Selasa, 05 November 2024   |   WIB
id | en
Selasa, 05 November 2024   |   WIB
Data Hidrografi dalam Pembangunan Wilayah Pesisir dan Laut

Sekretaris Utama BIG membuka secara resmi Workshop dan Seminar Hidrografi Internasional bersama para pihak dari ITB, Dishidros TNI AL, BPN, Bappenas dan sebagainya.

Sebagai negara maritim kepulauan, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau sekitar 13.667, panjang garis pantai sekitar 81.000 km dan luas wilayah perairan sekitar 3.1 juta km2. Berdasarkan ketentuan dalam Hukum Laut Internasional (UNCLOS 1982), Indonesia memiliki hak untuk memanfaatkan dan mengelola Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas 2.7 juta km2. Dengan luas wilayah yang  sedemikian besar, Indonesia memiliki sumberdaya alam laut dan pesisir yang sangat melimpah, baik itu sumberdaya alam yang dapat diperbaharui ataupun tidak. Pemanfaatan sumberdaya alam tersebut memerlukan infrastuktur data geospasial yang baik dan lengkap untuk perencanaan, eksplorasi, eksploitasi sampai evaluasinya untuk mendukung  pengaturan yang dilakukan melalui kebijakan publik dan perundangan-undangan.

Hidrografi, sebagai cabang ilmu yang terkait dengan pengukuran dan deskripsi dasar laut serta  dinamika air laut merupakan aspek yang penting dalam pembangunan wilayah pesisir dan laut. Ilmu ini merupakan ilmu yang terkait dengan unsur geografis, geologis dan geofisik dari dasar laut beserta arus, pasang surut dan sifat fisik air laut. Secara singkat, hidrografi merupakan kunci untuk perkembangan aktifitas maritim yang sangat penting peranannya  pada perekonomian nasional.

Pembangunan potensi wilayah pesisir dan laut yang berkelanjutan perlu direalisasikan dengan berbasis Informasi Geospasial. BIG bersama para pihak (BPN, Kementerian Kelautan, ITB, ISI dan lain sebagainya) menyelenggarakan Seminar dan Workshop Hidrografi Internasional di Batam, Kepulauan Riau pada 27-29 Agustus 2013. Acara dihadiri sekitar 150 peserta dari Kementerian/Lembaga terkait, Perguruan Tinggi, perusahaan swasta di bidang pemetaan kelautan, dan lain sebagainya. Acara ini diisi juga dengan pameran produk-produk dan alat-alat survei pemetaan kelautan dari dalam dan luar negeri. BIG berpartisipasi dengan memamerkan sejumlah produk Informasi Geospasial Dasar dan Tematik yang terkait kelautan serta aplikasi Ina-Geoportal.

Acara seminar secara resmi dibuka oleh Sekretaris Utama BIG, Budhy Andono Soenhadi. Dalam sambutannya, Budhy Andono mengatakan bahwa batimetri, unsur dasar laut, arus, pasut dan sifat fisik air laut merupakan jenis-jenis informasi  geospasial laut dan pesisir. Terkait dengan informasi geospasial, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Undang-undang No. 4/2011 tentang Informasi Geospasial (IG) untuk menjamin ketersediaan dan akses informasi geospasial yang dapat dipertanggung jawabkan serta mewujudkan kebergunaan dan keberhasilgunaan informasi geospasial tersebut.

Acara seminar diisi dengan presentasi dari sejumlah pembicara dan dilanjutkan dengan workshop yang dibagi menjadi 3 kelompok.  Seminar sesi pertama bertema “Executive Presentation on Human Resources and Data Policy”  dengan pembicara Ir. Tri Patmasari, MSi dari BIG, Ir. Arifin Rudiyanto, MSc, PhD dari BAPPENAS, Ir. Tonny Harun, MSc dari BPN, Dr. Ir. Elly Rasdiani, MSc dari DEKI, Kol. Drs. Dede Yuliadi, MSc dari DISHIDROS, Ir. Sobri Syawie dari AKSLI dengan moderator Dr.rer.nat. Poerbandono.

Oleh: Agung TM