Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dengan atribut “pusat” pemerintahan, niaga, serta distribusi barang dan jasa merupakan daerah yang unik secara ruang wilayah. Unik karena apabila DKI Jakarta dilanda banjir, akan muncul kekisruhan banyak aktivitas, kerugian ekonomi hingga kegaduhan sosial.Kondisi DKI Jakarta sebagai daerah yang rawan terkena banjir memerlukan penanganan yang komprehensif agar langkah yang diambil untuk menangani permasalahan di kota metropolitan DKI Jakarta tepat sasaran.
Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai penyelenggara Informasi Geospasial (IG) terpanggil untuk ikut serta mengatasi permasalahan DKI Jakarta dengan pendekatan geospasial atau ruang kebumian. Secara lebih spesifik kegiatan yang dimaksud berupa Ekspedisi Geografi Indonesia (EGI) dengan tema “Selamatkan Jakarta dari Banjir dan Menjamin Sumber Air Baku”. Ekspedisi geografi ini akan menjelajahi Daerah Aliran Sungai(DAS) yang melewai DKI Jakarta yaitu: DASCiliwung, Cikeas Bekasi dan Cisadane, serta Pesanggrahan. Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan pemahaman kepada para pemangku kepentingan untuk mencegah dan mengurangi risiko kerugian akibat banjir yang sering melanda dengan tetap mengedepankan pembangunan wilayah secara berkelanjutan.
Bertempat di Hotel Santika Jakarta, BIG mengadakan acara Diskusi Penajaman EGI 2013 pada Kamis 4 April 2013. Acara ini diadakan sebagai pembekalan pelaksanaan EGI 2013 yang akan dilaksanakan tanggal 6-14 April 2013 dengan mengikutsertakan tim yang nantinya akan ikut EGI dari BIG dan instansi lain (TNI, UI, Waindo dan lain-lain). Acara diskusi diawali dengan pemaparan EGI 2013 oleh Deputi Informasi Geospasial Tematik (IGT) BIG, Priyadi Kardono. Dijelaskan bahwa tim EGI 2013 ini merupakan kerjasama dan sinergi antar lembaga, swasta, akademisi dan umum dalam menganalisa, merumuskan dan mendeskripsikan fenomena banjir di Jakarta. Diharapkan dari kegiatan EGI 2013 dapat memberikan masukan dari berbagai kepentingan untuk pengelolaan banjir dan sumberdaya air baku di kawasan Jabodetabek. Masukan ini diharapkan menjadi rumusan technical solution guna pengurangan risiko banjir dengan memanfaatkansumberdaya air untuk kepentingan masyarakat baik koridor hulu, tengah dan hilir, dengan IG tentunya.
Acara dibuka secara resmi oleh Kepala BIG, Asep Karsidi. Asep Karsidi berpesan kepada sekitar 30 (tiga puluh) peserta Diskusi Penajaman EGI 2013 bahwa banjir DKI Jakarta dapat dilihat dari aspek Abiotik, Biotik dan Culture (ABC). Aspek Biotik adalah aspek lingkungan fisik sumberdaya alam. Aspek Biotik berkaitan dengan aspek lingkungan hayati sumberdaya alam. Sedangkan aspek Culture merupakan perilaku masyarakat yang hidup di suatu wilayah, khususnya yang tinggal di daerah sekitar 3 (tiga) DAS yang melewati DKI Jakarta.
Asep Karsidi berpesan agar kajian ABC pada EGI 2013 harus diintegrasikan secara mendasar dengan aspek keruangan supaya lebih komprehensif. Secara simbolik, Asep Karsidi menyerahkan perlengkapan EGI kepada salah seorang anggota tim ekspedisi dari TNI AD, Kol. Hendro Karyorto. Sesi diskusi diawali dengan penjelasan teknis pelaksanaan EGI 2013 oleh Kepala Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik, Nurwadjedi, dilanjutkan dengan diskusi dengan narasumber H. Chaerudin ‘Mang Idin’, seorang praktisi lingkungan dan Eko Kusratmoko, ahli geografi dari Universitas Indonesia.
Oleh: Agung TM