Selasa, 05 November 2024   |   WIB
id | en
Selasa, 05 November 2024   |   WIB
BIG Turut Isi Museum Balai Kirti di Istana Kepresidenan Republik Indonesia Bogor

Bogor, Berita Geospasial BIG - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti Bogor dan Museum Gedung Agung Yogyakarta. Badan Informasi Geospasial turut mengisi Museum Balai Kirti di Istana Bogor dengan Peta Digital Sejarah Perkembangan Negara Kesatuan Republik Indonesia beserta bookletnya.

Peresmian kedua Museum Kepresidenan RI tersebut berlangsung di Ruang Garuda Istana Bogor pada Sabtu 18 Oktober 2014 pukul 15.30 WIB. Istana Kepresidenan Bogor telah menjadi saksi sejarah berlangsungnya berbagai kegiatan para Presiden Republik Indonesia dan juga acara kenegaraan sejak dari masa kemerdekaan sampai kini.

“Bangsa yang besar, bangsa yang arif, dan bangsa yang cerdas adalah bangsa yang menghormati para pahlawan, pemimpin, dan pendahulunya, sekaligus dapat memetik pelajaran dari masa lalu untuk dibawa ke masa depan,” ujar Presiden SBY.

“Museum Balai Kirti di Istana Kepresidenan Bogor serta Museum Gedung Agung di Istana Kepresidenan Yogyakarta, haruslah menjadi museum yang hidup. Artinya, setiap presiden harus mengembangkan, melengkapi, dan memutakhirkan museum ini. Dan pengembangan serta pemutakhiran museum itu tentu sejalan dengan gerak perjalanan bangsa dari masa ke masa, dari periode ke periode”, Presiden SBY menjelaskan.Kita bersyukur kepada Allah SWT bahwa the idea and the dream come true. Kalau hanya idea tetapi tidak bisa ditransformasikan menjadi karya nyata akan tetap menjadi idea. Alhamdulillah Allah memberikan jalan dengan kerja keras kita terlahirlah dan bisa persembahkan Museum ini kepada bangsa kita, tambah Predisen SBY.

Usai memberikan sambutan, SBY menekan tombol sirene dan menandatangani dua buah prasasti tanda peresmian Museum Balai Kirti di Istana Kepresidenan Bogordan Museum Gedung Agung di Istana Kepresidenan Yogyakarta.Hadir dalam peresmian ini, diantaranya, Wapres Boediono dan Ibu Herawati Boediono, Presiden ke-3 RI B.J. Habibie dan Ilham Habibie, Ibu Sinta Nuriyah Wahid dan Yenny Wahid, serta Siti Hedianti Hariyadi Soeharto beserta segenap Menteri Kabinet Bersatu.

Pembangunan Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti dengan luas sekitar 4.000 meter persegi ini dilakukan secara terpadu dengan melibatkan berbagai lembaga pemerintah dan masyarakat. Fisik bangunan “Balai Kirti” dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum, sedangkan berkaitan dengan museumnya, mulai dari story line, tata pamer, koleksi, film dokumenter, buku sejarah kepresidenan, fasilitas teknologi informasi dan perpustakaan difasilitasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 2012 s.d 2014. Balai Kirti memiliki tiga lantai ada juga yang menyebut 2,5 lantai. Pertama sebagai Galeri Kebangsaan, kedua sebagai Galeri Kepresidenan, dan ketiga berupa Perpustakaan Kepresidenan dan taman terbuka.

BIG turut mengisi Galeri Kebangsaan dengan Peta Digital Sejarah Perkembangan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, berbarengan dengan Naskah Proklamasi, Lambang Negara, Pancasila, Pembukaan UUD 1945, Sumpah Pemuda dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Galeri Kepresidenan menyajikan peristiwa dan prestasi keenam Presiden RI mulai dari Soekarno, H.M. Soeharto, B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono berupa foto, buku, lukisan, benda seni, catatan, dan benda kenangan lainnya. Sedangkan Perpustakaan Kepresidenan memuat berbagai pustaka yang berguna untuk masyarakat Indonesia yang berkunjung ke Istana Bogor. BIG turut mengisi Perpustakaan ini dengan Buku NKRI Dari Masa ke Masa, Atlas Nasional Indonesia, dan Atlas Pulau-Pulau Kecil Terluar Indonesia.

Dengan dibangunnya museum-museum ini diharapkan para Keluarga Presiden terdahulu dapat melengkapi koleksi-koleksi yang ada di museum, agar para penerus bangsa dapat memetik pelajaran untuk dapat dibawa ke masa depan. Setiap presiden pasti ingin berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negaranya dengan gaya yang berbeda-beda sesuai perubahan zaman, demikian kata Presiden SBY. (TR).