Kawasan Laut China Selatan merupakan kawasan yang strategis. Kawasan ini dikelola oleh berbagai negara, dimungkinkan bisa terjadi konflik di dalam pengembangannya. Untuk itu BIG mendukung pencegahan konflik dengan melakukan pertukaran data dan informasi geospasial serta sistem referensi geospasial.
Laut China Selatan adalah sebuah kawasan di Samudra Pasifik membentang dari Singapura dan Selat Malaka sampai ke Taiwan. Kawasan ini terdiri dari lebih dari 200 pulau, batu dan karang dan merupakan batas wilayah bagi banyak negara. Melihat dari sangat strategisnya wilayah ini, tidak menutup kemungkinan terjadinya berbagai konflik dan permasalahan yang timbul baik di suatu negara maupun antar negara yang berada atau berbatasan dengan Laut China Selatan. Untuk itu, pada 31 Oktober 2013 di Yogyakarta, diselenggarakan pertemuan antar negara-negara Laut China Selatan bertajuk:"The 9th Working Group Meeting on Study of Tides and Sea Level Change and Their Impacts on Coastal Environment in the South China Sea Affected by Potential Climate Change".
Working group ini telah dikenal oleh dunia internasional sebagai model untuk menyelesaikan konflik secara damai dan juga sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan negara-negara di wilayah Laut China Selatan. Sekretaris Utama Badan Informasi Geospasial, Ir. Budhy Andono Soenhadi, M.C.P., mewakili Kepala Badan Informasi Geospasial membuka acara ini.Dalam sambutan pembukaan, Budhy menyampaikan bahwa negara-negara Laut China Selatansudah menghasilkan banyak produk ilmiah baik dari salah satu negara maupun hasil dari kolaborasi dari beberapa negara. Dalam mengelola produk tersebut dengan baik, terutama produk yang berkaitan dengan informasi geospasial, diperlukan solusi agar produk tersebut dapat mudah diakses oleh masyarakat.Untuk itu, BIG menawarkan solusi dengan pendekatan geospasial melalui pertukaran data dan informasigeospasial sertaGeospatial Reference System yang disepakati oleh semua negara Laut China Selatan sebagai bagian dari solusi untuk permasalahan yang akan datang. Dengan menggunakan referensi geospasial yang sama akan mempermudah pertukaran data geospasial yang merupakan dasar untuk menyelesaikan masalah dan juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan Laut China Selatan.
Working group ditujukan juga untuk berbagi pengalaman dari ilmuwan-ilmuwan dari seluruh negara Laut China Selatan, diantaranya adalah Kepala Bidang Kelembagaan dan Simpul Jaringan Informasi Geospasial BIG, Dr. Antonius Bambang Wijanarto yang menyampaikan paparan tentang SDI for Regional Prosperity: "Collaborative Effort on Geospatial Information for Regional Prosperity"; danKepala BidangJaring Kontrol Gaya Beratdan Pasang SurutBIG, Dr. Ibnu Sofian yang menyampaikan tentang Estimation of Sea Level Rise by using an Oceanic General Circulation Model. Diharapkan dengan adanya pertemuan ilmiah ini,negara-negara di kawasan Laut China Selatan memiliki arah yang jelas bukan hanya untuk tujuan ilmiah tetapi juga utamanya untuk kesejahteraan regional di masa yang akan datang.
Oleh: Agung TM