Selasa, 26 November 2024   |   WIB
id | en
Selasa, 26 November 2024   |   WIB
BIG dan ITB Launching Pendidikan Program D1 Bidang Survei dan Pemetaan

Pendidikan berjenjang tenaga siap pakai terampil masih sangat dibutuhkan di Indonesia, terutama sumberdaya manusia di bidang Informasi Geospasial.  Hal ini juga untuk menghadapi AFTA 2015 mendatang.  Untuk itu BIG bekerja sama dengan ITB akan menyelenggarakan Pendidikan Program Diploma Satu Bidang Survei dan Pemetaan.

Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (IG), Badan Informasi Geospasial (BIG) berkewajiban untuk melakukan pembinaan mengenai pemaknaan, pengarahan, perencanaan, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan IG Tematik (IGT). Oleh karenanya ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi komponen yang penting dalam penyelenggaraan informasi geospasial. Sementara struktur pendidikan yang menghasilkan tenaga terdidik dan terampil dalam bidang survei dan pemetaan justru sangat kurang terutama tenaga ahli terapan. Apalagi dengan akan diberlakukannya AFTA 2015, dimana perjanjian perdagangan untuk meningkatkan daya saing ekonomi di kawasan ASEAN akan diberlakukan. Hal ini tentu akan menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan survei dan pelatihan.

Dengan dilatarbelakangi berbagai hal tersebut, maka pada Jumat, 15 Agustus 2014, dilaksanakan “Launching Pendidikan Program Diploma Satu Survei dan Pemetaan yang merupakan kerja sama antara BIG dan ITB”. Acara yang bertempat di Aula BIG Gedung S Lantai 2 tersebut dibuka secara resmi oleh Sekretaris Utama (Sesma) BIG, Titiek Suparwati dengan pemukulan gong sebanyak 3 kali. Dalam sambutannya Titiek mengemukakan bahwa Pendidikan Program D1 Survei dan Pemetaan ini memiliki perjalanan panjang yang diawali dengan gagasan dari Bapak Budhy Andono Soenhadi, Sesma BIG periode 2010-2014, yang dimulai pada bulan Maret 2011 sampai Agustus 2014 baru terwujud. “Untuk angkatan pertama, peserta didik berasal dari BIG, namun diharapkan ke depannya bukan hanya SDM BIG yang dikembangkan, namun juga untuk SDM Survei dan Pemetaan secara nasional”, tambah Titiek dalam sambutannya.

Titiek juga menerangkan bahwa BIG dapat bekerja sama dengan Asosiasi Perusahaan Survei dan Pemetaan Informasi Geospasial (APSPIG) dan asosiasi profesi lainnya terkait pengembangan SDM-nya. Acara launching Pendidikan Program D1 ini sebagai inisiasi awal untuk mengakomodir kebutuhan SDM tersebut. Pemilihan jenjang D1 dilakukan atas dasar tingginya kebutuhan SDM Geospasial dengan pendidikan di bawah S1, untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang bila dikerjakan S1 dirasa terlalu tinggi tingkatannya, seperti misalnya pekerjaan digitasi.

Sementara itu Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) ITB, Eddy A. Subroto menyambut baik kerja sama antara ITB dengan BIG, untuk penyelenggaraan Pendidikan Program D1 Survei dan Pemetaan ini.  ITB juga berterima kasih karena pendidikan program ini pertama kali diselenggarakan dan dengan ITB pula.  Ke depannya ITB akan melanjutkan pendidikan program ini untuk dikembangkan dengan peserta dari seluruh wilayah Indonesia.

Selanjutnya Eka Djunarsah, Koordinator Pelaksana Pendidikan Program D1 Surta, menjelaskan tentang pendidikan ini. Diterangkan bahwa pembiayaan penyelenggaraan pendidikan Program Studi D1 Survei dan Pemetaan Tahun Akademik 2014-2015 dibiayai oleh DIPA BIG Tahun Anggaran 2014-2015, dan sebagian dapat ditanggung oleh Peserta Didik untuk peserta di luar BIG. Pendidikan akan diselenggarakan di Kampus ITB Jatinangor dan Balai Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) BIG Cibinong. Untuk peserta ada beberapa kriteria, yaitu : pegawai pemerintah yang menangani pekerjaan pengukuran dan pemetaan di lingkungan seksi atau bidang survei dan pemetaan; pegawai swasta atau perseorangan yang menangani atau akan terjun dalam pekerjaan pengukuran dan pemetaan di lingkungan seksi atau bidang survei dan pemetaan; pendidikan minimal Sekolah Menengah Atas atau sederajat.

Sementara pengajar pendidikan ini terdiri dari : dosen-dosen tetap Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB, yang telah berpengalaman menangani pendidikan survei dan pemetaan; staf Badan Informasi Geospasial; tenaga pendukung lainnya dari ITB dan BIG. Untuk angkatan pertama telah terdaftar sebanyak 20 orang peserta. Ke depannya BIG juga akan menyelenggarakan kerjasama dalam hal pengembangan SDM  Geospasial dengan beberapa universitas lainnya, seperti Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Diharapkan program ini akan menjadi pendorong bagi peningkatan SDM Geospasial di Indonesia, sehingga ke depannya penyelenggaraan informasi geospasial di Indonesia dapat berjalan semakin lancar dan cepat. (Retno-Riski/TR)