Koordinasi antar lembaga terus-menerus dilakukan oleh BIG dengan Kementerian/Lembaga (K/L) terkait, tak terkecuali dengan beberapa Kedutaan Besar Republik Indonesia sebagai perwakilan Indonesia di kancah Internasional. Dalam rangka koordinasi dan konsolidasi dengan BIG, Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh Republik Indonesia (Dubes LBBP RI) untuk Belgia, Luxemburg dan Uni Eropa dan Dubes LBBP RI untuk Austria, Slovenia, dan Perwakilan Tetap untuk PBB dan Organisasi Internasional di Viena, Arif Havas Oegroseno dan Rachmat Budiman menyambangi BIG pada Senin, 26 Mei 2014. Selain berkunjung, kedatangan mereka juga dilakukan dalam rangka untuk menjadi narasumber dalam diskusi nasional yang diselenggarakan BIG dengan tema “Dampak Masalah Laut China Selatan Bagi Indonesia”.
Kesemua itu dilakukan BIG dalam rangka upaya untuk menjadi lembaga penggerak dan terdepan dalam penyelenggaraan Informasi Geospasial (IG) yang andal, terintegrasi dan mudah dimanfaatkan.BIG terus melakukan langkah-langkah yang yang inovatif dan berorientasi ke depan. Salah satunya dengan meningkatkan koordinasi dan kapasitas kelembagaan, sumber daya manusia, kualitas penelitian, serta mengembangkan penyelenggaraan IG yang efektif, efisien, dan sistematis untuk mendukung pembangunan nasional berkelanjutan.
Kedua Dubes tersebut diterima Dodi Sukmayadi, Deputi Informasi Geospasial Dasar (IGD) BIG, Budhy Andono Soenhadi Sekretaris Utama BIG dan Yusuf Surachman Djajadihardja Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial (IIG) BIGdi Ruang Rapat Gedung Utama BIG. Hadir pula dalam acara tersebut Tri Patmasari Kepala Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai BIG, Anas Kencana Kepala Bidang Pemetaan Batas Negara BIG, Marsono Julianto T.P. Kepala Bidang Jaring Kontrol Horizontal dan Vertikal BIG, Fahmi Amhar Peneliti BIG, Agus Hikmat Kepala Bidang Pemetaan Rupabumi Skala Kecil dan Menengah BIG, serta Khasan Azhari dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
“Pemanfaatan IG dalam perencanaan tata ruang dan pembangunan nasional yang berkelanjutan dapat mengurangi kesenjangan antar wilayah, serta menjadi jalan untuk pemerataan kemakmuran dalam lingkup nasional”, ungkap Dodi Sukmayadi dalam paparannya. Dodi menyampaikan pula bahwa Indonesia saat ini masih memiliki ketergantungan yang cukup besar terhadap produk luar negeri, terutama yang berkaitan dengan IG. Alangkah baiknya bila saat ini Indonesia mulai memikirkan untuk menciptakan produk IG sendiri, baik berupa teknologi maupun software yang berkaitan dengan IG.
Pada kesempatan itu Dodi juga menunjukkan Portal Geospasial Indonesia (Ina-Geoportal), yang dapat diakses melalui http://tanahair.indonesia.go.id.Pada aplikasidapat diketahui data pengunjung website selama ini, yang ternyata kebanyakan pengunjung berasal dari negara Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa. Hal itu menunjukkan warga Internasional juga tertarik untuk menjelajahiIna-Geoportal. Pada aplikasi tersebut pengunjung dapat mengakses peta dasar BIG, serta mengintegrasikannya dengan IG dari K/L lain yang telah telah terhubung dalam Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN). Peta-peta tematik yang telah dibuat pengunjung juga bisa disimpan dan dibagi-pakai dengan pengunjung website lain.
Memperhatikan paparan dari Dodi, Arif Havas Oegroseno mengemukakan bahwa aplikasi Ina-Geoportal tersebut bisa mendorong munculnya studi-studi yang membantu untuk peningkatan kesejahteraan di Indonesia. “Misalnya soal pertanian, perlu studi yang mengangkat tema pulau-pulau kecil Indonesia yang potensi untuk pertanian. Dimana pulau tersebut tidak ada yang menempati, sehingga aktivitas pertanian tidak akan menganggu permukiman penduduk maupun merusak hutan yang sudah ada”, terang Havas, Dubes RI yang telah menjabat sejak tanggal 24 November 2010. Dengan puluhan ribu pulau yang dimiliki Indonesia, Havas menguraikan pandangannya untuk mengoptimalkan pulau-pulau tersebut demi peningkatan perekonomian dan kesejahteraan Indonesia, tanpa perlu mengganggu aspek-aspek lain dalam masyarakat.Pada kesempatan tersebut BIG juga memberikan peta NKRI Edisi Tahun 2013 dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia kepada kedua Dubes RI yang berkenan hadir tersebut. Diskusi singkat yang berlangsung lancar tersebut berakhir pada pukul 12.00, untuk kemudian dilanjutkan dengan makan siang bersama. (LR/TR).