Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki bencana alam dengan tingkat risiko tinggi sebagai akibat dari kondisi geografi, klimatologi dan juga demografi. Kondisi geografi Indonesia yang terletak diantara dua benua dan dua samudra terbukti memberikan keuntungan ekonomi, namun di sisi lain juga menyimpan potensi bencana alam. Kodrat alam Indonesia yang berada pada pertemuan antara tiga lempeng tektonik, menjadikan Indonesia kaya akan sumberdaya tambang yang sangat berharga, namun wilayah ini juga rawan akan gempa bumi, tsunami dan tanah longsor. Kondisi bencana ini diperburuk dengan kenyataan bahwa setiap bencana memiliki tingkat kerentanan yang tinggi, sementara kapasitas dari masyarakat untuk mengurangi dampak negatif dari setiap bencana masih rendah. Oleh karena itu, penelitian mengenai risiko bencana sangat penting dilakukan secara terus menerus. Upaya mitigasi dan adaptasi yang didasarkan pada informasi lokal sangat diperlukan untuk meminimalkan risiko bencana di negara ini.
Manajemen bencana merupakan usaha yang kompleks dan memerlukan analisis yang komprehensif. Sementara komponen–komponennya seperti kerawanan, kerentanan, bahaya, risiko dan kapasitas, masih terpisah-pisah diantara para ahli. Selain itu, pengembangan alat dan teknik untuk menggunakan dan menggabungkan komponen-komponen tersebut dalam satu sistem manajemen risiko bencana masih harus terus ditingkatkan. Tantangan yang muncul kemudian adalah bagaimana mengkomunikasikan pengetahuan dan analisis mengenai manajemen risiko bencana menjadi satu kesatuan analisis yang terpadu.
Produk peta tematik kebencanaan telah banyak dihasilkan oleh berbagai institusi, baik berupa peta dalam format analog (cetakan) maupun peta digital. Namun demikian, peta-peta tersebut tidak terintegrasi satu sama lain, bahkan seringkali terjadi duplikasi. Oleh karena itu, koordinasi yang baik dan kerjasama yang sistematis antar institusi penghasil data spasial sangat diperlukan. Dengan pertimbangan ini, maka pemerintah membentuk Kelompok Kerja (Pokja) dengan nama Kelompok Kerja Pemetaan Kebencanaan, untuk menangani aktivitas pemetaan kebencanaan secara nasional. Kelompk kerja ini terdiri dari berbagai kementerian dan lembaga penghasil informasi geospasial kebencanaan antara lain BNPB, BIG, Kemen PU, BMKG, KKP, LAPAN, Kemenhut, Kementan, Kemen ESDM, Bapeten, dan Universitas (UGM, UI, ITB, ITS, dll). Kelak, Pokja ini diharapkan dapat menghasilkan standar pemetaan kebencanaan agar data geospasial yang dihasilkan mudah diintegrasikan. Tantangan yang dihadapi Pokja ini adalah bagaimana menjembatani komunikasi antara pengetahuan dan proses analisis manajemen risiko bencana menjadi kebijakan satu peta atau “one map” policy. Kebijakan ini mengandung arti bahwa peta atau informasi geospasial kebencanaan yang dihasilkan harus menjadi satu-satunya rujukan bagi semua pemangku kepentingan, tanpa ada dualisme ataupun duplikasi data.
Dengan berlandaskan pada kebutuhan nasional untuk manajemen risiko bencana yang dirasa sangat penting dan mendesak seperti disebutkan di atas, maka Badan Informasi Geospasial (BIG), bekerja sama dengan Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada menggelar seminar internasional dengan tajuk “Communicating Multi-scientific Analyses on Disaster Risk Management”. Tujuan dari seminar ini adalah : (1) memfasilitasi pertukaran informasi dan teknologi terkait dengan manajemen bencana dan pengelolaan informasi geospasial tematik pendukungnya; (2) berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam manajemen bencana dan memformulasikannya ke dalam satu pendekatan yang komprehensif.
Seminar ini dihadiri oleh para pakar, ilmuwan dan birokrat dengan berbagai latar belakang keilmuan dalam manajemen bencana dari dalam dan luar negeri. Hadir sebagai pembicara kunci dan narasumber antara lain adalah Kepala BIG, Dr. Asep Karsidi, Kepala BNPB, Dr. Syamsul Maarif, Gubernur D.I. Yogyakarta, Sri Sultan HB X, Prof. Lavigne (University Sorbone 1 Perancis), Prof. Masatomo Umitsu (Chiba University), Kristy Van Putten (AIFDR-Australia), Dr. Surono (Badan Geologi), Dr. Manzul Kumar Hazarika (ADPC Thailand), Dr. Laurentino do Carmo (NDMO Timor Leste), Dr. Dyah Rahmawati (UGM), Dr. Widjo Kongko (BPPT), dan Dr. Nurwadjedi (BIG).
download materi Seminar Internasional
Oleh: Agung TM