Pemetaan wilayah Teluk Jakarta menjadi penting adanya, karena teluk ini merupakan bermuaranya 13 sungai yang membelah Kota Jakarta. Ekosistemnya menjadi sangat kompleks dengan berbagai kegiatan di dalamnya yang menyebabkan berbagai permasalahan lingkungan. Untuk itu BIG kembali memetakan wilayah ini dengan skala lebih detil yaitu 1:25.000.
Indonesia sebagai sebuah negeri maritim kepulauan dianugerahi Tuhan Yang Maha Esa banyak kekayaan, diantaranya berupa keanekaragaman sumber daya alam. Potensi ini harus dikelola dengan baik dan rasa tanggung jawab untuk kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia, baik di masa kini, maupun masa yang akan datang. Informasi Geospasial (IG) berperan disini supaya tujuan itu tercapai.
Undang-undang RI No. 4 Tahun 2011 tentang IG mengamanatkan Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai penyelenggara IG di Indonesia. IG yang tersedia harus diselenggarakan dengan tertib, terpadu, berhasil guna, dan berdaya guna sehingga terjamin keakuratan dan kemutakhirannya.
Salah satu data geospasial (DG) dan IG yang diselenggarakan BIG adalah Peta Lingkungan Pantai Indonesia (LPI). Peta ini merupakan peta dasar yang dapat digunakan untuk kegiatan inventarisasi dan evaluasi sumberdaya kelautan nasional, yang merupakan salah satu bagian dalam rangka pengelolaan sumberdaya laut nasional.
BIG, khususnya Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai (PKLP), mendapat amanah untuk menyediakan data dasar yang diwujudkan dalam peta LPI. Namun sampai saat ini, belum tersedia seluruhnya karena adanya berbagai keterbatasan waktu, biaya dan tenaga yang tersedia. Sementara wilayah laut yang akan dipetakan sangat luas.
Salah satu data dasar yang diperlukan dalam peta LPI adalah data batimetri. Data ini menyajikan angka dan hipsografi/kontur kedalaman sebagai representasi keadaan topografi dasar laut. Selain batimetri, Peta LPI menyajikan garis pantai, unsur-unsur buatan manusia, Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), dan unsur-unsur lainnya yang berada di wilayah pantai/ pesisir. Peta LPI yang dihasilkan BIG, selama ini dengan skala 1:250.000 dan skala 1:50.000, untuk mendapatkan kerapatan dan keakuratan informasinya, maka dibutuhkan skala yang lebih besar. Untuk itulah dilakukan pembuatan peta LPI skala 1:25.000 dengan penyelenggaraan kegiatan survei hidrografi dan pembuatan peta LPI Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) skala 1:25.000, khususnya Wilayah Teluk Jakarta (DKI Jakarta dan Jawa Barat) yang diselenggarakan di awal tahun 2014.
Pelaksanaan kegiatan meliputi berbagai tahapan, yaitu: 1) Survei Hidrografi, 2) Pembuatan dan Penyajian Kartografis Peta LPI, 3) Pembuatan Metadata Data survei dan peta LPI, 4) Validasi hasil akhir, 5) Koordinasi dan Pelaporan, serta 6) Tahapan Pemeliharaan. Pelaksanaan survei hidrografi dan pembuatan peta LPI Berbasis SIG skala 1:25.000 Wilayah Teluk Jakarta ini memiliki alur kerja yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan dalam tiap proses yang dilakukan. Data dan IG yang tersedia untuk wilayah pantai/pesisir, sesuai dengan kualitas teknologi pemetaan yang terkini. Diharapkan, hal ini bisa meningkatkan kualitas DG wilayah pantai dan kelautan.
Lokasi kegiatan survei hidrografi dan pembuatan Peta LPI Berbasis SIG Wilayah Teluk Jakarta ni mencakup 4 (empat) Nomor Lembar Peta (NLP), yaitu: Pulau Damar Besar (1210-031), Muara Gembong (1210-032), Ancol (1210-033), dan Tanjung Priok (1210-034). Cakupan pekerjaan meliputi panjang lajur 4531 dengan interval 250 dan 500, pengukuran pasang surut (pasut) dan Bench Mark (BM) sejumlah 4 titik, pengukuran arus di 4 titik, serta pengambilan sampel dasar laut sejumlah 211 lokasi.
Oleh: Agung TM