Bandung, Berita Geospasial BIG - Dalam menghadapi AFTA 2015, maka Sumber Daya Manusia di Bidang Informasi Geospasial di Indonesia perlu ditingkatkan secara kuantitas maupun kualitas. Ikatan Surveyor Indonesia siap menyongsongnya dengan berkontribusi positif guna kemajuan dan peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang IG di Indonesia.
Dengan akan diberlakukannya pasar bebas ASEAN (AFTA) pada tahun 2015, kualitas IG yang dihasilkan secara nasional selain harus akurat juga harus memenuhi standar internasional. Dengan diterapkannya sistem AFTA tentunya SDM di Indonesia dituntut memiliki kemampuan bersaing dengan SDM yang berasal dari negara-negara ASEAN lainnya. Pasar bebas ini sebenarnya harus juga kita lihat sebagai peluang bagi SDM kita untuk dapat masuk menguasai pasar luar negeri khususnya di lingkungan negara-negara anggota ASEAN.
Untuk itu, sebagai implementasinya maka Ikatan Surveyor Indonesia (ISI) sebagai sebuah asosiasi profesi yang merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang memiliki profesi surveying atau sekarang dikenal dengan penyelenggara IG, terdiri dari berbagai kapasitas yang berbeda seperti birokrat, praktisi, akademisi, pengusaha dan bahkan mahasiswa dituntut untuk dapat berperan lebih besar lagi dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut diatas. Dari keberagamaan kapasitas itu, maka diselenggarakan Musyawarah Nasional (MUNAS) dan Forum Ilmiah Tahunan (FIT) ISI 2014 bertempat di Hotel Aston Primera, Bandung, Jawa Barat pada 22 Oktober 2014.
Musyawarah Nasional (MUNAS) dan Forum Ilmiah Tahunan (FIT) ISI 2014 yang bertema "Peran Surveyor Indonesia Mendukung Pemerintah Baru Melalui One Map Policy di Era Globalisasi" dihadiri lebih dari 500 anggota ISI dari seluruh wilayah Indonesia. Istilah one map policy saat ini ramai diperbincangkan baik oleh Pemerintah Lama maupun Pemerintah Baru yang didasari atas keprihatinan terdapatnya berbagai data yang tidak sinkron dan juga kegiatan pengadaan data dan informasi geospasial yang tumpang tindih sehingga mengakibatkan ketidak-efisienan terutama dari segi anggaran. Dengan terbitnya UU-RI No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (IG) yang diikuti oleh berbagai peraturan dan kebijakan pada tataran yang lebih implementatif, volume aktivitas penyelenggaraan IG makin meningkat, dan sejalan dengan itu pemanfaatan IG akan semakin meluas di dalam proses pembangunan di negara kita. Perkembangan ini akan menuntut upaya percepatan pemenuhan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang IG yang harus kita sikapi bersama, baik untuk peningkatan secara kuantitas, maupun peningkatan secara kualitas/kompetensi.
Upaya-upaya perbaikan terus dilakukan ISI demi mendukung kemajuan di bidang IG, seperti penetapan kode etik profesi, berkontribusi dalam penetapan standar proses penyelenggaraan dan kompetensi SDM pelaksana IG, peningkatan kualitas dan proses sertifikasi, termasuk juga aktivitas peningkatan kesadaran publik tentang IG, dan tentu saja peningkatan kemampuan dalam berorganisasi agar lebih professional.
Pada acara MUNAS dan FIT ISI 2014 ini disampaikan juga makalah ilmiah berjumlah 39 makalah dari berbagai kalangan, yaitu: Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada, Universitas Diponegoro, Universitas Halu Oleo, dan Badan Informasi Geospasial. Selain itu juga diadakan penetapan Pengurus Pusat ISI masa bakti 2014-2017 untuk meneruskan generasi masa bakti 2011-2014. (ADP-RR/TR).