Denpasar, Berita Geospasial BIG - Badan Informasi Geospasial sebagai satu-satunya penyelenggara Informasi Geospasial Dasar (IGD) di Indonesia, dalam percepatan penyelenggaraannya termasuk dalam mendukung kemaritiman, sangat dibutuhkan data penginderaan jauh terlebih yang beresolusi tinggi. Terkait dengan hal tersebut, maka salah satunya BIG berpartisipasi aktif dalam perhelatan akbar terkait penginderaan jauh (remote sensing) untuk mendukung kemaritiman tingkat internasional yakni Pan Ocean Remote Sensing Conference (PORSEC).
PORSEC ke-12 tahun 2014 yang diselenggarakan pada 4-7 November 2014 di Sanur, Bali ini merupakan konferensi 2 (dua) tahunan, dimana Indonesia, menjadi penyelenggara kali kedua setelah sebelumnya pada tahun 2002 dan diselenggarakan di Bali juga. Sejak didirikan tahun 1990 silam, PORSEC telah secara cepat berupaya untuk menjadi konferensi paling bergengsi tingkat global dengan cakupan dunia internasional. PORSEC sendiri adalah sebuah organisasi yang berdedikasi untuk membantu negara-negara berkembang untuk menstimulus program-program keilmuan dan pembangunan yang berfokus pada aplikasi teknologi penginderaan jauh untuk mendukung kemaritiman. Konferensi PORSEC tahun ini dihadiri sekitar 400 peserta dari dalam dan luar negeri. Peserta dari luar nageri, antara lain dari Amerika Serikat, Jepang, Republik Rakyat Tiongkok, Korea, Rusia, dan sebagainya. Sementera dari dalam negeri berasal dari LAPAN, Kementerian Kelautan dan Perikanan/KKP, Ikatan Sarjana Oseanografi Indonesia (ISOI), IPB, UGM, Universitas Udayana dan BIG tentunya.
Pertemuan para pakar internasional terkait penginderaan jauh ini sangat memberikan kontribusi untuk bisa berbagi pengalaman, berbagi hasil-hasil penelitian sehingga secara nasional bisa mengambil manfaat yang kemudian antar Kementerian/Lembaga (K/L), Perguruan Tinggi dan Swasta di Indonesia bisa memanfaatkan informasi-informasi yang diperoleh dalam konferensi ini. Pada acara ini, masalah kelautan secara global dikaji. Bagaimanapun, Indonesia tidak bisa terlepas dari permasalahan global tersebut sehingga dari konferensi ini, Indonesia bisa mengambil manfaat untuk berpartisipasi dalam mengatasi berbagai permasalahan global.
Dalam pemanfaatan data penginderaan jauh terlebih untuk mendukung kemaritiman, maka sangat diperlukan adanya Informasi Geospasial yang andal dan dapat dipertenggungjawabkan. Informasi Geospasial (IG) memiliki andil yang sangat signifikan dalam mendukung program pemerintahan baru negeri ini, yakni mendukung kamaritiman nasional, demikian dikatakan Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar (IGD) BIG, Dodi Sukmayadi dalam keynote speech-nya. Ada 3 (tiga) aspek yang dibutuhkan untuk memperkuat IG, yakni: Penyediaan IGD, Integrasi Informasi Geospasial Tematik (IGT), dan Memperkuat Infrastruktur untuk Berbagipakai Data dan IG. Dodi Sukmayadi menambahkan bahwa K/L penyedia data garis pantai dan kelautan seharusnya terhubung dengan Ina-Geoportal yang beralamat pada www.tanahair.indonesia.go.id untuk meningkatkan akses and sharing data. Termasuk juga image-image hasil remote sensing agar dapat diakses oleh para stakeholders.
Sementara itu Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD dalam sambutannya mengatakan bahwa fokus pemerintahan pimpinan Presiden Jokowi adalah kemaritiman. Ketut Suastika berharap Konferensi PORSEC ini dapat memberikan landasan yang kuat bagi para peserta untuk bisa berperan aktif dalam men-support tujuan bangsa yang telah presiden canangkan. Ditambahkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan wilayah laut yang sangat luas, tapi sayang masih banyak dimanfaatkan oleh negara asing. Sudah saatnya kita memanfaatkan sumberdaya laut untuk mencapai Indonesia Hebat. Apalagi, dengan motto “bekerja, bekerja dan bekerja” para menteri kabinet sekarang langsung tancap gas. Karena itu tidak ada kata nanti-nanti karena kepentingannya sudah mendesak.
Selanjutnya, Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Thomas Jamaluddin, menjelaskan bahwa tema yang diambil tahun ini adalah “Penginderaan Jauh Kelautan untuk Kesinambungan Sumberdaya”. Topik ini sangat penting terkait dengan beberapa hal, bagi Indonesia terkait dengan Program Kabinet Kerja sekarang yang salah satu fokusnya adalah pengembangan kemaritiman. Dengan penginderaan jauh, potensi-potensi kemaritiman untuk pemanfaatan sumber daya alamnya, perikanan tangkap dan perlindungan lingkungan kelautan bisa dilakukan dengan penginderaan jauh.
Thomas Jamaluddin menambahkan bahwa UU Nomor 21 Tahun 2013 yang diperkuat dengan Inpres Nomor 6 Tahun 2012, dijelaskan bahwa LAPAN sebagai regulator dan penyelenggara keantariksaan. LAPAN adalah penyedia data penginderaan jauh secara nasional, oleh karena itu, peran LAPAN menjadi semakin penting. Terkait potensi kelautan, penginderaan jauh dapat diberikan datanya oleh LAPAN kepada K/ L, Pemerintah Daerah, Mitra Kerjasama terkait pernginderaan jauh.
Pada perhelatan tingkat internasional ini, dari BIG mengirimkan 18 paper ilmiah terkait remote sensing dan kemaritiman yang terdiri dari 14 oral presentation dan 4 poster presentation. Selain itu, BIG melalui Bidang Promosi dan Kerja Sama, memamerkan berbagai hasil penelitian terkait dengan pemanfaatan data penginderaan jauh
untuk kelautan dan perikanan dan berbagai kajian informasi geospasial kelautan dan lingkungan pantai, serta sejumlah produk BIG diantara Bisnis Proses Penyelenggaraan IG, Pulau-Pulau Kecil Terluar, Pemanfaatan UAV untuk Pemetaan Bencana, Peta NKRI skala 1:5.000.000, Bali from Space dan buku-buku lainnya. (ATM/TR).