Surabaya, Berita Geospasial BIG - Tantangan kebutuhan pembangunan nasional dewasa ini semakin berat terutama tuntutan konflik pemanfaatan ruang. Pembangunan wilayah penyangga kota dan pembangunan wilayah perdesaan merupakan upaya pemerintah untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan secara nasional. Pembangunan nasional tentunya harus didukung data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, termasuk di dalamnya data dan informasi geospasial. Dalam mencerdaskan masyarakat Indonesia, BIG melakukan berbagai upaya antara lain melalui roadshow geospasial, workshop, kuliah umum dan sebagainya untuk menekankan pentingnya informasi geospasial untuk pengembangan kecerdasan spasial.
Adalah pada Kamis, 28 Mei 2015 di Kampus Universitas Negeri Surabaya (UNESA) di Surabaya Jawa Timur diselenggarakan Kuliah Umum dan Penandatanganan Kerja Sama antara BIG dengan UNESA. Di hadapan sekitar 200 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geosgrafi UNESA Surabaya, Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), Priyadi Kardono menyampaikan bahwa Informasi Geospasial sekarang sudah merupakan bagian dari RPJMN 2015-2019 yang tertuang dalam Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (2015 - 2019) Bidang Wilayah dan Tata Ruang, Sub. Bidang Informasi Geospasial.
Selanjutnya Priyadi mengatakan, aspek informasi geospasial (IG) dalam Nawacita dan RPJMN 2015-2019 dibutuhkan dalam berbagai bidang. IG yang andal dan dapat dipertanggungjawabkan bersama dengan data statistik dibutuhkan untuk mendukung perencanaan penataan ruang dan pengelolaan pertanian serta mendukung pertumbuhan wilayah perbatasan, terdepan dan tertinggal, mitigasi bencana/risiko bencana, mengatasi konflik sosial, pembangunan cepat perdesaan dan perkotaan, Kawasan Pengembangan Ekonomi, Transmigrasi serta arahan perencanaan pengembangan pulau dan provinsi. Hal ini tentunya bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antar daerah serta percepatan kemakmuran rakyat sesuai dengan tujuan nasional.
Permasalahan IG Nasional adalah tingginya kebutuhan akan data geospasial (DG) dan IG, sehingga perlu diantisipasi dengan jaminan ketersediaan DG dan IG Nasional yang akurat dan sesuai dengan standar. Saat ini pemanfaatan DG dan IG pada proses penyusunan rencana pembangunan dan kebijakan publik masih belum optimal, hal ini terkait dengan beberapa aspek diantaranya: koordinasi, produksi, distribusi, pemanfaatan serta sumberdaya manusia (SDM), kelembagaan, IPTEK dan industri IG.
Kebutuhan SDM IG Nasional adalah untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Untuk jangka pendek kebutuhan IG diantaranya adalah untuk memenuhi penyusunan RTRW, Penyusunan Rencana Detil Tata Ruang. Kebutuhan IG untuk jangka menengah diantaranya adalah untuk memenuhi ketersediaan IG Dasar dan IG Tematik. Sedangkan untuk jangka panjang kebutuhan IG mencakup updating IG dan pemanfaatannya serta untuk mendidik masyarakat umum mengenai geografi. Prakiraan kebutuhan SDM IG Nasional adalah 27.500 orang belum termasuk kebutuhan SDM untuk industri IG seperti perusahaan minyak, pertambangan, GIS dan lainnya. Pengguna IG terus berkembang dan bertambah sehingga kebutuhan SDM IG semakin besar. Saat ini jumlah SDM IG sangat kurang dari yang dibutuhkan. Sekarang penghasil SDM IG diantaranya Universitas dan SMK Surta/Geomatika. Lulusan Universitas dan SMK tentunya perlu dibekali untuk peningkatan kualitas sehingga siap bekerja dan bersaing. Untuk itu Kepala BIG, Priyadi Kardono mengajak Sekolah/Universitas bersama menyiapkan sumberdaya manusia IG yang berkualitas untuk membangun negeri dan berkompetisi di level internasional. (YI/TR)