Selasa, 05 November 2024   |   WIB
id | en
Selasa, 05 November 2024   |   WIB
Teknologi Penginderaan Jauh Sumber Data Utama Penyelenggaraan Informasi Geospasial

Kapasitas sumberdaya Informasi Geospasial (IG) nasional harus terus dikembangkan dan digali guna meningkatkan kebergunaan dan keberhasilgunaan IG dalam pembangunan nasional. Upaya ini dapat diwujudkan melalui berbagai upaya salah satunya melalui workshop dan simposium.

Bertempat di Gedung University Club (UC) Universitas Gadjah Mada (UGM), Bulak Sumur, Yogyakarta, Badan Informasi Geospasial (BIG) melalui Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik menggelar Workshop Pengembangan Informasi Geospasial Tematik bekerjasama dengan Puspics Fakultas Geografi, UGM.

Acara Workshop ini diselenggarakan selama dua hari yaitu pada 25 – 26 2013 September bersamaan dengan acara Simposium Nasional Geoinformasi 2013 dengan tema “Meningkatkan Kualitas Data Geospasial Melalui Analisis Citra dan Pemodelan Spasial”.

Acara workshop dan simposium nasional kali ini sangat istimewa karena diselenggarakan bersamaan dengan Peringatan Dasawindu (80 tahun) Prof. Dr. R. Soetanto guru besar (emeritus) Fakultas Geografi, UGM, seorang perintis dan pembangun pendidikan penginderaan jauh di Indonesia. Peristiwa ini merupakan peristiwa yang langka, oleh karenanya Fakultas Geografi UGM, ingin mengangkat tradisi yang baik ini sebagai bagian dari budaya akademik. Prof. Soetanto adalah seorang pribadi yang tekun dan disiplin, dan dengan penuh keikhlasan dalam berkarya telah menghantarkan beliau ke pencapaian prestasi yang patut dibanggakan dan diteladani.

Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik (IGT) BIG, Dr. Priyadi Kardono mewakili Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), dalam sambutannya menyampaikan bahwa teknologi penginderaan jauh merupakan sumber data utama dalam penyelenggaraan informasi geospasial baik IG Dasar maupun IG Tematik. Beliau menyampaikan beberapa contoh aplikasi citra penginderaan jauh baik dari foto udara hingga citra satelit multispektral hingga hiperspektral.

Pendidikan penginderaan jauh yang telah dirintis oleh Prof. Dr. Soetanto di Fakultas Geografi telah melahirkan SDM informasi geospasial nasional melalui pendidikan bergelar maupun non gelar. Pada tahun 1976, Prof. Dr. Kardono Darmoyuwono, kala itu Deputi Bidang Survei Dasar dan Sumber Daya Alam BAKOSURTANAL, bersama dengan Prof. Soetanto telah mewujudkan terbentuknya Pusat Pelatihan Interpretasi Citra dan Survey Terpadu (PUSPICS) – BAKOSURTANAL yang merupakan kerjasama antara BAKOSURTANAL dan Fakultas Geografi UGM. Inisiasi kerjasama antara Fakultas Geografi dan BAKOSURTANAL yang kini menjadi BIG, telah dimulai sejak awal berdirinya BAKOSURTANAL melalui Prof. Dr. Kardono-ayahanda dari Dr. Priyadi Kardono. PUSPICS tidak hanya menjadi tempat pelatihan untuk meningkatkan kapasitas SDM informasi geospasial nasional, tetapi juga SDM dari luar negeri misalnya melalui program Training Course for Developing Countries (TCDC)

Pada hari kedua, Dr. Nurwajedi, Kepala Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik dalam paparannya menyampaikan pentingnya kebijakan satu peta (one map policy). Dalam hal ini pemetaan yang dilakukan harus mengacu pada referensi, standar, basisdata yang sama agar IG yang dihasilkan dapat dipertanggunjawabkan. Lebih lanjut disampaikan bahwa sesuai dengan Undang-Undang No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial, BIG adalah satu-satunya instansi yang berwenang menyelenggarakan Informasi Geospasial Dasar (IGD). Sementara penyelenggaraan Informasi Geospasial Tematik (IGT) dapat dilakukan oleh instannsi lain. BIG mempunyai tugas menyelenggarakan integrasi pemetaan tematik atau menyelenggarakan pemetaan tematik lain yang strategis dan belum ada penyelenggaranya. Dalam upaya melakukan koordinasi penyelenggaraan IGT antar kementerian dan lembaga, telah dibentuk 12 kelompok kerja pemetaan tematik.

Pembicara kunci lainnya Prof. Dr. Hartono memaparkan peran pendidikan tinggi dalam pengembangan survei dan pemetaan (surta). Dalam paparannya beliau menyampaikan bahwa surta akan berkembang pesat melalui implementasi teknologi informasi geografi dan perguruan tinggi sebagai pengembang iptek geospasial melalui berbagai ilmu kebumian yang dikembangkan. Pengembangan iptek surta dapat dilakukan melalui 4 pembidangan keilmuan profesi yaitu sains, profesi, keahlian dan bakat.

Sementara itu Drs. Projo Danoedoro, MSc. PhD, menyampaikan tentang penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan kurikulum penginderaan jauh di Fakultas Geografi UGM. Beliau memaparkan berbagai strategi untuk meningkatkan kualitas lulusan program studi penginderaan jauh dari jenjang S1 hingga S3. Banyak upaya yang dilakukan dalam pengembangan kurikulum di Prodi Penginderaan Jauh seperti melalui kerjasama dengan kementerian dan lembaga terkait serta universitas di luar negri.

Workshop dan Simposium Nasional ini diikuti oleh sekitar 200 orang yang terdiri dari akademisi – dosen dan mahasiswa dari berbagai universitas, serta peneliti dan pemerhati dari berbagai kementerian dan lembaga, dan bidang usaha. Disamping pemakalah kunci, terdapat lebih dari 40 makalah hasil penelitian yang dibahas. Makalah yang dibahas bersifat konseptual hingga aplikatif yang tentu akan meningkatkan kualitas dan ketelitian informasi geospasial yang dihasilkan.

Oleh: Agung TM