Lahan basah (wetland) yang terdiri dari berbagai macam jenis, kesemuanya mempunyai karakteristik khasnya masing-masing. Salah satu jenis lahan basah yang menjadi perhatian BIG bahkan dunia internasional adalah lahan gambut. Terdapat berbagai macam metodologi yang digunakan untuk pemetaan lahan gambut. Masih merupakan hal yang sulit untuk memetakan gambut karena karakteristiknya, hal ini menyebabkanluaslahan gambut berbeda-beda.
Untuk itu maka BIG bekerjasama dengan Wetland International dan SarVision untuk pemetaan lahan gambut danlahan basah lainnya. Pertemuankerjasama yang dilaksanakan pada 19 Mei 2014 di Bogor dihadiri oleh BIG, SarVision, Wetland International, Wetland Indonesiaini,bertujuan untuk mendetilkan kerjasama pemetaan lahan basah dengan menggunakan citra satelit khususnya radar. Lebih jauh kerjasama ini untuk membuat percontohan untuk sistem monitoring lahan basah secara global untuk perencanaan tata ruang dan rantai distribusi yang berkelanjutan.
Kerjasama akan dilaksanakan selama 2 tahun pada Tahun 2014-2015 ini, mempunyai fokus pekerjaan wetland (swamps), wetland forest (peat swamp forest, mangrove)danflooding events.SarVision menawarkan pemetaan dengan berbagai keperluan dan pada resolusi temporal yang lebih baik. Hal ini perlu diperhatikan cakupan dan skala peta yang dihasilkan, karena terkait dengan data yang ada.
Dengan adanya perkembangan baru dalam teknologi radar, dengan ketersediaan data radar yang lebih banyak, ketersediaan data gratis yang lebih banyak,meningkatnya resolusi spasial dan resolusi temporal yang lebih baik sampai harian-mingguan, maka akan memberikan peluang yang baik dalam pemetaan lahan basah. Dalam hal ini citra radar yang akan digunakan meliputi ALOS1, ALOS2 PALSAR Fine/Scan; ASAR, Sentinel1A, Sentinel1A+1B; dan Landsat+Sentinel2.
Beberapa kesepakatan pertemuan yang diperoleh adalah (1) validasi pemetaan mangrove dengan menggunakan citra radar berdasarkan data 211 titik sampel di Sumatera yang telah dikumpulkan BIG pada 2013; (2) hasil korelasi antara citra radar dengan kerapatan mangrovedapat digunakan untuk pemetaan mangrove di wilayah lain yang sering tertutup awan; dan (3) peningkatan SDM BIG untuk mengikuti Program Master di Uninversity of Wageningen maupun kerja magang di Belanda selama 3 bulan untuk menyelesaikan kegiatan tersebut. Khusus program diklat ini SarVisionakan membuat draft detail rencana kegiatan dan akan didiskusikan secara jarak jauh dengan pihak BIG dan Wetland Indonesia pada bulan Juni 2014 sebagai bahan negosiasi dengan Uninversity of Wageningen.