Balikpapan, Berita Geospasial BIG –Keseimbangan antara pemanfaatan sumberdaya dan kesehatan lingkungan laut dapat dicapai dengan memanfaatkan informasi geospasial. Hal ini dapat dicapai melalui implementasi one map policy terutama di wilayah laut dan pesisir.
Karena itulah, maka Badan Informasi Geospasial (BIG) mendukung Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) XI dan Kongres IX yang diselenggarakan oleh Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI) dengan mengusung tema “Menuju Keseimbangan antara Pemanfaatan Sumberdaya dan Kesehatan Lingkungan Laut” pada 17-18 Nopember 2014 di Balikpapan Kalimantan Timur. Acara yang merupakan kegiatan rutin tahunan ISOI ini dihadiri oleh sekitar 250 orang pemangku kepentingan; perguruan tinggi, lembaga penelitian, lembaga swadaya masyarakat dan industri dari dalam dan luar negeri, Kementerian/Lembaga (K/L) seperti LIPI, P3KL dan BIG tentunya. Tema ini tepat dan sejalan dengan visi misi Presiden RI Joko Widodo dalam janji kampanyenya yang ingin mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam memberdayakan potensi kelautan.
Secara resmi, acara dibuka oleh Staf Khusus Menristek Dikti, Leonardus B.S. Kardono. Disampaikan bahwa penelitian-penelitian tentang kelautan harus dipublikasikan secara luas sehingga timbul minat dari masyarakat untuk berperan aktif dalam penelitian kelautan. Terkait peneliti BIG yang mengirimkan makalah, diantaranya berjudul “Penyusunan Satu Peta Karakteristik Laut Nasional untuk Mendukung Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil” oleh Kepala Bidang Pemetaan dan Integrasi Tematik Laut BIG, Gatot H. Pramono. Dalam presentasinya Gatot menjelaskan bahwa kondisi data dan informasi geospasial sebelumnya tersebar di berbagai K/L, Pemda dan lainnya. Selain itu, data belum terintegrasi; a) secara vertikal belum memenuhi skala yang dibutuhkan dalam berbagai tingkatan rencana, b) secara horizontal belum mengikuti standar dari pengumpulan dan klasifikasi data. Demikian juga dengan format yang bermacam-macam dalam skala ketelitian dan kedetailan informasi. Menanggapi tulisan Gatot, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Timur menyambut baik kebijakan “One Map IG Tematik” dan akan menginisiasi kerjasama dengan BIG untuk membantu penyusunan rencana zonasi wilayah pesisir dan laut di Kalimantan Timur.
Kebijakan Satu Peta, muncul pertama kali sejak Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, pada Rapat Kabinet 23 Desember 2010, yaitu "Saya ingin hanya satu peta saja sebagai satu-satunya referensi nasional!". Selain daripada itu, di dalam kenyataan penyelenggaraan informasi geospasial terdapat beberapa kenyataan bahwa (1) banyak peta yang dibuat oleh berbagai K/L dengan spesifikasi sesuai kebutuhan masing-masing, (2) kebutuhan yang berbeda menyebabkan perbedaan spesifikasi informasi peta tematik yang dapat menimbulkan kesimpangsiuran informasi, dan (3) masih diperlukan mekanisme untuk menyatukan keberagaman menuju kesatuan informasi geospasial dasar dan tematik nasional.
Berbicara tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang memiliki 13.466 pulau (by name by coordinate) dengan garis pantai sepanjang 108.000 km. Berdasarkan Konvensi Hukum Laut (UNCLOS) 1982, Indonesia memiliki kedaulatan atas wilayah perairan seluas 3,2 juta km2 yang terdiri dari perairan kepulauan seluas 2,9 juta km2 dan laut teritorial seluas 0,3 juta km2. Selain itu Indonesia juga mempunyai hak eksklusif untuk memanfaatkan sumber daya kelautan dan berbagai kepentingan terkait seluas 2,7 km2 pada perairan ZEE (sampai dengan 200 mil dari garis pangkal).
Sebagai negara kepulauan, laut dan wilayah pesisir memiliki nilai strategis dengan berbagai keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimilikinya sehingga berpotensi menjadi prime mover pengembangan wilayah nasional. Sampai-sampai ada syair lagu yang menyebutkan “nenek moyangku orang pelaut”. Ini menunjukkan bahwa secara historis, laut dan wilayah pesisir ini telah berfungsi sebagai pusat kegiatan masyarakat negeri ini karena berbagai keunggulan fisik dan geografis yang dimilikinya.
Pengelolaan wilayah laut dan pesisir menghadapi tantangan pembangunan yang kompleks mengingat sifat ekosistemnya yang kaya akan sumber daya dan bersifat open access. Dalam upaya menangani permasalahan di wilayah laut dan pesisir perlu dikembangkan pendekatan yang mengintegrasikan pengaturan pemanfaatan ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara beserta seluruh sumber daya yang ada di dalamnya agar berbagai permasalahan yang ada dapat diselesaikan sejak dari sumbernya.
BIG pada PIT ISOI di Balikpapan ini berpartisipasi dengan pameran produk-produk BIG serta mengirim sejumlah makalah oleh sejumlah peneliti BIG. Produk-produk yang dipamerkan banyak yang berkaitan dengan tema acara, diantaranya; IG Terumbu Karang Indonesia, IG Lahan Garam Indonesia dan sejumlah produk lainnya. Tak ketinggalan adalah Peta NKRI skala 1:5.000.000 edisi 17 Agustus 2014.
Peta NKRI merupakan salah satu produk andalan BIG yang diterbitkan tiap tahun sejak tahun 2011. Peta NKRI ini merupakan peta yang menggambarkan wilayah kedaulatan NKRI yang meliputi wilayah darat dan laut, baik berupa laut teritorial, perairan kepulauan dan perairan pedalaman serta hak berdaulat Indonesia di Zona Tambahan, Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan Landas Kontinen. Penetapan batas-batas tersebut dilakukan atas dasar sejumlah undang-undang dan instrumen hukum lainnya tentang batas wilayah NKRI serta sesuai dengan prinsip-prinsip hukum internasional. (ATM/TR).