Selasa, 05 November 2024   |   WIB
id | en
Selasa, 05 November 2024   |   WIB
Apa yang Ada Hari ini adalah Warisan untuk Masa Depan

Cibinong, Berita Geospasial BIG - "Dinu kiwari ngancik nu bihari, seuja ayeuna sampeureun jaga. Menjaga apa yang sudah ada, apa yang ada hari ini adalah warisan untuk yang akan datang".  Demikian pesan Bima Arya, Walikota Bogor dalam Seminar Sehari dengan tajuk "Seni dalam Kepemimpinan" yang diselenggarakan oleh Badan Informasi Geospasial.

Adalah Rabu, 1 April 2015, para Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Badan Informasi Geospasial (BIG) Tahun 2015 mengikuti kelas seminar orientasi yang bertajuk "The Art of Leadership". Hal ini diselenggarakan oleh BIG dalam menanamkan kaidah dalam kepemimpinan kepada para CPNS 2015, sebagai generasi untuk membangun Indonesia mendatang.  Kini, Indonesia mulai krisis sosok seorang pemimpin yang berintegritas tinggi. Dengan berbagai jurus pencitraan, mereka berusaha meraih simpati rakyat. Namun saat telah berada di puncak kekuasaan, rakyat seolah dilupakan. Fenomena itu terjadi karena sebagian dari mereka tidak berorientasi pada pengabdian untuk rakyat. Berbondong-bondong masyarakat Indonesia mencalonkan dirinya sebagai seorang pemimpin, padahal menjadi seorang pemimpin bukanlah perkara yang mudah, butuh sebuah seni untuk menjadi seorang pemimpin.

Pada seminar tersebut itu para CPNS Big 2015 mendapat ilmu yang amat sangat berharga dari sosok seorang Bima Arya Walikota Bogor terpilih. Sosok Bima memang terkenal dengan kebijakan-kebijakannya yang kontroversial. Salah satu yang ramai diberitakan media nasional adalah saat ia menutup salah satu toko swalayan di Kota Bogor saat masih jam operasional toko tersebut. Bima melakukan tindakan tersebut bukan tanpa sebab, melainkan karena perizinan swalayan tersebut belum sepenuhnya rampung, namun nekat untuk beroperasi.

Dibawah kepemimpinannya, Kota Bogor mulai berbenah diri. Birokasi yang kala itu sangat berbelit-belit mulai menggunakan sistem satu pintu. Dengan sistem itu diharapkan para investor, baik dari dalam maupun luar negeri, semakin banyak yang tertarik untuk mengembangkan dunia usahanya di Bogor. Selain itu, website Pemerintahan Kota (Pemkot) Bogor yang dahulu hanya sebagai pelengkap saja, kini sudah berubah menjadi pusat informasi bagi siapapun yang ingin sekedar melihat atau bahkan memantau kinerja Pemkot Bogor. "Masyarakat berhak tau semua informasi mengenai pemerintahnya, baik dari berita terbaru, rencana kerja, bahkan laporan keuangan yang sudah dijamin keakuntabilitasnya", jelas Bima.

Bima mengungkapkan menjadi seorang pemimpin sama dengan menjadi seorang seniman. Karena untuk mengatasi semua persoalan harus menggunakan seni untuk menyelesaikannya, salah satunya ialah seni memecah kebuntuan. Banyak sistem yang digunakan oleh pemerintah di Indonesia tidak bekerja secara optimal. Untuk Kota Bogor, Bima menciptakan suatu sistem yang efektif untuk mengelola pendapatan daerahnya dari pajak. Dia menciptakan sistem yang dapat memantau para wajib pajak secara 24 jam hanya melalui telepon genggamnya. Hal itu dilakukan karena diluar sana masih banyak 'pengemplang' pajak yang tentu saja merugikan negara.

Sebagai Walikota Bogor, Bima sering dihadapkan dengan berbagai macam persoalan yang dilematis. Di satu sisi dirinya harus menjalani kebijakan yang dibuatnya, namun di sisi lain ia berhadapan juga dengan para oknum yang kontra dengan kebijakan yang dibuatnya. "Disinilah seni menjaga keseimbangan dibutuhkan oleh seorang pemimpin", tandas Bima. Suatu kebijakan pasti menghasilkan pro dan kontra, akan tetapi sisi kontra bukanlah suatu hal yang harus dibenci atau dijauhkan, justru harus tetap diajak berkomunikasi agar terciptanya suatu pemahaman diantara dua belah pihak.

Bima mengungkapkan bahwa ia sangat berterimakasih pada sosok ayahnya yang telah mendidiknya dengan sangat baik. Disaat orang tua pada umumnya mendoakan sang buah hati untuk dimudahkan segala urusannya, orang tua Bima justru mendoakan dirinya agar diberikan jalanan yang penuh rintangan dalam hidupnya. Kala itu dirinya cukup dibuat terheran-heran dengan doa yang selalu dipanjatkan oleh orang tuanya tersebut, namun kini ia mengerti bahwa tidak ada orang hebat yang diciptakan dari arus yang tenang, orang hebat diciptakan dari ombak yang besar yang datang menghadang. Saat menjabat Walikota Bogor, ia terus didera dengan berbagai macam persoalan yang cukup pelik. Tapi ia tidak mundur, menurutnya semua persoalan itu dapat membuatnya ke tahapan hidup yang lebih baik.

Bima juga mengatakan bahwa seorang pemimpin jika tidak mempunyai suatu kesabaran tingkat dewa, maka akan kehilangan kontrol dirinya. Oleh karena itu ia terus mengasah seni melatih kesabaran. Bima berpesan kepada CPNS BIG Tahun 2015, bahwa banyak persoalan jika kita tidak pintar mengelolanya, dapat membuat tingkat stres seseorang menjadi meningkat. Contohnya suatu ketika Bima dihadapkan dengan pilihan menjaga idealisme atau kompromi berbagai pihak. Dalam prinsip Bima, uang yang dihasilkan oleh Pemkot Bogor adalah uang rakyat, dan ia bertekad untuk tidak menggunakannya sepeser pun. Tapi masih saja yang banyak mencoba untuk menggoyahkan tekadnya dengan berbagai macam suapan.

Selama kurang lebih dua jam, acara seminar motivasi tersebut seru dan penuh antusias. Bima menitipkan satu hal kepada CPNS BIG tahun 2015 yang merupakan calon pemimpin masa depan, bahwasannya seorang pemimpin haruslah berpikir untuk masa depan. Pasalnya kini banyak para pemimpin terjebak dengan pembangunan jangka pendek karena ingin meraih popularitas dari rakyatnya. Padahal pembangunan jangka pendek akan menjadi bumerang bagi sang pemimpin di akhir masa jabatannya, karena sesaat sang pemimpin lengser tidak ada sesuatu yang berbekas bagi rakyatnya. Bagi Bima Arya, segala sesuatu yang ada saat ini adalah warisan dari pendahulunya untuk masa depan. (Nino/LR/TR)