Raja Ampat, Berita Geospasial BIG-Untuk mendukung pariwisata dan pembangunan di daerah Raja Ampat, pemerintah mengadakan Sail Raja Ampat 2014. Adapun acara Sail telah terselenggara 6 kali semenjak tahun 2009, dimana tahun sebelumnya berlangsung di Pulau Komodo. Selain Sail, acara Sail Raja Ampat 2014 ini juga didukung acara lainnya, yaitu Pameran Potensi Daerah Raja Ampat dan Festival Kebudayaan Raja Ampat. Adapun Pameran Potensi Daerah Raja Ampat diikuti oleh 80 Kementerian/Lembaga (K/L), dan Badan Informasi Geospasial (BIG) merupakan salah satu K/L yang tergabung di dalamnya.
Kabupaten Raja Ampat merupakan kepulauan yang terdiri dari lebih dari 1.846 pulau kecil, pulau karang, dan laut dangkal.Raja Ampat terletak di ujung barat laut Semenanjung Kepala Burung di Papua dengan empat pulau utamanya yaitu Misool, Salawati, Batanta, dan Waigeo. Raja Ampat merupakan kabupaten baru yang terpisah dari Kabupaten Sorong pada tahun 2004. Dengan luas wilayah kurang lebih 40.000 km2 yang terdiri atas daratan dan lautan. Sumber daya alam lautnya yang indah dan beragam, menjadikan Raja Ampat terkenal sebagai kawasan wisata bahari.
Berdasarkan sejarahnya nama Raja Ampat berasal dari mitos masyarakat setempat tentang seorang wanita yang menemukan tujuh buah telur. Empat dari tujuh telur menetas dan menjadi Raja yang memerintah 4 pulau terbesar di wilayah Raja Ampat. Sementara 3 telur lainnya berubah menjadi hantu, seorang wanita, dan sebuah batu. Oleh sebab itu kepulauannya disebut kepulauan Raja Ampat.Berbagai sumber menempatkan Raja Ampat sebagai salah satu tempat menyelam yang populer, sekaligus menempati nomor satu dalam hal keanekaragaman hayati bawah air. Tak ayal hal tersebut menjadikan Raja Ampat menjadi destinasi wisata alam laut yang digemari.
Sail Raja Ampat 2014 berlangsung selama 5 hari mulai tanggal 19-23 Agustus 2014. Acara dibuka pada 20 Agustus 2014 oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia (Menkokesra RI), Agung Laksono. Dengan diawali tarian cenderawasih, yang disebut juga burung surga, acara pembukaan Sail Raja Ampat 2014 dimulai. Bupati Raja Ampat, Marcus Wanma, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kegiatan Sail Raja Ampat 2014 ini penting untuk dilakukan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan merata sejahtera. “Acara ini penting untuk membenahi dan mempertajam pembangunan Raja Ampat dengan potensi wisata alam yang indah. Tapi tidak hanya potensi wisata alam saja, namun budaya setempat juga bisa menjadi potensi wisata yang mampu menarik para wisatawan untuk mengunjungi Raja Ampat ini”, terang Marcus.
Sambutan Bupati Raja Ampat ditutup dengan suguhan tarian khas Raja Ampat yaitu Tari Wala dan Tari Setan Gamutu. Tari Wala menceritakan tentang keindahan alam Raja Ampat, sementara Tari Setan Gamutu merupakan tarian perang yang digunakan untuk mengecoh musuh sehingga mereka menjadi tidak konsentrasi dan bisa dikalahkan di medan perang. Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Menkokesra RI, Agung Laksono. Agung memaparkan bahwa acara Sail Raja Ampat ini sangat efektif agar pembangunan daerah juga bisa segera dilangsungkan. Selain sail, acara pameran dan festival juga diharapkan bisa mendorong kreativitas dan perekonomian masyarakat, sehingga bisa mengurangi pengangguran. Agar seiring dengan derasnya arus wisatawan, produk-produk daerah juga bisa dikenalkan kepada wisatawan yang berkunjung. “Sebagai daerah yang menjadi tempat migrasi paus, pusat ikan pari, semoga Raja Ampat ini bisa menjadi world herritage. Diharapkan segala pembangunan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga Kabupaten Raja Ampat bisa maju juga”, jelas Agung. Ia juga mengingatkan kepada para tamu undangan yang hadir agar tetap menjaga kebersihan dan lingkungan Raja Ampat ini.
Pemukulan tifa oleh Menkokesra RI, Agung Laksono yang didampingi Bupati Raja Ampat, Marcus Wanma sebagai tanda dimulainya Sail Raja Ampat 2014. Agung kemudian membuka acara Pameran Potensi Daerah Raja Ampat yang disimbolkan dengan memotong pita di depan pintu masuk pameran. Agung juga menyempatkan diri untuk melihat kondisi pameran di dalam ruangan. Beberapa stand pameran dikunjungi oleh Agung, salah satunya adalah stand BIG. Agung pun mengamati peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Edisi Tahun 2014 yang dipajang disana. Ia mengungkapkan kekaguman dan keinginannya untuk memiliki peta yang serupa untuk dipasang dikantor Kemenkokesra. Setelah puas melihat-lihat di stand BIG, Agung melanjutkan perjalanannya melihat stand yang lain.
Ini bukan kali pertama BIG mengikuti pameran di acara sail, diharapkan kedepannya acara serupa tetap bisa diadakan, di tempat yang tidak kalah potensi wisata alamnya. Namun yang perlu diperhatikan adalah pelestarian alamnya. Agar dengan akses yang semakin mudah, keanekaragaman sumber daya alam laut yang menjadi andalan dapat terlindungi. Lebih lanjut acara pameran ini menjadi ajang BIG untuk memperkenalkan produknya kepada masyarakat luas dan pemerintah daerah setempat, agar masyarakat menjadi melek informasi geospasial bisa terwujud. Sehingga peningkatan potensi dan pembangunan daerah dapat tertata dengan tertib dan baik yang disajikan dalam informasi geospasial yang dapat dipertanggungjawabkan. (Retno/TR).