Cibinong, Berita Geospasial BIG - Harga produk pangan, terutama komoditas hortikultura, terus naik seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat. Salah satu penyebabnya adalah berkurangnya produk pangan hasil pertanian yang masih mengandalkan lahan yang dari hari kehari semakin berkurang. Konsep pemanfaatan lahan pekarangan rumah yang telah ada sejak nenek moyang untuk menambah diversifikasi tanaman sayuran dan buah telah dirasakan manfaatnya. Untuk itu perlu dikembangkan konsep metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, yang biasa disebut hidroponik.
Hal ini telah dikembangkan oleh Rumah Hidroponik Pimpinan Bertha Suranto, yang mengusung konsep metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, akan tetapi menggunakan nutrisi hidroponik, sehingga dapat memanfaatkan keterbatasan lingkungan rumah seperti beranda, atap rumah untuk bercocok tanam. Inilah salah satu alasan DP KORPRI BIG bekerjasama dengan Pengurus Dharma Wanita Persatuan BIG mengadakan Pelatihan Bercocok Tanam Hidroponik yang penyelenggaraannya berbarengan dengan Seminar Nasional "Peranan Geografi dalam Mendukung Kedaulatan Pangan" pada 7 April 2015 lalu di BIG Cibinong. Diharapkan dengan mengembangkan pertanian hidroponik, maka dapat mendukung kedaulatan pangan terutama dari kebutuhuan komoditas holtikultura.
Pelatihan yang diikuti 42 orang bukan hanya dari lingkungan Pegawai BIG, melainkan juga ibu-ibu Dharma Wanita BIG. Jumlah peserta tersebut memang dibatasi mengingat kapasitas ruangan yang kurang mencukupi, untuk itu peserta lebih diprioritaskan bagi mereka yang dalam waktu dekat akan memasuki purnabhakti, yang diharapkan dapat menjadi bekal alternatif usaha nantinya. Ketua DP KORPRI BIG Yusuf Surachman dalam sambutannya di acara pembukaan berjanji akan mengadakan pelatihan serupa angkatan berikutnya apabila masih banyak yang berminat.
Bercocok tanam hidroponik setidaknya memiliki kelebihan yang dapat disingkat menjadi 3 M, yaitu mudah, murah dan menyenangkan, demikian penjelasan Bertha Suranto, Pimpinan Rumah Hidroponik. Mudah, karena siapapun bisa melakukannya sendiri, belajar sendiri, meskipun tidak memiliki latar belakang pertanian, bahkan anak SD juga bisa melakukan sendiri. Murah, kita bisa memulai hidroponik dengan menggunakan barang-barang yang sudah tidak terpakai, seperti bekas kemasan air mineral, boks bekas buah, jerigen dsb. Menyenangkan, karena kita dapat memanfaatkan waktu luang yang sangat bermanfaat, anak sekolah dalam mengisi liburan, anak muda yang belum banyak kesibukan maupun mereka yang sudah pensiun. Bahkan jika ditekuni secara serius, tidak mustahil akan menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan, berani bersaing di pasaran, karena sayuran atau buah yang dihasilkan cenderung lebih sehat, diusahakan tanpa menggunakan bahan pestisida kimia.
Dengan mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta dapat memanfaatkan secara maksimal lahan di sekitar rumahnya untuk menyediakan sayuran sehat. Dengan demikian keluarga besar BIG telah mendukung kedaulatan pangan nasional, yang dimulai dari bercocok tanam tanpa tanah di lahan terbatas di lingkungan tempat tinggalnya. (YUL/TR)