Kabupaten Bojonegoro memiliki banyak potensi sumber daya alam dan minyak bumi, namun masih sering dilanda banjir. Untuk mengelola sumberdayanya, kabupaten ini ingin mengaplikasikan Ina-GRES (Indonesian Green and Resilient Cities) yaitu sebuah program kota hijau yang berkalnjutan, dimana pertumbuhan pembangunannya mengacu pada ketahanan yang mampu kembali pada keadaan semula jika ada goncangan. InaGRES fokus pada adaptasi terhadap perubahan iklim, dengan mengacu pada IG.
BIG pada Rabu, 9 Oktober 2013 menyelenggarakan sosialisasi tentang InaGRES dan Pembangunan Simpul Jaringan Informasi Geospasial di Kabupaten Bojonegoro. Acara kerjasama antara BIG dan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro ini diselenggarakan di Ruang Angling Dharma Kantor Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dengan dihadiri sekitar 150 (seratus lima puluh) peserta dari SKPD, TNI dan Polri di Pemerintah Kabupaten Bojonegoro.
Acara sosialisasi dibuka oleh Bupati Bojonegoro, H. Suyoto dan dihadiri oleh Kepala BIG, Asep Karsidi, Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial (IIG) BIG, Yusuf Surachman Djajadihardja, dan Kepala Pusat Penyebarluasan dan Pengelolaan Informasi Geospasial (PPIG), Dodi Sukmayadi, serta Peneliti Utama LIPI Prof. Jan Sopaheluwaken.
Dalam pembukaannya, Suyoto menjelaskan bahwa Kabupaten Bojonegoro sebagai kabupaten yang sering dilanda banjir tertarik dengan konsep InaGRES sebagai kota hijau dan inovatif. Sebagai salah satu lumbung padi nasional, Kabupaten Bojonegoro memiliki banyak potensi (pertanian, peternakan, tambang minyak bumi, dan lain sebagainya). Kondisi ini memerlukan IG untuk mengelolanya. Hal ini karena pengembangan yang berkelanjutan harus mengacu pada IG. Pesan Suyoto, "bukan berapa banyak uang yang kita miliki, tetapi bagaimana kita membelanjakan/menggunakan secara efektif untuk pembangunan yang berkelanjutan".
Kepala BIG Asep Karsidi dalam sambutannya menekankan bahwa IG harus merujuk pada data yang sama supaya mudah diakses, bisa diintegrasikan dan dibagipakai serta dapat dipertanggung-jawabkan. Program Multi Years Indonesian Green dan Resilient Cities/ InaGRES 2013-2020 yang diinisiasi BIG bersama Kemenristek merupakan contoh bagaimana membangun kota yang memperhatikan lingkungan hijau untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan bersama, bersama IG tentunya.
Sebagaimana diketahui, terjadi masifikasi penggunaan IG (end-to-end) dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaksanaan pembangunan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Hal ini karena terjadi keberlanjutan dan kelembagaan informasi geospasial dan pengetahuan berbasis geospasial dalam menjawab tantangan ketahanan manusia dan lingkungan.
Sementara, Deputi Bidang IIG BIG Yusuf Surachman menjelaskan tentang bagaimana mengintegrasikan berbagai data dan informasi ke dalam 1 (satu) peta, Ina-Geoportal solusinya. Saat ini, sudah ada 25 (dua puluh lima) institusi yang berbagi pakai data secara online di Ina-Geoportal yang dikelola BIG, diantaranya Kementerian Perhubungan, dan PU.
Acara ini terselenggara sebagai tindak lanjut kunjungan Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial (IIG) BIG, Yusuf Surachman Djajadiharja pada 19 September 2013 di Kabupaten Bojonegoro terkait kegiatan InaGRES di Jawa Timur. Pemerintah Kabupaten Bojonegoro tertarik pada kegiatan InaGRES tersebut dan ingin mengaplikasikannya di Kabupaten Bojonegoro.
Dalam acara tersebut dilakukan juga demo aplikasi Ina-Geoportal oleh Kepala Pusat PPIG BIG, Dodi Sukmayadi, dengan mengambil contoh aplikasi sebaran hotel/penginapan di Kabupaten Bojonegoro serta peta jalur mudik di Pulau Jawa.
BIG dengan aplikasi Ina-Geoportal-nya, mempunyai misi agar data dan informasi geospasial di seluruh wilayah NKRI dapat lebih mudah diakses oleh pihak yang berhak dan terintegrasi dalam satu sistem georeferensi nasional. Tentu saja, niat mulia ini dalam rangka mewujudkan good governance dan mewujudkan administrasi yang efektif dan efisien. Sehingga, baik penataan ruang, pengelolaan SDA, perlindungan terhadap lingkungan, mitigasi bencana, dan pembangunan ekonomi Indonesia bisa lebih optimal pelaksanaannya.
Selanjutnya, Peneliti Utama LIPI, Prof. Jan Sopaheluwaken dalam presentasinya membandingkan bagaimana Bojonegoro dari masa ke masa serta bagaimana Bojonegoro pada tahun 2045 jika menerapkan InaGRES. Prof. Jan menjelaskan tentang konsep pengembangan kota hijau yang berkelanjutan. Para peserta sosialisasi tertarik dengan proyek ini, mengingat hal ini sangat dibutuhkan untuk pembangunan Kabupaten Bojonegoro yang efektif, efisien dan berkelanjutan. Bupati Bojonegoro H. Suyoto menginstruksikan seluruh jajaran di bawahnya untuk berdiskusi secara langsung dengan tim dari BIG untuk membahas hal teknis terkait pembangunan simpul jaringan dan InaGRES.
Oleh: Agung TM