Petuah bijak mengatakan bahwa “alam adalah milik anak cucu yang dititipkan kepada kita generasi sekarang”. Karenanya, kita harus menjaga keberlangsungan alam sekitar agar tetap lestari dan anak cucu kita bisa menikmati. Opini ini harus disebarkan agar terjadi kesadaran umum bahwa manusia harus memainkan peran sebagai rahmat bagi alam semesta.
|
Bertolak dari adanya kesadaran untuk peduli lingkungan, pengurus Korpri BIG mengadakan acara ceramah dan dialog bersama Prof. Dr. Meutia Hatta pada Selasa 7 Mei 2013 di Aula Utama BIG Cibinong. Tema yang diusung adalah “Peranan Orang Tua dalam Mendidik Anak Peduli Lingkungan” dan dihadiri sejumlah pegawai serta Dharma Wanita Persatuan (DWP) BIG. Acara ini diselenggarakan dalam rangkaian peringatan Hari Bumi dan Hari Pendidikan Nasional.
Sekretaris Utama BIG Ir. Budhy Andono Soenhadi, M.C.P dalam sambutannya menjelaskan bahwa BIG sebagai penyedia data dan informasi geospasial telah beberapa kali mengadakan kerjasama dengan Prof. Meutia, terutama terkait dengan kegiatan Ekspedisi Geografi Indonesia (EGI) 2013. Kegiatan survei dan penelitian ini mengkaji aspek Abiotik, Biotik dan Culture (ABC) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung, Pasanggrahan dan Cikeas. Untuk Sungai Cikeas, sungai ini menjadi pembatas kecamatan lokasi kantor BIG yakni Cibinong dan Citeureup. Sedangkan Sungai Ciliwung menjadi pembatas Kecamatan Cibinong dan Bojong Gede. Walhasil, perlu pemahaman bersama khususnya kepada para pegawai BIG untuk berperan aktif peduli kebersihan lingkungan mengingat lokasi kantor dan tempat tinggal pegawai BIG berada di daerah dekat sungai.
|
Sementara itu, Prof. Meutia Hatta memaparkan bahwa masalah kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan khususnya sampah di sekitar sungai telah menjadi penyebab banjir dan masalah lingkungan lain, yakni kesehatan. Sampah yang berasal dari Bogor, menyebabkan banjir di Jakarta. Karena itu, hendaknya para orang tua bisa memberikan pemahaman tentang pentingnya kepedulian terhadap lingkungan masing-masing kepada anak-anak. Harapannya, mereka akan membantu mengatasi permasalahan lingkungan, khususnya sampah.
Para peserta sangat antusias mengikuti acara dialog, apalagi Dr. Suprajaka sebagai moderator piawai dalam membawakan acara. Ada beberapa poin untuk mengatasi permasalahan sampah; pertama berupa kesadaran individu yang ditanamkan oleh orang tua dan lingkungan untuk menjaga alam, kedua kesadaran umum untuk melestarikan alam dan saling mengingatkan, dan ketiga berupa kebijakan secara struktural dan sistemik dari pemerintah sehingga pembangunan mengacu pada pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Konsep ini mengintegrasikan 3 (tiga) pilar pembangunan yakni: ekonomi, lingkungan dan sosial dengan pengembangan 2 (dua) strategi yakni: green growth dan green economy (ekonomi hijau).
Oleh: Agung TM