Sesuai amanat UU No. 4 Tahun 2011, Badan Informasi Geospasial (BIG) mempunyai kewajiban untuk menjamin ketersediaan IG yang dapat dipertanggungjawabkan dan mudah akses. BIG juga berkewajiban untuk mewujudkan penyelenggaraan IG yang yang berdaya guna dan berhasil guna melalui kerjasama, koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi. Salah satu upaya BIG untuk menyediakan IG yang dapat dipertanggungjawabkan adalah melalui pembinaan yang dilakukan terhadap berbagai pihak yang menyelenggarakan IGT.
Informasi Geospasial Tematik (IGT) dapat diselenggarakan oleh Instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan setiap orang melalui pembinaan dan integrasi dengan BIG. Oleh karenanya kegiatan pembinaan ini penting untuk dilakukan mengingat kegiatan tersebut merupakan bagian penting dari upaya BIG untuk mengontrol produk-produk informasi geospasial tematik yang beredar di publik, agar produk yang diterbitkan berkualitas dan informasinya dapat dipertanggungjawabkan. Salah satunya adalah pembinaan yang diberikan kepada kepada perusahaan pembuat alat peraga pendidikan, yang meliputi produk atlas, peta kewilayahan, dan globe. Pembinaan penting dilakukan mengingat alat peraga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar siswa.
Alat peraga mengubah materi pelajaran yang abstrak menjadi kongkrit dan realistik. Sehingga pembelajaran menggunakan alat peraga dapat mengoptimalkan fungsi seluruh panca indera siswa untuk meningkatkan efektivitas siswa dalam belajar dengan cara mendengar, melihat, meraba, dan menggunakan pikirannya secara logis dan realistis. Pelajaran tidak sekedar menerawang pada wilayah abstrak, melainkan sebagai proses empirik yang konkrit, realistik, serta menjadi bagian dari hidup yang tidak mudah dilupakan. Mengingat hal itu, BIG diwakili oleh Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas (PPTRA) melakukan kegiatan pembinaan perusahaan alat peraga pendidikan pada tanggal 19-21 Maret 2014. Perusahaan yang dibina adalah PT. Karya Pembina Swajaya, sebuah produsen alat peraga pendidikan di Surabaya yang sudah berdiri sejak tahun 1970. Tim dari BIG dipimpin langsung oleh Kepala Pusat PTRA, Titiek Suparwati, dengan didampingi oleh tiga staf teknis.
Produk atlas dan globe dari PT. KPS dapat dijumpai di beberapa toko buku dan tersebar luas secara nasional. Produk perusahaan ini juga menjadi acuan para siswa dari tingkat dasar sampai menengah untuk mengenal Indonesia dan dunia. Melalui produk alat peraga pendidikan, PT. KPS telah menjadi bagian dalam menyebarluaskan informasi geospasial (IG), sekaligus menjadi contoh nyata bahwa bisnis di bidang IG telah dilakukan sejak lama. Kegiatan pembinaan BIG diawali dengan sosialiasi UU No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial kepada pimpinan dan para karyawan PT. KPS. Materi tersebut cukup menarik karena informasi seputar UU IG merupakan hal yang baru bagi para penerbit atlas. BIG menekankan bahwa produk atlas dari penerbit harus menggunakan sumber data yang valid yaitu dari IGD BIG.
Tim BIG juga memberikan materi seputar pentingnya toponim dalam atlas. Untuk mendorong produk atlas dari penerbit yang lebih berkualitas, BIG memberikan beberapa acuan yang dapat dijadikan dasar bagi kartografer PT. KPS dalam penyusunan atlas. Data tersebut antara lain Peta NKRI; indikasi batas administrasi prov/kab/kota terbaru, termasuk lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) tentang kode dan data wilayah prov/kab/kota; dan model kerangka peta provinsi seluruh Indonesia, termasuk provinsi terbaru yaitu Kalimantan Utara. Model kerangka peta ini berisi lima informasi mendasar yakni : bentuk geometri wilayah, nama dan batas indikatif kab/kota terbaru, besaran skala, angka dan grid koordinatnya, serta informasi pulau-pulau kecil terluar yang selayaknya ditampilkan dalam atlas wilayah provinsi di Indonesia.
Kegiatan lain yang dilakukan adalah mengontrol kualitas Atlas Indonesia dan Dunia produk PT. KPS, yang dilakukan secara bersama-sama antara tim kontrol kualitas atlas BIG dengan para kartografer PT. KPS. Adapun kegiatan pembinaan ini disambut baik oleh pimpinan dan seluruh karyawan PT. KPS terutama kartografer perusahaan karena penting untuk meningkatkan kualitas atlasnya. Kepala Pusat PTRA, Titiek Suparwati pun mendorong kepada perusahaan penerbit atlas di Indonesia untuk menggunakan sumber data yang resmi dalam membangun atlas, terutama dari IGD BIG. Sebagai bagian untuk mewujudkan IG yang dapat dipertanggungjawabkan di masyarakat Indonesia.