Kualitas dan kuantitas SDM IG sangat dibutuhkan untuk menghadapi pasar bebas yang akan berlaku. Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai penyelenggara Informasi Geospasial (IG) menggandeng Perguruan Tinggi sebagai pencetak SDM IG dan APSPIG sebagai pengguna IG, menyelenggarakan forum untuk bersama-sama menghadapi kebutuhan SDM IG di Indonesia.
Forum diskusi bersama ini sudah diselenggarakan oleh BIG untuk yang kesekian kalinya, karena memang permasalahan kebutuhan SDM IG ini yang sangat perlu diselesaikan segera secara bersama-sama. Forum kali ini diselenggarakan dalam rangka “Persiapan Peluncuran Referensi Tunggal Informasi Geospasial” di Hotel Shangri La Jakarta pada Rabu, 16 Oktober 2013. Forum ini mengundang sejumlah Kepala Program Pendidikan (Ka. Prodi) dari sejumlah Perguruan Tinggi seperti ITB dan Itenas Bandung serta perwakilan dari sejumlah perusahaan survei dan pemetaan yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Survei dan Pemetaan Informasi Geospasial (APSPIG). Acara yang dihadiri sekitar 30 (tiga puluh) orang peserta ini, lebih merupakan ajang diskusi antara BIG, Perguruan Tinggi dan APSPIG.
Salah satu hajatan yang akan digelar BIG dalam waktu dekat ini adalah “Peluncuran Referensi Tunggal Informasi Geospasial". Rencananya, hajatan ini akan diselenggarakan pada hari Kamis, 17 Oktober 2013. Pemilihan 17 Oktober untuk mengenang berdirinya Bakosurtanal (17 Oktober 1969). Hal ini karena berdasarkan UU No. 4 Tahun 2011 dan Perpres No. 94 Tahun 2011 tentang BIG, BIG merupakan transformasi dari Bakosurtanal.
Acara dibuka secara resmi oleh secara resmi oleh Sekretaris Utama BIG Budhy Andono Soenhadi dengan moderator Kepala Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim, Edwin Hendrayana. Disampaikan oleh Budhy Andono, bahwa untuk menghadapi pekerjaan IG di tahun-tahun mendatang, dibutuhkan penambahan SDM IG dari segi kualitas dan kuantitas (engineer, operator, surveyor dan tenaga ahli). Karena itulah maka forum ini diadakan sebagai sarana komunikasi antara para pihak. Budhy Andono berharap agar para pengguna IG di Indonesia bisa kompak, agar jika pasar atau perdagangan bebas berlaku, maka SDM IG di Indonesia bisa bersaing dengan SDM IG dari luar negeri.
Ada satu hal yang dibutuhkan bantuan dari Perguruan Tinggi, yakni berupa peningkatan SDM, tidak hanya pada level sarjana, namun juga perlu adanya penambahan kapasitas SDM untuk level diploma. Untuk mencapai hal itu, BIG bersedia menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi dalam upaya peningkatan kapasitas dan kuantitas SDM IG (terutama dibidang survei dan pemetaan). Khusus untuk APSPIG, BIG mengharapkan adanya “pernyataan tertulis” berupa dukungan mengenai alasan dan hal mendasar terkait jenis pekerjaan jasa IG.
Acara diisi dengan diskusi dan tanya jawab terkait SDM IG. Banyak peserta yang secara aktif memberikan masukan tentang penanganan permasalahan penyediaan SDM IG. Peningkatan SDM IG saat ini baru terfokus pada pengadaan SDM Surta, ke depannya, tidak menutup kemungkinan perlunya peningkatan SDM IG pada sektor lainnya (misal:Kartografi, SIG, dll).
Oleh: Agung TM