk BIG diantaranya Peta NKRI, buku-buku dan peta-peta serta souvenir lainnya. (YI/TR)