Peta taktual adalah peta yang menyajikan informasi keruangan dengan fasilitas untuk dapat dibaca oleh para penyandang tunanetra. BIG telah menghasilkan peta taktual dengan berbagai tema. Dengan adanya peta taktual ini BIG turut memberikan informasi tentang keruangan Indonesia dalam rangka pemenuhan hak asasi manusia terutama untuk para penyandang tunanetra.
Para penyandang tunanetra sangat gembira dapat mengetahui "secara langsung" wilayah Indonesia dan segala isinya dengan cara membaca peta. Hal tersebut dikatakan oleh Adi Sudarman, Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) A Negeri Citeureup, Cimahi, Bandung, pada sambutan penerimaan Tim Badan Informasi Geospasial (BIG) dalam rangka uji keterbacaan Atlas Taktual bagi tunanetra, yang dilaksanakan pada Selasa-Rabu, 13 -14 Mei 2014.
Pada hakekatnya manusia memerlukan kemampuan mobilitas untuk menemukan dan mendapatkan sumberdaya yang diperlukannya untuk menyelesaikan persoalan dalam kehidupannya. Jadi makin tinggi tingkat kemampuan mobilitas seseorang, makin banyak sumberdaya yang dikenalinya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dalam hidupnya. Diharapkan dengan menguasai banyak informasi, maka akan semakin tinggi pula derajat kehidupan yang diraihnya.
Untuk memiliki kemampuan mobilitas, manusia membutuhkan kemampuan orientasi yang dibangun melalui informasi yang didapatkannya. Makin banyak informasi yang didapatkan, makin luas juga kemampuan orientasi seseorang dan akan makin tinggi juga kemampuan mobilitasnya. Memperoleh informasi merupakan hak asasi bagi semua manusia tanpa kecuali termasuk para tunanetra, demikian disampaikan oleh Dr. Nurwadjedi, Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik (IGT) BIG dalam sambutannya.
Perubahan ke-2 Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 28 F menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
Dalam dunia pendidikan, keterampilan membaca peta/atlas diperlukan oleh para siswa. Bagi siswa normal (dapat melihat) membaca atlas mungkin adalah hal yang biasa. Bagi siswa tunanetra untuk untuk membaca atlas memerlukan media yang khusus, yaitu yang disebut Taktual. Atlas yang mereka butuhkan adalah yang dapat mereka kenali dengan indera rabanya. BIG selain membuat atlas buat siswa normal, juga mengembangkan pembuatan atlas Taktual.
Agar atlas taktual yang sudah dibuat oleh BIG dapat dibaca oleh siswa tunanetra secara umum, diperlukan beberapa kali uji keterbacaan oleh beberapa siswa terpilih, sebelum ditetapkan sebagai atlas taktual yang standar. Untuk hal tersebut BIG melaksanakan pembinaan pembelajaran pembacaan dan uji coba keterbacaan atlas taktual kepada para siswa tunanetra terpilih. Uji keterbacaan sudah dilakukan pada beberapa SLB dan Yayasan, antara lain: SLB di Surabaya, Banjarmasin, Padang, Yogyakarta dan SLB Negeri A Citeureup, Cimahi, Jawa Barat.