Rabu, 06 November 2024   |   WIB
id | en
Rabu, 06 November 2024   |   WIB
Budaya Larung, Kearifan Lokal yang Menutup Hakteknas 2015

Jakarta, Berita Geospasial BIG - Gelaran hasil riset, teknologi dan inovasi anak bangsa berbagai bidang diselenggarakan setiap tahun. Gelaran ini dikemas dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) yang disebut sebagai Research and Technology Expo (Ritech Expo). Hakteknas sendiri diperingati setiap tanggal 10 Agustus berdasarkan Kepres No. 71 Tahun 1995. Tanggal itu juga memiliki makna historis lainnya dimana pada tanggal tersebut dilaksanakan penerbangan perdana pesawat N-250. Sebagai momentum tonggak sejarah upaya panjang sejumlah ilmuwan Indonesia untuk menjadikan bangsa ini sebagai bangsa terhormat di dunia. Ritech expo diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari Kementerian/Lembaga, Daerah, Perguruan Tinggi, hingga Swasta.

Sebagai salah satu bentuk perwujudan dari program pemerintah Nawa Cita dalam mewujudkan kedaulatan pangan, energi dan Indonesia sebagai poros maritim dubia, maka Ritech Expo tahun 2015 ini memiliki tema "Inovasi Iptek untuk Daya Saing Bangsa" dengan sub tema : Pangan, Energi, dan Maritim. Ada beberapa rangkaian kegiatan yang diselenggarakan pada Hakteknas 2015. Mulai dari seminar nasional, lomba menulis, Ritech Expo, hingga puncaknya diselenggarakan di Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) pada Senin, 10 Agustus 2015, dimana pada kesempatan itu diadakan berbagai prosesi sekaligus menutup acara Hakteknas 2015.


Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) yang dikoordinasikan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) turut berpartisipasi dalam rangkaian acara hakteknas tersebut. Partisipasi BIG salah satunya dengan turut serta dalam Ritech Expo 2015 yang digelar di Parkir Timur Senayan pada 7-10 Agustus 2015. Tak hanya itu, pada acara puncak sekaligus penutupan Hakteknas, Kepala BIG, Priyadi Kardono juga turut menghadiri sebagai tamu undangan. Pada acara penutupan tersebut, hadir sebagai tamu undangan adalah Presiden RI ke-3 B.J. Habibie; Menteri Koordinator Bidang Maritim Indroyono Soesilo; Menristek dan Dikti Mohamad Nasir; Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi  Yuddy Chrisnandy; Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Ade Supandi; beserta segenap Kepala LPNK Kemenristek dan Dikti, seperti Kepala LAPAN, LIPI, BSN, BPPT, dan lain-lain. Kolinlamil Tanjung Priok dipilih sebagai lokasi diadakannya puncak acara terutama untuk menekankan pentingnya kemaritiman.

Pada pukul 10.00 acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama seluruh hadirin dan pembacaan doa. Kemudian disusul dengan laporan penyelenggaraan Hakteknas yang ke-20 ini oleh Menristek dan Dikti, Mohamad Nasir. Pada kesempatan itu Nasir menyampaikan laporannya terkait beberapa rangkaian acara dalam Hakteknas 2015 ini, antara lain : pembangunan Pabrik Enzym yang didirikan oleh PT. Petrosida Gresik, dimana saat ini  telah mencapai 95%, sebagai tindak lanjut National Innovation Forum pada 13 April 2015 lalu. Nasir mengungkapkan bahwa pabrik ini menerapkan teknologi yang dihasilkan oleh BPPT. "Saya yakin jika hasil penelitian para ilmuwan dapat diterapkan oleh industri akan mendatangkan kebanggaan dan semangat untuk berkarya lebih besar lagi," tandasnya.

Nasir juga mengutarakan laporan terkait pelaksanaan Seminar Nasional yang telah diselenggarakan di Gedung  BPPT pada 3 Agustus 2015 dengan tujuan untuk menyampaikan perkembangan terakhir teknologi Pangan, Energi dan Maritim di Indonesia. Disampaikan pula bahwa pada tanggal 4 Agustus telah diselenggarakan Rapat Koordinasi Nasional Iptek yang dilaksanakan di Gedung BPPT untuk mengkoordinasikan seluruh sumberdaya Iptek dan program Iptek agar dapat mendukung prioritas pemerintah di bidang Pangan, Energi dan Maritim. "Untuk menunjukkan capaian hasil litbang teknologi nasional terkini, kita juga menyelenggarakan Ritech Expo di Lapangan D Senayan mulai taggal 7-10 Agustus 2015. Disamping itu kita juga menyelenggarakan pameran di Gedung ICE BSD pada tanggal 1-9 Agustus", imbuh Nasir. Seminar dan Pameran di ICE tersebut diprakarsai oleh Sinar Mas Group, Gramedia Group dan Bisnis Innovation Center dengan tujuan mempertemukan antara inventor-inovator-investor.


Kemudian acara dilanjutkan dengan penyerahan anugerah IPTEK dan penyerahan buku 20 karya unggulan teknologi. Ada 5 macam anugerah yang diberikan kepada pegiat Iptek yang berprestasi. Pertama, Labdakretya, yaitu penghargaan bagi masyarakat akar rumput yang menghasilkan inovasi teknologi. Kedua, Prayogasala, penghargaan bagi unit penelitian yang paling unggul ditinjau dari hasil risbang dan pengelolaanya. Ketiga, Widyapandegatama, penghargaan bagi Kementerian atau Lembaga yang aktif memanfaatkan teknologi ciptaan anak bangsa. Keempat, Budhipura, penghargaan bagi provinsi yang inovatif menghasilkan inovasi terutama yang berkaitan dengan Iptek. Kelima, Budhipura Kencana, penghargaan bagi Pemerintah Daerah Provinsi yang sudah Mandiri dalam menerapkan Sistem Inovasi Daerah (SIDa).

Sementara Buku 20 Karya Unggulan merupakan buku yang berisi teknologi karya anak bangsa pilihan yang menunjukkan kehebatan secara akademis dan potensi ekonomi. Buku ini dibuat agar teknologi yang potensial ini dikenal oleh calon investor dan menjadi referensi bagi pegiat Iptek serta menjadi penghargaan bagi pencipta teknologi bersangkutan. Acara berikutnya adalah arahan dari Kemenko Maritim dan video conference. Video conference dilaksanakan dengan PT. Elnusa di Balikpapan selaku pemilik Eco Green Maintenance Barge; Tongkang Akomodasi Kerja Berkonsep Hemat Energi dan Ramah Lingkungan untuk menunjang Operasi Hulu Migas. Tongkang ini dirancang dan dibangun oleh putra-putri Indonesia di dalam negeri. Video conference juga dilakukan dengan Bupati Penajam yang sedang mempersiapkan tempat bagi pembangunan Pusat Penelitian Kelautan bersama dengan Kementerian Koordinasi Kemaritiman, dan Kementerian Ristekdikti serta BPPT.

Setelah itu dilaksanakan Prosesi Budaya Larung yang merupakan kearifan lokal para nelayan. Upacara ini disamping merupakan bentuk dari doa, juga merupakan simbol bahwa kemajuan teknologi tidak meninggalkan budaya asli Nusantara. Dengan dilaksanakannya budaya larung ke Laut Lepas di Tanjung Priok, maka prosesi tersebut pun berakhir. Para undangan kemudian melakukan peninjauan Rigel 933 dan penyerahan jaket TNI-AL. Menyusul setelahnya adalah peluncuran Baruna Jaya IV dan Bawal Putih III, yang sekaligus mengakhiri rangkaian acara pada hari itu. Melalui rangkaian acara ini diharapkan riset di Indonesia semakin mendapatkan tempat di masyarakat maupun investor. Sebagaimana disampaikan Menristek dan Dikti bahwa hambatan terbesar kemajuan inovasi adalah kurangnya sifat entrepreneur. Diperlukan iklim inovasi yang sifatnya lintas kementerian untuk memperkuat Program Teknopreneur. Dengan iklim inovasi yang lebih baik maka intrepreneur di bidang IPTEK akan berkembang pesat. (LR/TR)