Berita Geospasial – Badan Informasi Geospasial (BIG) pada tanggal 20 Mei 2016 lalu turut memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada hari Jumat dengan melakukan upacara bersama. Upacara yang dilangsungkan di Lapangan BIG diikuti oleh seluruh jajaran pejabat dan staf BIG. Bertindak sebagai pembina upacara adalah Kepala BIG, Priyadi Kardono.
Pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke-108 ini, Priyadi Kardono membacakan pidato dari Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara. “Sejak diproklamirkannya kemerdekaan, kita bangsa Indonesia telah berjanji dan berketetapan hati bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini adalah harga mati yang tidak dapat ditawar-tawar lagi dalam kondisi dan keadaan apapun”, ungkapnya.Menjadi kewajiban seluruh komponen bangsa Indonesia secara konsisten untuk menjaga, melindungi dan memelihara tegaknya NKRI dari gangguan apapun, baik dari dalam maupun dari luar dengan cara menerapkan prinsip dan nilai-nilai nasionalime dalam kehidupan sehari-hari.
Bahkan melalui kemajuan teknologi digital, ancaman radikalisme dan terorisme, misalnya, mendapatkan medium baru untuk penyebaran paham dan praktiknya.Selain itu, Indonesia juga menghadapi permasalahan ketahanan bangsa secara kultural. “Oleh karena itu tema ‘Mengukir Makna Kebangkitan Nasional dengan Mewujudkan Indonesia yang Bekerja Nyata, Mandiri dan Berkarakter’ yang diangkat untuk peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 2016 ini sangat penting bagi bangsa Indonesia”, tandas Priyadi.
Kini bukan saatnya lagi mengedepankan hal-hal sekadar pengembangan wacana yang sifatnya seremonial dan tidak produktif. Kini saatnya bekerja nyata dan mandiri dengan cara-cara baru penuh inisiatif,Indonesia harus membiasakan yang benar dan bukan sekadar membenarkan yang biasa. “Mari bangun proses-proses yang lebih transparan. Mari berikan layanan tepat waktu sesuai jangka waktu yang telah dijanjikan”, ajak Priyadi. Pada akhir amanatnya disampaikan agar peringatan Hari Kebangkitan Nasional dapat memperbarui semangat Trisakti, yaitu : berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Upacara yang dimulai sejak pukul 07.30 WIB tersebut kemudian diteruskan dengan peluncuran budaya BIG, yang diinisiasi oleh para Agent of Change, dengan diwakili oleh Suprajaka, Kepala Pusat Standarisasi dan Kelembagaan IG (PSKIG) dan Khafid, Kepala Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan IG (PPIG) BIG. Diungkapkan bahwa budaya BIG adalah Intergritas, Kolaborasi, Profesional, Work Smart, dan Adaptif. Budaya BIG ini diharapkan menjadi pedoman/panduan bagi karyawan BIG untuk bekerja sesuai prosedur dan Standar Operasional (SOP) yang ditetapkan.
Adapun integritas berarti menjunjung tinggi nilai kejujuran dan etika dalam segala aktivitas. Kemudian Kolaborasi itu mampu bekerja sama dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Profesional mampu mengerjakan seluruh pekerjaan sesuai profesi yang dimiliki dengan kompetensi yang tinggi.Work Smart, berarti bekerja dengan mengutamakan prioritas secara efektif dan efisien. Sementara adaptif berarti memiliki kemampuan untuk mudah beradaptasi/menyesuaikan diri terhadap perubahan dan perkembangan lingkungan strategis.
Kemudian upacara diteruskan dengan pemberian medali kepada para Agent of Change terpilih yang diharapkan mampu menyebarkan unsur-unsur budaya BIG di unit kerjanya masing-masing. Peluncuran budaya kerja didukung pula dengan penampilan apik dari tim paduan suara yang membawakan lagu Bangkit BIG-Ku, ciptaan Khafid, yang merupakan gubahan dari lagu Kebyar-Kebyar, ciptaan Gombloh.
Tidak hanya sampai disitu, setelah upacara ditutup, para peserta upacara kemudian diminta untuk memberikan cap tangannya di tempat yang telah disediakan. Cap tangan ini dilakukan sebagai bentuk komitmen dari seluruh warga BIG untuk turut serta dan mendukung pelaksanaan budaya BIG agar terciptanya lingkungan kerja yang semakin baik ke depannya. Selain itu, disediakan pula photobooth yang bisa digunakan untuk berfoto bersama, dengan hasil foto yang bisa langsung didapatkan.
Semoga semangat dan antusiasme seluruh jajaran pejabat dan staf BIG yang telah mumbubuhkan komitmennya berupa cap tangan ini bisa terpatri dan mengendap dalam budaya diri masing-masing, karena unsur yang paling dasar dan penting dalam suatu organisasi adalah anggotanya. Bila semua anggota mampu mengamalkan budaya BIG dengan baik, niscaya BIG juga akan lebih baik lagi ke depannya. (YU-LR)