
Bogor, Berita Geospasial BIG - Informasi geospasial berkembang berbarengan dengan teknologi yang menyertainya. Informasi geospasial dan teknologi informasi geospasial yang dimiliki BIG dapat digunakan untuk mengatasi konflik-konflik pertanahan. Fungsi Badan Informasi Geospasial (BIG) menjadi sangat strategis dalam mendukung program pembangunan, diantaranya untuk pengambilan kebijakan baik pada Kementerian/Lembaga maupun Pemerintah Daerah, terlebihdalam mendukung tugas Kementerian Agraria dan Tata Ruang agar menjadi lebih cepat, efektif dan akurat.
Hal tersebut disampaikan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN, Ferry Mursyidan Baldan saat melakukan Kunjungan Kerja di BIG, Kamis 13 November 2014. Bahkan Menteri Baldan mengajak BIG untuk bergabung dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang. Lebih jauh dijelaskan oleh Baldan bahwa perencanaan pembangunan yang dilakukan tanpa menggunakan informasi geospasial maka tidak akan memenuhi harapan. Terlebih dalam mendukung Kebijakan Satu Peta (One Map Policy).
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN bersama rombongan diterima Sestama BIG sekaligus Pelaksana Tugas Kepala BIG, Titiek Suparwati bersama para Eselon I dan II BIG. Pada sambutan selamat datang, Sestama BIG, Titiek Suparwati mengatakan, BIG dahulu bernama Bakosurtanal. BIG berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden, lanjutnya. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BIG dikoordinasikan oleh Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi. Tugas BIG adalah menyediakan informasi geospasial yang mudah diakses/dimanfaatkan dan dapat dipertanggungjawabkan dan BIG mendukung kebijakan pembangunan nasional melalui ketersediaan IG.

Selanjutnya, Baldan bersama rombongan mengunjungi GSCC (Geospasial Support Command Center) dan National Geospatial Data Center (NGSC). Di GSCC, Menteri Agraria dan Tata Ruang mendapat penjelasan dari Sestama, Titiek Suparwati serta Kepala Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim, Arief Syafii mengenai kegiatan BIG serta mencoba peralatan proses pemetaan dengan 3D menggunakan kaca mata khusus. Baldan mendapat kejutan dengan ditampilkannya objek lingkungan Kantor BIG danRombongan Menteri saat memasuki Kompleks Kantor BIG Cibinong.
Objek tersebut diambil menggunakan Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) yang diproses langsung hari itu juga, sehingga menjadi tampilan 3D. Menteri Agraria dan Tata Ruang mencoba mengamati hasil pemetaan 3D tersebut, juga mencoba mengakses Ina-Geoportal. Baldan sangat kagum dengan peralatan dan informasi geospasial yang dimiliki BIG, selanjutnya Baldan mengajak para pimpinan di Kementerian Agraria dan Tata Ruang untuk bekerjasama menggunakan data dan informasi geospasial yang dimiliki BIG untuk percepatan tugas-tugas di kementerian yang dipimpinnya.
Menjawab pertanyaan wartawan mengenai posisi BIG, apakah akan tetap di bawah koordinasi Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi ataukah berpindah koordinasi, secara diplomatis Titiek menjawab bahwa BIG merupkan lembaga pendukung litbang, sehingga memiliki riset yang berbeda dengan riset yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Undang-undang mengamanatkan BIG menyediakan informasi geospasial dasar dimana hampir 90 persen BIG mempersiapkan data dan informasi geospasial untuk perencanaan pembangunan. BIG seperti Badan Pusat Statistik (BPS), sangat diperlukan dalam perencanaan pembangunan, kalau BPS support data statistik, BIG support data geospasial, pungkas Titiek Suparwati. Posisioning lembaga penting, namun lebih penting lagi bersama-sama mewujudkan harapan membangun Indonesia yang lebih baik demi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia. (YI/TN/TR)