Selasa, 26 November 2024   |   WIB
id | en
Selasa, 26 November 2024   |   WIB
One Map Policy Dukung Pengawasan dan Pengelolaan Lingkungan

Bandung, Berita Geospasial BIG - Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April 2015, Badan Informasi Geospasial (BIG) bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) menyelenggarakan rangkaian acara terkait dengan Hari Bumi. Salah satu rangkaian acara tersebut adalah Studium General yang dilaksanakan pada Rabu, 22 April 2015 bertempat di Aula Barat, Institut Teknologi Bandung. Hadir sebagai pembicara utama dalam kuliah umum ini Kepala BIG, Priyadi Kardono. Dalam kuliah umum yang dihadiri kurang lebih 200 peserta yang terdiri dari guru-guru geografi se-Indonesia dan juga mahasiswa ITB ini, Priyadi menyampaikan paparan dengan tema "Peran Informasi Geospasial untuk Mendukung Pelestarian Lingkungan".

Kemudian bagaimana peran Informasi Geospasial dalam mendukung penyelesaian permasalahan lingkungan tersebut? Kepala BIG mengatakan bahwa "Kebijakan Satu Peta" atau yang lebih dikenal dengan "One Map Policy" diyakini akan dapat mendukung kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien termasuk di dalamnya pengawasan dan pengelolaan lingkungan. Deforestasi yang tidak terkendali salah satunya adalah karena tidak tersedianya peta atau informasi geospasial yang terintegrasi pada setiap kementerian dan lembaga, sehingga terjadi tumpang tindih dalam pemberian ijin usaha. Permasalahan ini sangat terkait dengan pemetaan tataruang daerah. Keterbatasan ketersediaan informasi geospasial dan sumberdaya manusia yang memahami informasi geospasial dan analisis keruangan menjadi salah satu penyebab utama dari rendahnya kualitas penataan ruang.

Untuk turut menyelesaikan permasalahan tersebut, BIG bertekad untuk dapat menyediakan informasi geospasial yang  sesuai dengan kebutuhan pembangunan dengan strategi pemetaan dimulai dari pemetaan skala besar. BIG merencanakan melakukan pengadaan data penginderaan jauh resolusi tinggi yang dapat digunakan untuk pemetaan tingkat desa. Ketersediaan peta skala besar tentunya akan sekaligus mendukung penyelesaian tata batas administrasi yang selama ini belum terselesaikan. Lulusan perguruan tinggi ilmu kebumian termasuk para geograf yang berkualitas sangat dinantikan agar penataan ruang wilayah menjadi semakin baik sehingga permasalahan lingkungan dapat ditekan, ungkap Priyadi.

Terkait dengan informasi geospasial tematik (IGT), BIG bekerja sama dengan Kementerian/Lembaga (K/L) dan Pemerintah Daerah (Pemda) terkait membuat strategi untuk mewujudkan One Map IGT antara lain dengan membentuk Kelompok Kerja IGT di tingkat pemerintah pusat (IGT Nasional) dan tingkat daerah (IGT Daerah). Hasil yang diperoleh dari kelompok kerja ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan evaluasi dalam penyusunan spesifikasi dan standard pemetaan IGT antar K/L untuk penyusunan One Map IGT, demikian imbuh Priyadi.

Di sesi lain, perwakilan dari Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan Informasi Geospasial (PPIG) BIG, Syamsul Hadi menyampaikan paparan mengenai Pemanfaatan Ina-Geoportal. Ina-GeoPortal merupakan portal milik nasional yang dikelola sistemnya oleh BIG, dimana portal ini menyediakan akses data geospasial ke seluruh masyarakat baik lingkup nasional, regional maupun internasional, keberhasilannya tergantung pada institusi yang bergabung. Tujuannya adalah untuk meningkatkan ketersediaan data dan informasi geospasial sehingga mudah untuk dicari, diakses dan digunakan secara online. Ini kemudian akan diarahkan untuk meningkatkan akses untuk publik sehingga manfaatnya akan menjadi lebih banyak. (ADP/TR)