Selasa, 26 November 2024   |   WIB
id | en
Selasa, 26 November 2024   |   WIB
BIG-Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN Inisiasi Kerja Sama Pemanfaatan CORS dan JSRP

Cibinong, Berita Geospasial BIG – Badan Informasi Geospasial dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional masing-masing telah membangun CORS dan JRSP. Untuk kemanfaatan nasional dan efisiensi kerja dan anggaran, maka akan diinisiasi pemanfaatan bersama CORS dan JRSP tersebut untuk keperluan survei dan pemetaan nusantara.

Perkembangan teknologi penentuan posisi dengan satelit Global Navigation Satellite System (GNSS) memunculkan sistem pengadaan titik kontrol dasar moderen sebagai referensi penentuan posisi untuk pengukuran dan pemetaan yang bersifat aktif, terus menerus dan dapat diakses secara real time. Sistem titik kontrol moderen tersebut adalah CORS atau Continuosly Operating Reference Stations. Di berbagai negara, CORS telah berkembang pesat dan pemanfaatannya selain untuk titik kontrol/referensi yang bersifat aktif dalam survei pemetaan juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi. Di berbagai institusi di Indonesia CORS juga telah mulai dikembangkan seperti di Bakosurtanal/BIG, di Teknik Geodesi dan Geomatika Fakultas Teknik UGM, dan di Teknik Geodesi dan Geomatika ITB dan di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN-RI (Badan Pertanahan Nasional RI) dengan JRSP (Jaringan Referensi Satelit Pertanahan).

Untuk pemanfaatan bersama CORS tersebut, maka dilakukan kesepakatan yang diinisiasi oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN dan Badan Informasi Geospasial (BIG) pada rapat koordinasi kerja sama yang bertempat di Kantor BIG Cibinong. Kesepakatan yang dibicarakan adalah bagaimana CORS (Continously Operating Reference Station) BIG dan JRSP (Jaringan Referensi Satelit Pertanahan) Kementerian ATR/BPN dapat saling terhubung dan dapat dimanfaatkan secara bersama, sehingga pembangunan yang baru tidak tumpang tindih diantaranya. Tim teknis dari Kementerian ATR/BPN yang dipimpin oleh Hail Surisno Kasubdit Teknologi Pengukuran, Pemetaan dan Peralatan bersama 5 anggotanya diterima oleh Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar Dodi Sukmayadi bersama Kepala Pusat Pemetaan Batas Wilayah, Tri Patmasari yang menginisiasi saat menjadi Kapus Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika BIG dan Kapus Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai (PKLP) BIG Muhtadi Ganda Sutrisna bersama tim teknis dari BIG.

Rapat koordinasi kerja sama yang diselenggarakan pada Rabu, 25 Februari 2015 di Ruang Rapat Gedung D Lt. 2 BIG Cibinong tersebut membahas rencana pengelolaan data dan informasi terkait CORS dan JRSP, penyiapan sumber daya manusia dan sarana dan prasarana pemanfaatan bersama CORS dan JRSP. Untuk mendasarinya, maka disusun juga Nota Kesepahaman Bersama antara Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN dengan BIG tentang Penyelenggaraan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Data, Informasi dan Infrastruktur Geospasial untuk Pembangunan Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan yang akan ditandatangani oleh kedua pimpinan instansi tersebut.

Pada pembukaan rapat koordinasi, Deputi Bidang IGD Dodi Sukmayadi menyatakan dengan adanya kerja sama ini, maka diharapkan pembangunan CORS dapat memenuhi kebutuhan untuk survei dan pemetaan skala 1:1.000, sehingga stasiun CORS semakin rapat dan hasil informasi geospasialnya semakin akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Kerja sama ini ditujukan untuk mensupport dan servis kepada end user, sehingga perlu dipikirkan keberlangsungan layanan selama 24 jam, 7 hari tanpa ada kondisi off service. Selain itu pada saat yang sama dapat juga digunakan untuk pengamatan pergerakan lempeng, imbuh Dodi.

Selain dalam pembangunan, dijelaskan juga oleh Tri Patmasari, Kapus JKGG BIG, diperlukan juga perawatan, pengoperasian dan berbagi pakai layanan data dan informasi terkait CORS. Untuk tahap pertama akan diujicobakan sebanyak 30 CORS yang akan diuji oleh kedua belah pihak. Rapat koordinasi lanjutan akan diselenggarakan di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN untuk finalisasi dokumen kerja sama dan penyusunan pedoman teknis kerjanya. Semoga kerja sama yang akan dilaksanakan dapat berjalan sesuai harapan dan kerja sama dapat diperluas dengan ITB dan UGM. (TR)