Perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang cepat sangat mendukung penyelenggaraan Informasi Geospasial. Penyelenggaraan IG yang dilakukan berupa pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan pengamanan, penyebarluasan, dan penggunaan Data Geospasial (DG) dan Informasi Geospasial (IG).
Badan Informasi Geospasial (BIG) berdasarkan UU No. 4 Tahun 2011 mendapat tugas sebagai penyelenggara IG Dasar (IGD) dan membina instansi lain yang menjadi penyelenggara IG Tematik (IGT) serta membangun Infrastruktur IG (IIG) guna memudahkan akses oleh seluruh pengguna IG. Walhasil, seluruh penyelenggaraan IG ini, banyak bersentuhan dengan TI, baik dari sistem informasi pendukungnya, jaringan informasinya, maupun rekayasa perangkat lunak untuk meningkatkan keefektifan dan keefisienannya.
Untuk menggalang sinergi praktisi IG dengan Dunia Akademis beserta risetnya, Kementerian/ Lembaga (K/L), Pemerintah Daerah, dan kalangan bisnis yang terkait IG dan TI, BIG bersama Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor menyelenggarakan Seminar GeoKampus bertema "Teknologi Informatika dalam Penyelenggaraan Informasi Geospasial" di Kampus UIKA Bogor pada Sabtu, 7 Desember 2013. Acara ini diikuti sekitar 200 (dua ratus) peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa dari sejumlah Perguruan Tinggi di Bogor, swasta terkait, dan lain sebagainya.
Secara resmi, acara dibuka oleh Rektor UIKA, Prof. Ending Bahrudin dilanjutkan dengan keynote speech oleh Kepala BIG, Asep Karsidi dan presentasi dari Prof. Mazlan Hashem dari UTM Malaysia. Prof. Ending dalam sambutannya berharap adanya MoU antara UIKA dengan BIG sebagai langkah sinergi antara dunia akademis dengan dengan BIG sebagai penyelenggara IG.
Sementara itu, Asep Karsidi dalam keynote speech-nya menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara yang bervisi jauh ke depan berkaitan dengan teknologi. BIG sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang ditugaskan sebagai penyelenggara IG mutlak membutuhkan dukungan teknologi, khususnya teknologi informatika (TI). Dari sisi TI, kita harus bisa mengembangkan hardware dan software supaya tidak tergantung pada produk TI dari luar. Asep Karsidi menambahkan bahwa IG yang ditampilkan tidak lagi dalam bentuk kertas, tapi dalam bentuk dijital.
Presentasi Prof. Mazlan Hashem yang dibawakan oleh Prof. Fahmi Amhar menekankan bahwa TI berpengaruh banyak dalam IG, yaitu berupa; penciptaan IG, pengolahan IG, penghubungan dengan internet, dan pemutakhiran IG. Acara dilanjutkan dengan presentasi sekitar 14 (empat belas) paper terkait IG dan TI yang dipresentasikan oleh para pakar, antara lain: Prof. Fahmi Amhar (Peneliti BIG), Dewayani (Peneliti BIG dan Ketua Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh Indonesia/MAPIN), Budi Susetyo (Ketua Jurusan Teknik UIKA), dan lainnya.
Oleh: Agung TM