Selasa, 05 November 2024   |   WIB
id | en
Selasa, 05 November 2024   |   WIB
SKKNI Bidang Informasi Geospasial Dikenalkan pada Pameran Indonesia Quality Expo 2014

Jakarta, Berita Geospasial BIG - Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Informasi Geospasial yang telah ditetapkan pada tahun lalu, kali ini diperkenalkan kembali kepada peserta Pameran Indonesia Quality Expo 2014 di Jakarta. SKKNI-IG tersebut terdiri dari 6 Subbidang yaitu Survei Terestris, Hidrografi, Fotogrametri, Penginderaan Jauh, Sistem Informasi Geografis dan Kartografi.

SKKNI-IG ini merupakan salah satu usaha Pemerintah Indonesia melalui Badan Informasi Geospasial (BIG), dalam menghadapi ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2015 mendatang.  Selain itu berbagai Standar Nasional Indonesia bidang Informasi Geospasial juga sangat diperlukan.  Hal ini penting bagi Indonesia untuk lebih meningkatkan kualitas dan mutu produk-produknya melalui proses standarisasi yang tepat. AFTA itu sendiri merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan perdagangan bebas dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta  menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. Dengan semakin mendekati tahun 2015 maka kemampuan infrastruktur mutu nasional diuji dalam implementasi pasar tunggal ASEAN, apalagi Indonesia memiliki 50% jumlah penduduk ASEAN dengan wilayahnya yang luas dan potensi sebagai basis produksi.

Standarisasi di Indonesia merupakan fondasi mutu produk yang didasarkan pada perkembangan ilmu dan teknologi melalui berbagai penelitian untuk memenuhi kesesuaian standar kebutuhan hidup masyarakat. Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) diharapkan dapat mendorong daya saing produk nasional sehingga Indonesia dapat mengambil keuntungan dari Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 mendatang. Oleh karena itu BIG mengikuti kegiatan Indonesia Quality Expo (IQE) 2014 pada 12-14 November 2014 yang diselenggarakan oleh BSN. Acara yang mempunyai tema "Dengan SNI Berjaya di Era Pasar Bebas ASEAN" tersebut berfungsi untuk menunjukkan kepada publik kesiapan pelaku usaha bersertifikasi SNI dalam memasuki AFTA, sebagai sarana sosialisasi produk yang berkualitas unggul dan memiliki SNI, serta mempertemukan produsen dan konsumen sehingga menciptakan kesempatan negosiasi dan transaksi yang menguntungkan kedua belah pihak.

BIG yang mempunyai tugas menyelenggarakan Informasi Geospasial Dasar (IGD), Informasi Geospasial Tematik (IGT), dan Infrastruktur Informasi Geospasial (IIG) sebagaimana tertulis dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (IG), salah satu kegiatan yang dilaksanakan kedeputian IIG melingkupi bidang standarisasi yang mengasilkan standar di bidang IG. Pada IQE 2014 BIG berkesempatan untuk menyelenggarakan pameran untuk memberikan informasi berbagai dokumen standar di bidang Informasi Geospasial dan menyampaikan presentasi terkait standar IG kepada peserta pameran. Sebagai narasumber pada kegiatan talkshow tersebut adalah Ari Dartoyo, Kepala Bidang Standarisasi Penyelenggaraan IG BIG. Presentasi berlangsung pada 13 November 2014 pukul 13.30 dalam rangkaian  acara IQE 2014, yang berlokasi di Jakarta Convention Center, Jakarta.

Ari memberikan paparan terkait SKKNI Bidang Informasi Geospasial, juga menyampaikan tugas dan fungsi pokok BIG, terutama dalam bidang IIG, yang di dalamnya mencakup proses standarisasi di BIG. SKKNI yang merupakan uraian kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja minimal yang harus dimiliki seseorang untuk menduduki jabatan tertentu yang berlaku secara nasional, khusus pada SKKNI-IG telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: 331 Tahun 2013 tanggal 16 Desember 2013.  Setelah penetapannya tersebut, maka dilakukan berbagai sosialisasinya kepada pemangku kepentingan dan masyarakat luas, salah satunya melalui presentasi pada IQE ini, tambah Ari. SKKNI-IG ini digunakan sebagai dasar dan acuan dalam manajemen dan pengembangan SDM-IG berbasis kompetensi, antara lain dalam pengembangan pelatihan berbasis kompetensi Bidang IG, pengembangan sertifikasi kompetensi IG dan pengembangan sistem manajemen SDM-IG

Ari juga menyampaikan penjelasan tentang Ina-SDI (Indonesia Spatial Data Infrastructure) yang merupakan integrasi sejumlah komponen yang memungkinkan pengguna berhak untuk mencari, mengakses, dan menggunakan IG yang standar, lengkap, dan teliti secara mudah dan ekonomis. "Ina-SDI diharapkan dapat memfasilitasi berbagi pakai (sharing) dan pemanfaatan IG untuk mendukung pengambilan keputusan pada berbagai tingkatan dalam berbagai keperluan" ungkap Ari.  Ina-SDI tersebut dapat diakses melalui portal BIG, yaitu : http://tanahair.indonesia.go.id.

Sesuai dengan kegiatan IQE 2014 tersebut diberikan pula materi tentang sistem jaringan dan standarisasi data spasial. Pengembangan sistem jaringan data dan IG saat ini telah berkembang sampai ke arah online. Sehingga nantinya diharapkan proses berbagai pakai data geospasial akan bisa dilakukan secara online agar lebih efisien dan efektif. Ari juga menyebutkan bahwa saat ini sudah ada lebih dari 70 SNI bidang IG yang telah disahkan, dan akan terus bertambah seiring berkembangnya teknologi. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, maka proses pemetaan juga akan semakin berkembang, dan dibutuhkan SNI untuk memastikan kualitas data dan produk yang dihasilkan dapat terjamin.

Pada sesi tanya jawab, peserta terlihat antusias dalam bertanya. Salah satunya adalah pertanyaan mengenai teknologi/sistem dari BIG yang memungkinkan untuk memetakan lokasi ikan, sehingga bisa membantu para nelayan Indonesia untuk mencari ikan. Ari menjawabnya dengan menyatakan bahwa pemetaan lokasi ikan dimungkingkan melalui radar yang bisa mendeteksi suhu udara di laut, sebagaimana yang telah diterapkan di Jepang. Sehingga bisa diketahui pada saat kapan atau dimana suhu di laut mencapai suhu tertentu yang memungkinkan menjadi tempat berkumpulnya ikan. Dari situ akan didapatkan informasi mengenai lokasi ikan, sehingga jumlah tangkapan nelayan bisa lebih banyak. Selain itu bisa juga menggunakan citra satelit dengan resolusi tinggi. Ari juga menambahkan bahwa saat ini nelayan sudah mulai memanfaatkan GPS dan radar dalam mencari ikan, sehingga bisa meningkatkan hasil tangkapannya. Diharapkan teknologi/cara semacam ini dapat digunakan oleh seluruh nelayan di Indonesia. Melalui kegiatan itu diharapkan pengetahuan peserta tentang SNI IG dan BIG dapat semakin bertambah dan manfaat IG dapat semakin dirasakan masyarakat luas. (LR/TR).