Selasa, 05 November 2024   |   WIB
id | en
Selasa, 05 November 2024   |   WIB
BIG Luncurkan Satu Peta Tematik Nasional

Jakarta, Berita Geospasial BIG - Pemerintah Indonesia melalui Badan Informasi Geospasial (BIG) meluncurkan Satu Peta Tematik Nasional, yang terdiri dari Peta Tematik Penutup Lahan Nasional, Mangrove Nasional, Habitat Lamun Nasional dan Karakteristik Laut Nasional. Peluncuran Satu Peta Tematik Nasional (One Map IGT) dilakukan bersama oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, Menteri Agraria dan Tata Ruang, Ferry Mursyidan Baldan dan Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Priyadi Kardono pada Senin, 22 Desember 2014 di Gedung Manggala Wanabhakti Kementerian LH & Kehutanan Jakarta. Peluncuran One Map IGT juga ditandai oleh penandatangan peta hasil One Map IGT yang diluncurkan oleh para Eselon I (satu) lembaga yang terkait dalam penyusunan Satu Peta Tematik Nasional. 

Peluncuran Satu Peta yang meliputi empat tema diantaranya Satu Peta Penutup Lahan Nasional untuk menyusun kebijakan dalam perencanaan pembangunan nasional. IG penutup lahan mempresentasikan kondisi biofisik suatu wilayah atau ruang. K/L yang terlibat dalam penyusunan ini diantaranya Kementerian LH dan Kehutanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Agraria dan Tata Ruang serta BIG. Untuk sektor kelautan, One Map IGT diwakili dengan Satu Peta Mangrove Nasional, Padang Lamun Nasional dan Karakteristik Laut Nasional. K/L yang terlibat diantaranya Kementerian Kelautan dan Perikanan, LIPI, Kementerian ESDM, Kementerian Pertahanan, LAPAN, TNI-AL, BPPT dan BPS.

Pada sambutan peluncuran, Kepala BIG Priyadi Kardono mengatakan, Peluncuran Satu Peta Tematik Nasional merupakan salah satu wujud dari implementasi Undang-Undang No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, yaitu mendorong eksistensi Informasi Geospasial Tematik (IGT) menjadi bagian penting dalam kebijakan pembangunan. Implementasi Kebijakan Satu Peta juga diharapkan menghasilkan satu data nasional yang didapatkan dari proses analisis spasial. Kebijakan Satu Peta membawa konsekuensi pada penyelenggaraan IGT atau peta tematik di Kementerian/Lembaga serta Pemerintah Daerah yang harus menerapkan satu referensi, satu standar, satu basisdata dan satu portal. Kebijakan Satu Peta diharapkan akan mengurangi tumpang-tindih dalam penyelenggaraan IG, khususnya IGT antar K/L serta Pemda, sehingga akan meningkatkan dayaguna dan efisiensi penyelenggaraan IGT secara nasional.

Sementara itu Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN, Ferry Mursyidan Baldan mengatakan bahwa peluncuran One Map IGT sangat penting, hal ini menjadi dasar bagi K/L dan Pemda untuk menghilangkan ego sektoral. Kebijakan Satu Peta sangat dibutuhkan sebagai cara pandang yang sama dalam mengambil kebijakan. Kedepan diharapkan tidak ada permasalahan dan perbedaan yang mendasar dalam masalah perbatasan dan tumpang tindih kepemilikan lahan. Lebih jauh Baldan mengatakan bahwa kedepan anggaran pemerintah dalam hal ini BPN dalam program pemetaan akan dilimpahkan ke BIG untuk mendukung percepatan penyelenggaraan IGD dan Baldan mengharapkan agar K/L dan Pemda dapat mengikuti jejak Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN untuk menyerahkan program pemetaannya kepada BIG.

Selanjutnya Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya mengatakan bahwa peluncuran One Map IGT sangat penting, karena merupakan salah satu bentuk aktualisasi dalam sistem pemerintahan demokrasi (democratic government)dimana salah satu instrumennya adalah peta, dan peta mewakili realitas. Dengan one map kita hilangkan ego sektoral. Kedepan, Siti Nurbaya berharap agar bahasa teknis pemetaan agar dapat diterjemahkan ke dalam bahasa yang mudah dipahami oleh berbagai lapisan masyarakat.

Setelah acara penandatanganan Satu Peta Tematik Nasional dilanjutkan dengan pemaparan Satu Peta Penutup Lahan Nasional oleh Direktur IPSDH Kementerian LH dan Kehutanan, Satu Peta Mangrove Nasional oleh Direktur Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Satu Peta Habitat Lamun Nasional oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi, LIPI, serta Satu Peta Karakteristik Perairan Nasional oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut dan Pesisir, KKP serta demo update dari aplikasi Satu Peta oleh Kepala Bidang Pemetaan dan Integrasi Tematik Laut BIG, Gatot H. Pramono. (ATM-YI/LR/TR)