Dalam bidang informasi geospasial BIG telah telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, mulai akademisi, swasta, K/L, Pemda hingga masyarakat umum. Dalam penyelenggaraan informasi geospasial, salah satu sumber data yang digunakan adalah data penginderaan jauh. Untuk itu kerja sama BIG yang sudah dilakukan dengan UGM akan dikembangkan dengan Universitas Queensland.
Kerja sama BIG dengan UGM sudah berlangsung dalam berbagai bidang diantaranya dalam pemanfaatan data penginderaan jauh (inderaja). Kerja sama ini akan dikembangkan dengan Universitas Queensland (UQ). Senin, 17 Februari 2014, dilaksanakan diskusi dalam rangkaian kunjungan kerja dari UQ yang diwakili oleh Professor Stuart Phinn dan Dr. Chris Roelfsama dan dari UGM diwakili oleh Dr. Projo Danoedoro, Ketua PUSPICS sekaligus Dosen FGE UGM.
Diskusi dilakukan dengan Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik BIGyang diwakili oleh Dr. Gatot Haryo Pramono, Kepala Bidang Pemetaan dan Integrasi TematikDarat, untuk membicarakan bentuk kerjasama yang akan dilakukan. Beberapa topik penelitian yang dapat dikembangkanuntuk membantu percepatan pelaksanaan tugas BIG, diantaranya untuk monitoring penutup lahan dan pengembangan pemetaan sumberdaya pesisir dan laut serta penghitungan biomas. Selain itu akan dikembangkan kerja sama pendidikan pada tingkat master dan doktor, pelatihan riset, kursus singkatdan pendampingan teknis dalam aplikasi penginderaan jauh bagi pegawai BIG serta sumber biaya yang bersumber dari kedua belah pihak, Indonesia dan Australia
Diskusi tersebut ditingkatkan dengan Kepala BIG Dr. Asep Karsidi di ruang kerjanya. Kepala BIG menyambut baik maksud kerjasama ini dan berharap pihak UQ dapat membantu dalam penyusunan standar pemetaan termasuk dalam pemrosesan citra tegak resolusi tinggi, disamping topik-topik penelitian yang telah disepakati. Kepala BIG menyampaikan tentang kebijakan satu peta (one map policy) terkait dengan pemetaan tematik serta posisi BIG sebagai penyelenggara Informasi Geospasial Dasar (IGD) dimana semua informasi geospasial tematik yang ada di Indonesia harus dibuat dengan mengacu pada IGD. Selanjutnya Asep Karsidi juga menyambut baik peluang untuk peningkatan kapasitas sumberdaya manusia di BIG melalui pendidikan pada tingkat master maupun doktor, termasuk kemudahan pelaksanaan pendidikan yang ditawarkan dari pihak UGM hingga sandwich progam dengan antara UQ dan UGM. Disampaikan pula bahwa beasiswa pendidikan telah tersedia melalui beasiswa dari Kementerian Riset dan Teknologi. Sebagai penutup, Kepala BIG berpesan untuk menjajagi penyusunan Nota Kesepakatan Bersama untuk mewadahi kerjasama antara BIG, UGM dan UQ.
Rencana tindak lanjut diskusi ini adalah membuat detil agenda riset BIG, UGM, dan UQ mengenai ketiga tema pilihan diatas pada Juni 2014; UQ dan UGM akan membantu BIG dalam membangun standar dan metode baku berdasarkan hasil riset sampai September 2014; membuat addendum dari MoU yang ada (BIG - UGM dan UGM - UQ) sampai April 2014; danUGM dan UQ mengkaji metode pengelolaan data inderaja citra tegak antara BIG dan LAPAN.