Jakarta, Berita Geospasial BIG - Di sela-sela kesibukan minggu terakhir masa tugasnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyempatkan meluangkan waktu menerima dan beraudiensi dengan Tim Teknis Penetapan Batas Maritim RI (selanjutnya disebut Tim Teknis). Acara tersebut dilaksanakan pada Senin siang, 13 Oktober 2014 di Istana Negara Jakarta.
Tim Teknis terdiri dari perwakilan para pejabat, personil dan pakar dari beberapa Kementerian/Lembaga, seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Informasi Geospasial, dan Markas Besar TNI serta Dinas Hidro-Oseanografi TNI AL. Selain itu, Tim Teknis juga dilengkapi dengan Dewan Penasihat Tim Teknis yang terdiri dari para pakar seperti Dr. N. Hasan Wirajuda, Prof. Hasjim Djalal, Prof. Hikmahanto Juwana, dll.
Pada pertemuan tersebut, anggota Tim Teknis dari Badan Informasi Geospasial yang hadir terdiri dari Dr. Asep Karsidi (sebagai mantan Kepala BIG), Prof. Dr. Sobar Sutisna, Dr.-Ing Khafid, Sora Lokita, Eko Artanto, dan Astrit Rimayanti. Plt. Kepala BIG, Ibu Titiek Suparwati juga turut hadir sebagai pimpinan tertinggi lembaga yang mendampingi Presiden menerima Tim Teknis.
Pada acara audiensi tersebut, Koordinator Tim Teknis, Menteri Luar Negeri Kabinet Indonesia Bersatu II, Dr. Marty Natalegawa, melaporkan kepada Presiden SBY mengenai berbagai pelaksanaan tugas dan capaian dari Tim Teknis selama kurun waktu dari 2003 sampai dengan 2014. Secara umum dilaporkan oleh Menlu bahwa tugas Tim Teknis diantaranya adalah melaksanakan perundingan penetapan batas maritim Indonesia dengan negara-negara tetangga, melakukan kegiatan pengumpulan data dan dokumen, serta membuat kajian hukum dan teknis untuk mematangkan posisi Indonesia dalam perundingan penetapan batas maritim Indonesia dengan negara-negara tetangga dan sosialisasi batas wilayah negara Indonesia kepada berbagai pihak, khususnya di kawasan perbatasan Indonesia
Sepanjang tahun 2004 hingga saat ini, Indonesia telah menjadi salah satu pelopor di kawasan dalam mengelola masalah perbatasan dengan cara-cara damai, senantiasa mengedepankan perundingan dan upaya diplomasi berlandaskan hukum internasional yang berlaku. Secara khusus, Menlu melaporkan bahwa selama periode Kabinet Indonesia Bersatu I (2004-2009) dan Kabinet Indonesia Bersatu II (2009-2014), Indonesia telah berhasil mencapai penetapan batas maritim yang tertuang dalam 3 (tiga) perjanjian yaitu:
Untuk perbatasan darat, selama periode 2004-2014 Indonesia telah berhasil menuntaskan:
Lebih lanjut, disampaikan pula oleh Menlu bahwa Indonesia juga telah berhasil menambah luas wilayah Landas Kontinen Indonesia di luar 200 mil laut di bagian Barat Laut Pulau Sumatera seluas 4.205km2 atau kurang lebih seluas pulau Madura. Hal ini dicapai dengan diterimanya pada tahun 2011 submisi parsial Indonesia atas batas Landas Kontinen Indonesia (LKI) oleh United Nations Commission on the Limits of the Continental Shelf.
Pada sambutannya, Presiden SBY, atas nama pribadi, bangsa dan negara, menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas kerja keras Tim Teknis selama ini. Beliau menyampaikan, bahwa Tim Teknis telah menunjukkan sebuah prestasi kerja yang luar biasa meskipun bekerja di belakang layar dan jauh dari liputan media. Selain daripada itu, dalam seluruh sambutan dan arahan yang dilakukannya tanpa teks, Presiden juga memberikan pengarahan mengenai arti penting garis batas dari sisi hukum, geopolitik dan ekonomi. Presiden juga meminta secara khusus perbatasan dengan Malaysia dapat diselesaikan dengan baik, merujuk kepada dapat selesainya perbatasan Indonesia dengan negara lainnya.
Atas berbagai capaian tersebut, Presiden SBY tidak lupa berpesan dan memberikan arahan agar Tim Teknis dapat meneruskan apa yang sudah dilakukan selama ini, termasuk membantu Presiden Jokowi di dalam menangani berbagai masalah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga. Pada kesempatan tersebut Presiden SBY berpamitan kepada seluruh Anggota Tim Teknis dan menyempatkan berfoto bersama. (Sora Lokita/TR).