Kenaikan permukaan air laut sebagai dampak utama dari pemanasan global menjadi ancaman utama terhadap kehidupan di abad 21. Kenaikan permukaan air laut mengakibatkan kawasan pesisir dataran rendah dan pulau-pulau kecil tenggelam.Para ilmuan meyakini bahwa pemanasan global menjadi salah salah satu pemicu utama berbagai bencana kelautan seperti angin topan,badai dan banjir. Dampak kenaikan permukaan air laut di kawasan Laut Cina Selatan cukup tinggi mengingat banyaknya kawasan pesisir dataran rendah dan pulau-pulau kecil di dalamnya. Kelak, kenaikan permukaan air laut akan mengakibatkan banyak orang kehilangan tempat tinggal dan merubah nasib mereka menjadi pengungsi.
Dalam membahas permasalahan terkait kenaikan permukaan air laut dan perubahan iklim di kawasan Laut Cina Selatan, para delegasi ilmuwan dari negara-negara di kawasan Laut Cina Selatan hadir dalam 8th Working Group Meeting of the Study of Tides and Sea Level Change and Their Impacts on Coastal Environment in the South China Sea affected by Potential Climate Change,pada 22 s.d. 23 Nopember 2012 di Bandung.
Menurut Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), Asep Karsidi, dalam sambutan pembukaannya, BIG sepenuhnya mendukung inisiatif dari Tim Kerja/Working Group ini untuk bergandeng tangan mengatasi isu permasalahan global khususnya di kawasan Laut Cina Selatan. Dengan kerjasama yang intensif antar ilmuwan akan membangun kepercayaan kuat dalam menangani berbagai konflik potensial di kawasan Laut Sina Selatan, tandas Asep.
Dalam pertemuan ini, Tim dari BIG yaitu Dr. Parluhutan Manurung dan Dr. Ibnu Sofian ikut tergabung sebagai delegasi dari Indonesia dan menyampaikan materi terkait perubahan iklim di kawasan Laut Cina Selatan. Selain itu, terkait isu di di bidang kelautan para ilmuwan BIG ikut berpartisipasi dalam pelatihan dan riset dalam proyek SEANET yang digalang oleh Cina dan Cina Taipei.
Oleh: Agung TM