Selasa, 05 November 2024   |   WIB
id | en
Selasa, 05 November 2024   |   WIB
Indonesia Butuh 27.500 SDM Bidang Informasi Geospasial

Pontianak, Berita Geospasial BIG-Sumberdaya manusia bidang informasi geospasial masih perlu ditingkatkan baik kuantitas maupun kualitasnya.  Dari segi kuantitas, maka apabila setiap kabupaten/kota membutuhkan 55 SDM IG, maka secara nasional dibutuhkan 27.500 SDM IG di Indonesia. Jumlah ini belum belum termasuk kebutuhan SDM untuk industri IG/swasta seperti perusahaan minyak, pertambangan, perusahaan GIS, dan lainnya.

Demikian dikatakan oleh Kepala BIG, Asep Karsidi dalam materi kunci pada Workshop Geospasial yang diselenggarakan di Hotel Mercure Pontianak, Kalimantan Baratpada Selasa, 26 Agustus 2014.  Workshop tersebutdengan tema “Peningkatan Kompetensi SDM IG untuk Mendukung Kebijakan Satu Peta bagi Pembangunan Berkelanjutan”. Workshop yang diikuti oleh kurang lebih 100 peserta dari akademisi, SKPD Provinsi Kalbar, Guru Geografi di SMA, Mahasiswa serta Awak Media di Pontianak dan sekitarnya ini, merupakan bekerjasama antara BIG dengan Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak.

Pelaksanaan workshop ini merupakan hasil perjalanan yang cukup panjang, dimana diawalinya dengan kunjungan kerja BIG ke Untan pada Tahun 2012, yang berkaitan dengan akan dibangunnya Pusat Pengembangan Infrastruktur Data Spasial (PPIDS) di Kalimantan Barat, demikian dijelaskan oleh Heri Priyanto, Ketua Pelaksana workshop ini.  Selanjutnya Tahun 2013, BIG telah menyerahkan berbagai peralatan pendukung PPIDS.  Di dalam rangkaian acara Workshop Geospasial ini di dalamnya ditandatangani Nota Kesepahaman Bersama antara BIG dengan Untan, tambah Heri. 

Rektor Untan, H. Thamrin Usman dalam sambutannya menyatakan bahwa ada 3 (tiga) isu utama yang harus diantisipasi dan dicari jalan keluarnya, yaitu food, energy, dan water security.  Ketiganya berpeluang menimbulkan konflik., oleh karena itu, bagaimana caranya supaya IG bisa membantu menyelesaikannya, tambah Thamrin.  Ketiga isu tersebut sesuai dengan tema Hakteknas yang diselenggarakan oleh Kemenristek beberapa minggu lalu, yaitu “Inovasi Pangan, Energi, dan Air untuk Daya Saing Bangsa”, dimana BIG mendukungnya.  BIG turut menampilkan hasil inovasi geospasial dengan teknologi yang menyertainya.  Untuk itu sudah dipastikan bahwa Informasi Geospasial dapat mendukung untuk inovasi pangan, energi dan air yang menjadi unsur utama dalam kehidupan.

Workshop Geopspasial dibuka resmi oleh Kepala BIG, Asep Karsidi.  Dalam sambutannya Asep Karsidi menjelaskan bahwa kerjasama antara BIG dengan Untansebagai landasan hukum agar kerjasama yang lebih detil mendatang dapat dilaksanakan dengan baik dan tertib administrasi.Selain memberikan sambutan, Kepala BIG juga memberikan materi kunci dengan judul “Pembangunan Sumberdaya Manusia Bidang Informasi Geospasial di Indonesia”.  Dijelaskan bahwa kebutuhan SDM IG mempunyai 3 level yaitu Jangka Pendek untuk Untuk memenuhi penyusunan RTRW dan Untuk mendukung proyek MP3E; Jangka Menengah untuk memenuhi ketersediaan IG (Dasar dan Tematik); dan Jangka Panjang untuk updating seluruh IG dan pemanfaatannya.

Kebutuhan SDM IG secara nasional sangat besar baik kualitas dan kuantitasnya, lebih lanjut Asep Karsidi menjelaskan.  Apabila dilakukan asumsi bahwa 1 kabupaten membutuhkan 55 orang SDM IG, dengan jumlah 500 kab/kotamaka dibutuhkan 27.500 orang.  Angka 55 per kab/kota terdiri dari untuk pemotretan diperlukan 5 orang, pemrosesan 25 orang, pre markingdan jalur terbang20 orang, pengelolaan data 3 orang dan pemanfaatan IG 2 orang.

Sementara ketersediaan SDM IG Nasional yang berasal dari 18 Perguruan Tinggi IG di Indonesia (untuk pengajar maupun profesi surta), jika lulus pertahunnya 50 orang maka total dihasilkan SDM IG adalah 900 org per tahun, maka memenuhi kebutuhan sejumlah 27.500 SDM IG dibutuhkan waktu sekitar 30 tahun.  Waktu tersebut lama sekali untuk dicapai, tambah Asep Karsidi, makanya diperlukan adanya upaya-upaya percepatan pembangunan SDM IG di Indonesia.

Tantangan di masa mendatang adalah bagaimana menyediakan SDM IG yang memiliki kompetensi dan kualifikasi memadai untuk percepatan penyelenggaraan IG nasional. Dan dengan melalui koordinasi serta peningkatan kapasitas institusi pendidikan bersama-sama dengan lembaga penyelenggara IG lainnya seperti BPNdan Bappeda,nantinya bisa tercipta sistem yang komprehensif dan terintegrasi, dalam upaya peningkatan kuantitas dan kualitas SDM IG Nasional.BIG berkomitmenuntuk turut mendukung pembangunan SDM yang berkualitas untuk pembangunan IG agar proses pembangunan Nasional dapat dilaksanakan secara optimal.

Selain materi kunci, maka acara Workshop Geospasial diisi dengan Diskusi Panel dan Workshop. Materi yang disampaikan meliputi Implementasi SKKNI Bidang IG, Pembangunan PPIDS, Pemetaan Rupabumi Indonesia (RBI) 2014, Pemetaan Batas Wilayah di Provinsi Kalimantan Barat serta Aplikasi Pemetaan Partisipatif dan Ina-Geoportal. (TR).