Bimbingan dan pelatihan tentang informasi geospasial (IG) sangat diperlukan khususnya bagi para pengajar geografi. Untuk itu diperlukan peningkatan kapasitas pengajar geografi agar para siswa/pelajar dapat memahami geografi dan lingkungannya terutama wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehubungan dengan itu Badan Informasi Geospasial (BIG) mengadakan kegiatan Workshop Geospasial Peningkatan Kapasitas Guru Geografi.
Pada Undang-Undang Nomor 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial menyatakan bahwa BIG melakukan pembinaan mengenai pemaknaan, pengarahan, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan Informasi Geospasial. Pembinaan penyelenggaraan Informasi Geospasial dilakukan kepada penyelenggara Informasi Geospasial Tematik dan pengguna Informasi Geospasial, termasuk didalamnya pemberian bimbingan, supervisi, pendidikan dan pelatihan.
Workshop geospasial ini juga merupakan rangkaian acara Asian Conference on Remote Sensing (ACRS) ke-34 yang diselenggarakan di Bali. Workshop ini merupakan kerjasama antara Badan Informasi Geospasial (BIG) dengan Universitas Udayana (Unud). Acara dibuka dengan pemukulan gong oleh Prof. Aris Poniman, Peneliti Utama BIG sebagai perwakilan dari BIG dan Prof. Dr. I Nyoman Rai, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana sebagai perwakilan Unud.
Dalam sambutan pembukaan, Rai menjelaskan pentingnya penggunakan teknologi Remote Sensing (RS) dan Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk berbagai keperluan, terutama di bidang pertanian dari pemantauan masa tanam hingga panen, bahkan perhitungan asuransinya. Sementara itu Aris Poniman menjelaskan pentingnya peningkatan kapasitas SDM di bidang informasi geospasial, terutama kepada para guru geografi, dosen dan mahasiswa kebumian di Denpasar Bali. Diperlukan adanya sinergi antara penyelenggara IG dengan SDM-nya serta pihak pencetak SDM IG, yaitu pada dosen kebumian dan guru geografi sebagai akar pencetak SDM IG, lanjut Aris Poniman.
Workshop yang diselenggarakan di Werdhapura Sanur, Bali, 25 Oktober 2013 ini dihadiri oleh lebih dari 100 peserta yang terdiri dari guru geografi SMA di Kota Denpasar dan sekitarnya serta dosen dan mahasiswa bidang kebumian Universitas Udayana.
Dengan mengikuti workshop ini, para peserta dapat memperoleh bekal ilmu di bidang informasi geospasial antara lain mengenai:
Pada paparannya, Indayati mengatakan bahwa untuk menjadikan anak usia sekolah paham akan kondisi wilayahnya atau paham akan geografi maka diperlukan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia perpetaan. Selanjutnya, Gede Anom, mengatakan bahwa Denpasar masih kekurangan staf pengajar untuk mata pelajaran geografi, dan untuk itu meminta agar BIG melakukan pelatihan tentang informasi geospasial bagi para guru geografi. Sementara itu Wiwin Ambawulan menjelaskan mengenai cara membaca peta Rupabumi Indonesia dan penggunaan GPS sebagai bekal dasar dalam memahami informasi geospasial. Sebelumnya para peserta workshop geospasial tersebut diberikan produk geospasial BIG diantaranya peta NKRI dan peta Rupabumi Indonesia.