Indonesia merupakan negara kepulauan dengan segala kekayaan sumberdaya alam dan sumberdaya lainya yang harus dikelola baik untuk menjadi sumber kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia baik dimasa kini maupun di masa mendatang. Untuk mengelola sumber daya tersebut diperlukan teknologi pengelolaan data dan informasi Geospasial. Informasi Geospasial sebagai informasi yang terkait dengan keruangan dan wilayah, menjadi penting karena banyak aktivitas terkait dengan aspek keruangan. Ketersediaan Informasi Geospasial mampu memberikan gambaran ketersediaan dan persebaran berbagai sumberdaya yang dimiliki, sebagai modal utama pembangunan wilayah, sehingga dapat diinventarisasi untuk menentukan kebijakan yang tepat serta sebagai dasar perencanaan pembangunan.
Dalam pelaksanaan penyelenggaraan Informasi Geospasial harus dapat menjamin ketersediaan dan akses untuk pengguna yang akan memanfaatkan untuk proses pembangunan. Keakurasian Informasi Geospasial harus dapat dipertanggungwabkan untuk dijadikan sebagai dasar informasi pembangunan. Guna mewujudkan hal tersebut, penyelenggaraannya harus melalui kerjasama, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi. Untuk itu keberadaan Informasi Geospasial sebagai referensi tunggal dasar spasial (One Map Policy) dapat betul-betul terwujud dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dengan adanya Kebijakan satu peta ini, diharapkan terintegrasinya sejumlah sistem referensi yang memungkinkan pengguna yang berhak untuk mencari, mengakses dan menggunakan informasi geospasial yang lengkap, standar dan teliti secara mudah dan murah. Selain itu dengan adanya kebijakan ini dapat memfasilitasi pemanfaatan secara berbagi pakai (sharing) dan pemanfaatan untuk mendukung pengambilan keputusan di berbagai tingkatan dalam berbagai keperluan. Demikian sambutan Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, yang dibacakan oleh Deputi Bidang Pendayagunaan Iptek Kemenristek, Idwan Suhardi, pada acara Talkshow “ Pemetaan Terintegrasi untuk kesejahteraan rakyat” yang di selenggarakan BIG bekerjasama dengan Majalah Sains Indonesia, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Kementerian Riset dan Teknologi serta PT. Bhumi Prasaja di Cafe Daun Cikini Jakarta (24/9/2012).
Selanjutnya Menristek mengatakan, Untuk mendorong proses pembangunan agar dapat mensejahterakan segenap rakyat dapat lebih cepat terwujud, pemerintah telah mencanangkan program MP3EI. Tujuan utamanya adalah melakukan upaya-upaya sinergi dan refocusing untuk mempercepat dan memperluas pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan nilai tambah dari produk-produk ekonomi yang dihasilkan. MP3EI dirumuskan dengan menitik beratkan pada percepatan transformasi ekonomi dengan pendekatan peningkatan value added, mendorong inovasi, mengintegrasikan pendekatan sektoral dan regional, serta memfasilitasi percepatan investasi swasta sesuai dengan dukungan yang dibutuhkan.
Exploitasi dan explorasi sumberdaya alam yang dilakukan secara besar-besaran tanpa mengindahkan daya dukung lingkungan dan nilai tambah yang dihasilkannya, akan menyebabkan tingkat kerusakan lingkungan yang sangat besar dan biaya yang harus ditanggung oleh generasi anak-cucu kita nantinya akan lebih besar dari pertumbuhan ekonomi yang kita hasilkan saat ini.
Disinilah peran Informasi Geospasial untuk mendukung program MP3EI. Program MP3EI sangat menekankan pembangunan pada setiap koridor ekonomi yang berbasis keunggulan wilayah yang ada dikoridor tersebut. Informasi tentang keunggulan dan potensi wilayah yang merupakan salah satu jenis informasi geospasial, haruslah menjadi dasar perumusan program dan aktivitas pembangunan. Untuk meyakinkan terjadinya pembangunan yang berkelanjutan dengan memperhatikan aspek-aspek lingkungan, maka Informasi Geospasial yang menyajikan berbagai ragiam informasi terkait ruang kebumian mutlak diperlukan. Kita harus memanfaatkan Informasi Geospasial sebagai salah satu referensi pengambilan keputusan terkait dengan optimalisasi tata-ruang, potensi sumberdaya alam dan daya dukung lingkungan yang ada di masing-masing daerah.
Pada Takshow tersebut Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), Asep Karsidi mengatakan BIG membangun dan menyiapkan Infrastuktur data spasial untuk mendukung perencanaan pembagunan. Informasi Geospasial Dasar yang dibangun BIG merupakan rujukan bagi penyelenggara dan pengguna Informasi Geospasial tematik, Jika tidak merujuk ke Informasi Geospasial Dasar BIG, maka data dan informasi Geospasial tersebut secara teknis tidak bisa di berbagipakai dengan instansi/institusi lain.Sementara itu Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan rakyat, Indroyono Susilo mengatakan, Saat ini penggunaan Informasi Geospasial pada Instansi Pemerintah masih minim, Instansi yang sering memanfaatkan data dan Informasi Geospasial diantaranya Kementerian Pekerjaan Umum. Selanjutnya Indroyono menambahkan, Informasi Geospasial yang saat ini sudah dibangun BIG sangat bagus untuk digunakan di level Kabupaten dan Provinsi.
Selain menghadirkan Sesmenko Kesra, Kepala BIG dan Deputi Bidang Pendayagunaan Iptek Kemenristek, talkshow tersebut juga menghadirkan Kepala Balitbangnovda Sumsel, Ekowati Retnaningsih serta dari pihak swasta, Direktur Utama PT. Bhumi Prasaja, Rasjid Aladin. Acara talkshow dihadiri oleh lebih dari 70 undangan dari Kementerian/ Lembaga, Swasta dan Para Jurnalis.
Oleh: Yudi Irwanto & Agung TM