Badan Informasi Geospasial (BIG) selesai petakan Kawasan Bandung Utara (KBU) dan sekitarnya Tahun 2013. Sebanyak 106 lembar Peta Rupabumi Skala 1:5.000 menyajikan informasi geospasial KBU dan sekitarnya dengan luas 515 km2 telah diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Peta tersebut sudah diserahkan kepada Pemrpov Jabar sebagai simpul jaringan informasi geospasial yang telah terhubung dengan simpul jaringan BIG, usai dipetakan. Namun secara simbolis penyerahan dilaksanakan pada Senin, 17 Maret 2014 di Kantor Gubernur Jawa Barat Gedung Sate, dengan memberikan foto udara tiga dimensi Kota Bandung dan Gunung Tangkuban Perahu, beserta kacamata tiga dimensinya. Penyerahan dilaksanakan oleh Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar (IGD) BIG, Dodi Sukmayadi kepada Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar.
Kawasan dengan luas 38.543,33 ha ini sangat penting dalam suplai air tanah bagi wilayah Bandung. Sekitar 60% air tanah Cekungan Bandung disuplai dari kawasan ini, dan sisanya sekitar 40% dipenuhi dari Kawasan Bandung Selatan. Kawasan ini dibatasi barisan Gunung Burangrang, Masigit, Gedogan, Sunda, Tangkubanparahu dan Manglayang, berada pada ketinggian sekitar 750 s.d 1.000 m dpl. Oleh karena itu Kawasan Bandung Utara (KBU) perlu dipetakan secara detil untuk mendukung penyusunan RDTR wilayahnya.
Dalam sambutan pembukaannya Deddy Mizwar mengungkapkan apresiasinya kepada BIG dan harapannya terhadap informasi geospasial yang telah ada di simpul jaringan bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin. Sementara Dodi Sukmayadi dalam paparannya, menunjukkan Peta Rupabumi skala 1 : 5.000 Kawasan Bandung Utara (KBU) hasil pemetaan BIG tahun 2013 melalui Indonesia Geospasial Portal (Ina-Geoportal), portal geospasial milik Indonesia. Unsur-unsur yang terkandung di dalam peta tersebut antara lain tema unsur bangunan dan fasilitas umum, tema unsur transportasi dan utilitas, tema unsur hipsografi, tema unsur batas wilayah, tema unsur penutup lahan, tema unsur perairan dan garis pantai, serta tema unsur nama rupabumi.
“Data dari BIG ini sudah pasti akurat, jadi tidak debatable lagi” tandas Deddy melihat informasi geospasial yang disajikan BIG. Ia mengemukakan meskipun belum banyak memahami mengenai IG, namun ia sangat berharap data mengenai kota Bandung, dan Jawa Barat bisa selesai lebih cepat. Hal itu ia ungkapkan karena data IG ini tentunya akan banyak membantu dalam proses pengambilan keputusan di pemerintahan Provinsi Jabar, tentunya. Apalagi dengan adanya bencana longsor, banjir, serta persoalan terkait tata ruang di Bandung, ataupun Jawa Barat tentu akan terbantu melalui data IG yang akurat dan aktual.
Tahun 2014 ini BIG sudah mencanangkan untuk memetakan wilayah Bandung Selatan pada skala 1 : 5.000, namun belum seluruh wilayah Jabar terpetakan, untuk itu diperlukan dukungan dari Pemprov Jabar dalam pembiayaan maupun SDM pelaksananya. Diharapkan dalam beberapa tahun ke depan Kota Bandung akan selesai seluruhnya, bahkan sampai skala 1 : 1000. Kerjasama antara BIG dengan PemProv Jabar memang sudah terjalin lama, dan diharapkan dengan adanya pertemuan-pertemuan lanjutan dengan bahasan yang lebih detil akan semakin meningkatkan kinerja dan hubungan kedua pihak.
“Ke depannya BIG akan memperkaya data informasi geospasial di wilayah Jawa Barat pada resolusi tinggi, serta membantu dalam peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) di PemProv Jabar, termasuk kapasitas kelembagaannya untuk pemanfaatan data IG” jelas Dodi terkait tindak lanjut dari pertemuan pada hari itu. Dengan semakin terbukanya daerah-daerah serta Kementerian/Lembaga (K/L) terkait pentingnya IG yang akurat dan detil dalam aspek pemerintahan, tentu peran BIG akan semakin besar. Dengan demikian one map policy akan semakin cepat terwujud.