Selasa, 26 November 2024   |   WIB
id | en
Selasa, 26 November 2024   |   WIB
BIG Tingkatkan Kecerdasan Geospasial Bagi Guru Geografi Se-Indonesia

Cibinong, Berita Geospasial BIG - Informasi Geospasial digunakan dalam hampir semua pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aspek keruangan. Akan tetapi sebagian besar masyarakat belum memiliki kemampuan yang memadai dalam pemanfaatannya. Oleh karena itu peningkatan kapasitas sumberdaya manusia (SDM) secara nasional perlu ditingkatkan untuk menyiapkan generasi muda yang memiliki wawasan dan kecerdasan geospasial yang lebih baik di masa yang akan datang. Peningkatan kapasitas SDM ini dapat ditempuh melalui peningkatan kapasitas guru geografinya.

Berkaitan dengan hal tersebut, Badan Informasi Geospasial (BIG) bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Institut Teknologi Bandung (ITB) mengadakan Workshop Geospasial untuk Guru Geografi Se-Indonesia dengan tema "Peningkatan Kecerdasan Geospasial Melalui Pembelajaran Geografi". Acara yang berlangsung pada Jumat, 24 April 2015 tersebut diselenggarakan di Balai Diklat Geospasial BIG. Hadir untuk membuka acara workshop pada hari itu adalah Wiwin Ambarwulan Kepala Pusat Penelitian, Promosi, dan Kerja Sama (PPPKS) BIG.

Dalam sambutannya Wiwin mengungkapkan bahwa workshop untuk guru ini penting dilaksanakan, mengingat guru merupakan salah satu sosok yang membentuk jiwa dan kepribadian seseorang dari awal. Dengan meningkatkan kualitas guru atau tenaga didik, maka kualitas murid juga akan meningkat. Wiwin, yang juga adalah salah satu Widyaiswara di BIG menjelaskan bahwa pengajar yang baik tidak akan berhenti belajar. Seiring kemajuan jaman dan perkembangan teknologi, banyak perubahan-perubahan baru yang harus selalu diikuti dan dipelajari agar tidak ketinggalan jaman. "Sebagai guru geografi juga harus lebih cerdas secara spasial agar dapat menguasai materi, sehingga menjelaskan ke anak didik juga mudah", ujar Wiwin.

Acara workshop terdiri dari 2 bagian, penjelasan terkait pemetaan Rupabumi Indonesia (RBI) serta cara membaca peta. Materi tentang pemetaan RBI diberikan oleh Aji Putra Perdana dari Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim (PPRT) BIG. Aji mengajak para peserta untuk mengenal apa itu geospasial, dan berpikir secara geospasial. Ia memaparkan pentingnya kecerdasan geospasial dimiliki setiap orang. Selain dapat membantu dalam memecahkan masalah terkait keruangan bumi, juga dapat menjadi dasar dalam mengambil suatu keputusan/kebijakan terkait orang banyak dan lokasi yang luas. "Ada 7 konsep yang terkandung dalam roda geografi, yaitu : tempat, ruang, perubahan, skala, lingkungan, berkelanjutan, dan saling terkoneksi/berhubungan", papar Aji.

Pada kesempatan itu Aji juga menjelaskan tentang jenis Informasi Geospasial (IG), yang terdiri dari IG Dasar dan IG Tematik.  Bentuk dari IG Dasar adalah peta dasar dan jaring kontrol geodesi, sementara untuk IG Tematik contohnya seperti peta sumberdaya alam, peta rawan bencana, peta ekoregion, dan peta-peta lain dengan tema tertentu. Lalu dijelaskan pula tentang apa itu dan pentingnya toponim dalam pemetaan Indonesia. Toponim adalah nama tempat di muka bumi. Toponim meliputi berbagai unsur topografi di muka bumi, baik gunung, bukit, lembah, sungai, danau, pulau, dan lain-lain. Kumpulan dari berbagai toponim tersebut disebut gazetter. BIG (sebelumnya bernama Bakosurtanal) telah menerbitkan buku berjudul : Gazetteer : Nama-Nama Pulau & Kepulauan di Indonesia pada tahun 1992, yang berisi panduan lengkap tentang toponim pulau dan kepulauan Indonesia secara lengkap. Pada kesempatan itu dijelaskan juga proses pemetaan RBI dan alat yang digunakan.

Setelah penjelasan terkait pemetaan RBI, dilanjutkan dengan paparan tentang membaca peta dari Endang, salah seorang Widyaiswara BIG. Endang menjelaskan apa itu peta, komposisi peta, dan cara membaca peta. "Pada umumnya ada 2 macam data di atas permukaan bumi, yaitu data visual dan data spasial", terang Endang. Data visual hanya memberikan kenampakan obyek, tetapi setiap obyek  tidak miliki nilai koordinat. Sementara data spasial (keruangan) diwujudkan dalam bentuk peta, dan setiap obyek memiliki nilai koordinat yang pasti dalam sistem tertentu.

Berikutnya adalah komposisi peta RBI. Peta terdiri atas isi peta dan informasi tepi peta. Isi peta berisi semua unsur-unsur yang ada di lokasi yang dipetakan, baik unsur alam maupun unsur buatan manusia. Sementara informasi tepi peta terdiri atas : judul dan nomor lembar peta, petunjuk letak peta, diagram lokasi, penerbit dan pembuat peta, riwayat peta, dan lain-lain. Endang kemudian menjelaskan bagaimana cara membaca peta kepada para peserta, dan hal-hal penting yang berkaitan dengan skala peta. Pada workshop ini BIG memberikan peta RBI secara cetak dan digital, serta buku geospasial kepada para peserta. Dengan 'melek peta' sejak dini, maka cerdas spasial akan mudah diwujudkan. (LR/TR)