Dalam rangka menghasilkan Informasi Geospasial (IG) yang andal dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang IG, Badan Informasi Geospasial (BIG) membutuhkan pemikiran berbagai pihak, termasuk dalam hal ini adalah para peneliti yang ada di BIG. Peneliti BIG memiliki tugas untuk melakukan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagaimana tertera dalam Keputusan Bersama Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Ka Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 3719/D/2004 dan Nomor 60 Tahun 2004. Litbang iptek yang dikembangkan Peneliti BIG tentunya di bidang informasi geospasial, yang secara umum dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu peneliti bidang IG Dasar, IG Tematik, dan Infrastruktur IG.
Peneliti yang telah mendapatkan gelar Ahli Peneliti Utama (APU) pada seluruh lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) pemerintah yang telah mencapai Golongan IV/e dan telah dikukuhkan dengan orasi ilmiah mendapatkan gelar Profresor Riset, sebagaimana tertulis dalam Peraturan Kepala LIPI Nomor 07/E/2009 pasal 3. Profesor Riset merupakan jabatan tertinggi untuk jabatan fungsional peneliti, dimana gelar ini merupakan pengakuan, kepercayaan dan penghormatan yang diberikan atas keberhasilan seorang PNS dalam mengemban tugasnya di bidang penelitian dan pengembangan.
Sejak pengukuhan Profesor Riset Dr. Aris Poniman (2005) dan Dr. Fahmi Amhar (2010), Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) yang bertransformasi menjadi Badan Informasi Geospasial (BIG), baru sekarang ini melakukan Pengukuhan Profesor Riset kembali. Bahkan pengukuhan profesor dilakukan untuk dua orang sekaligus, yaitu : Dr. Ir. Sobar Sutisna, M.Surv.Sc dan Dr. Ir. Dewayany, M.App.Sc. Kedua Profesor Riset yang dikukuhkan oleh LIPI pada 5 September 2014, melakukan orasi pengukuhannya bertempat di Aula Utama Gedung S Lantai 2 BIG. Pengukuhan Profesor Riset kali ini merupakan nomor 433 dan 434 di LIPI dan nomor 3 dan 4 di BIG. Sobar Sutisna mendapatkan gelar profresor riset untuk bidang kepakaran Geodesi, sedang Dewayany memperoleh gelar profresor riset untuk bidang Sistem Informasi Spasial. Hasil karya kedua pakar tersebut sangat bermakna bagi kemajuan BIG sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Informasi Geospasialdi Indonesia.
Dr. Sobar Sutisna, M.Surv.Sc dalam pengukuhan tersebut menyampaikan orasi berjudul “Peran Geodesi dalam Pengembangan Informasi Geospasial bagi Integritas Wilayah NKRI”. Pada orasi tersebut Sobar menjelaskan bahwa BIG mempunyai perhatian terkait penyelesaian batas wilayah negara dan daerah otonom, baik batas di darat, di laut, dan juga di udara yang masih belum tuntas seluruhnya. Selain itu, BIG juga memiliki 530 lebih daerah otonom yang batas-batasnya belum terselesaikan. Cepat atau lambatnya penyelesaian batas negara dan batas daerah sangat memerlukan dukungan profesi geodesi dan ketersediaan data/informasi geospasial yang andal, guna mendukung kebijakan “border diplomacy” dan kebijakan otonomi daerah dalam kerangka NKRI.
Sementara Dr. Dewayany, M.App.Sc. menyampaikan orasi dengan judul “Pembangunan Sistem Informasi Spasial: Penguatan Informasi Geospasial Sebagai Sarana Pendukung Keputusan Pembangunan yang Lestari”. Dalam orasinya dijelaskan bahwa kegiatan perencanaan, pembangunan, monitoring dan evaluasi pembangunan nasional serta aspek-aspek di dalamnya tentu membutuhkan informasi spasial. Untuk mengurangi tumpang tindih pemanfaatan ruang seperti yang banyak terjadi pada dasa warsa ini, Sistem Informasi Spasial (SIS) dipercaya dapat menjawab kebutuhan ini, karena sistem tersebut merupakan produk ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dapat mendukung perencanaan pembangunan, yang kedepannya lebih diarahkan pada pembangunan berkelanjutan. Sistem ini mampu memvisualisasikan opsi-opsi kondisi sumber daya alam dan lingkungan serta opsi-opsi terbaik dalam pengelolaannya. Bahkan inovasi iptek di bidang ini dapat memperkuat Ina-Geoportal hingga dapat diandalkan untuk menjawab permasalahan pemanfaatan ruang kebumian dan berbagai konflik di dalamnya.
Setelah selesai menyampaikan orasinya, kedua calon resmi mendapatkan gelar profesor riset dengan disaksikan para Majelis Pengukuhan Profesor Riset dari LIPI dan BIG serta Kepala BIG, Asep Karsidi. Dalam sambutannya Asep Karsidi menyampaikan bahwa acara pengukuhan profesor riset hari ini terasa istimewa, karena untuk pertama kalinya dilaksanakan dimasa lembaga ini telah berganti nama dan bertransformasi menjadi Badan Informasi Geospasial. Selain itu pengukuhan ini dilaksanakan sejalan dengan dimulainya proses perencanaan kegiatan pembangunan Informasi Geospasial 2015-2019, yang ditandai dengan penyusunan rencana strategis pembangunan informasi geospasial di berbagai tahapan. Pemikiran dari para profesor riset di BIG, tentunya sangat diharapkan dapat mewarnai proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan informasi geospasial di Indonesia saat ini dan di masa yang akan datang.
Asep Karsidi berharap kepada kedua Profesor Riset yang baru dilantik ini, untuk mempelajari dengan seksama berbagai upaya dan terobosan terhadap rencana pembangunan IG yang telah dicanangkan untuk lima tahun ke depan secara intensif, produktif, dan efisien. Pada keduanga agar lebih berperan menjadi pembina dan motivator bagi para peneliti yang lebih muda, baik dalam kepakaran, maupun dalam pengembangan jati-diri, integritas serta profesionalisme mereka.
Acara resmi ditutup pada pukul 16.00 dengan penampilan apik dari Paduan Suara BIG yang menyanyikan lagu Syukur, Tanah Airku, Tanah Air Beta, dan Bangga Hatiku secara medley. Para undangan dan tamu yang hadir pun berkeliling untuk mengucapkan selamat kepada kedua Profesor Riset yang baru dikukuhkan tersebut. Pemikiran dari para profesor riset ini diharapkan dapat mewarnai proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan informasi geospasial di Indonesia saat ini, dan di masa yang akan datang. Diharapkan kedepannya akan ada lebih banyak lagi pemikir-pemikir brilian dari BIG yang bisa memberikan kontribusi bagi perkembangan IG di Indonesia. Sesuai dengan moto dari BIG, semua itu diselenggarakan dalam rangka untuk “Menata Indonesia yang Lebih Baik”.(Retno/TR).