Senin, 25 November 2024   |   WIB
id | en
Senin, 25 November 2024   |   WIB
Sebanyak 25 Simpul Jaringan Menjadi Percontohan

Kelembagaan Infrastruktur Informasi Geospasial (IIG) sudah dibentuk sejak lahirnya Perpres No 87 Tahun 2007 tentang Jaringan Data Spasial Nasional (JDSN). Hingga saat ini sudah terdapat 25 simpul jaringan dari pusat dan daerah yang menjadi percontohan, simpul-simpul tersebut sudah merasakan manfaatnya karena melakukan pertemuan secara intensif dan komunikasi secara rutin dengan BIG.

Selasa, 24 Desember 2013 bertempat di BIG sebanyak 25 simpul jaringan data spasial mengadakan rapat pertemuan, dibuka oleh Deputi IIG-BIG Yusuf Surachman. Yusuf mengemukakan maksud dan tujuan rapat kali ini, yaitu mengevaluasi simpul jaringan, rencana ke depan agar lebih impressive dan komunikatif dengan tersambung atau tidaknya dengan Ina-Geoportal, melihat kondisi terkini (progress dan kendala) yang ada di setiap simpul jaringan dari sisi pilar JDSN (Kelembagaan, SDM, Infrastruktur, Data dan Teknologi). Yusuf juga ingin mengetahui komunikasi internal yang sudah ada di masing-masing K/L untuk menumbuhkembangkan simpul jaringan di masing-masing K/L.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BIG Asep Karsidi pada sambutan arahannya menyampaikan bahwa Simpul Jaringan merupakan kepentingan bersama yang merupakan implementasi dari Perpres JDSN (Perpres 87 Tahun 2007). Asep mengharapkan kegiatan Simpul Jaringan ini tidak mengulangi pengalaman yang terjadi di MREP atau MCRP. Kondisi saat ini, sudah ada 25 simpul yang menjadi percontohan yang dibiayai dari APBN, pinjaman dan APBNP. Simpul-simpul tersebut sudah merasakan manfaatnya karena melakukan pertemuan intensif dan komunikasi secara rutin.

Saat ini Perpres JDSN No. 85 Th. 2007 sedang direvisi, dan sudah masuk ke tahapan harmonisasi, di dalam Perpres yang baru nanti akan ada satu klausul yangmemerintahkan pemerintah-pemerintah daerah untuk membangun simpul-simpul jaringan. Secara nasional, telah dilaksanakan Rakornas dan Rakorda, untuk menjembatani pembangunan simpul jaringan di daerah yang terkait dengan pembangunan IG. Untuk pusat, kebutuhan akan guidance untuk masing-masing instansi dalam membangun tematik mulai disadari, oleh karena itu lahirlah kebijakan satu peta. Kebijakan satu peta peta adalah 1 referensi, 1 standar, 1 basisdata dan 1 portal, seluruhnya dibangun di simpul tersebut sebagai geospatial development.

  •  Referensi yang dimaksud adalah merujuk peta dasar yang di-release oleh BIG.
  • Standar, sudah disusun SNI, tidak boleh terjadi perbedaan misal dalam hal klasifikasi.
  • Database yang dibuat harus satu, database yang dikenal adalah Geospatial Fundamental Database yang strukturnya berbeda dari Statistical Database. Keseragaman struktur database penting digunakan untuk integrasi data antar instansi.
  • Portal, bagaimana simpul bisa eksis, membangun data geospasial sesuai perannya masing-masing.

Melihat pentingnya peran simpul jaringan baik di pusat maupun daerah maka simpul-simpul ini perlu dibina. Penyediaan informasi geospasial skala besar diperlukan untuk menjadi modal pembangunan daerah. Peta dasar skala besar menjadi kewenangan BIG, namun peta-peta tematik skala besar menjadi tugas instansi teknis terkait dan pemerintah daerah masing-masing.

Asep berharap Kedeputian IIG dapat memantau keaktifan dari 25 simpul jaringan percontohan, ketersediaan infrastruktur simpul jaringan dan status simpul-simpul yang sudah ada. Pemanfaatan simpul jaringan dengan baik akan mampu menaikan pendapatan daerah karena ketersediaan IG di daerah dapat dijadikan acuan pembangunan.

BIG sudah memiliki data center yang diharapkan dapat membantu daerah-daerah yang secara infrastruktur belum mampu. BIG juga membangun Geospatial Support Command Center (GSCC) yang akan memantau seluruh simpul jaringan yang ada. Tugas staf GSCC adalah memantau semua simpul dalam keadaan simpul. Diharapkan nantinya masyarakat Indonesia yang membutuhkan peta dapat mengakses Ina-Geoportal. Asep mengharapkan pihak BIG dan pihak simpul jaringan memiliki saluran hotline untuk berkomunikasi jika terjadi kendala dalam konektivitas Ina-Geoportal. BIG bertugas menyediaan informasi geospasial yang dapat dipertanggungjawabkan dan mudah diakses oleh masyarakat. Namun tugas ini memerlukan dukungan dan bantuan dari pemerintah-pemerintah daerah, bukan tugas BIG saja.

Asep mengajak peserta untuk membangun informasi geosasial (IG) bersama, agar kita dapat memiliki IG yang dapat dipertanggungjawabkan dan mudah diakses. Setelah acara sambutan dan pembukaan, peserta melakukan kegiatan kunjungan ke ruangan monitoring konektivitas Simpul Jaringan dengan Ina- Geoportal di BIG yaitu ruang GSCC. Di dalam ruangan ini, peserta rapat melihat ruang monitoring dan demo Ina-Geoportal serta melakukan diskusi dua arah dengan Kepala BIG dengan didampingi Deputi IIG, Sekretaris Utama BIG. Di dalam demo Ina-Geoportal, ditampilkan konektivitas dengan simpul dan layer-layer yang merupakan kewenangan simpul.

Oleh: Agung TM